WahanaNews.co | Tsamara Amany dituding kadrun, sebutan warganet bagi kelompok anti-Jokowi, usai memutuskan keluar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Menanggapi soal itu, Tsamara mengaku terkejut dengan berbagai serangan yang ia terima. Terlebih lagi, serangan itu juga menyasar ke suaminya, Ismail Fajrie Alatas.
Baca Juga:
Erick Thohir Dinilai Layak Masuk Bursa Cawapres
"Saya enggak menyangka karena selama saya berkarier di politik saya selalu percaya bahwa Indonesia itu tempat di mana toleransi itu ada," kata Tsamara, Selasa (26/4) malam.
Tsamara mengaku sebenarnya tak masalah mendapat label apa pun, termasuk kadrun. Namun, ia tak terima saat serangan berbau rasialisme.
Mahasiswa Universitas New York itu mengatakan cuitan tersebut mengandung ancaman pemusnahan etnis. Dia merasa perlu berbicara lantang untuk menentang hal tersebut.
Baca Juga:
Dugaan Lesti Kejora 'Prank' KDRT se-Indonesia, Ini Respons Tsamara Amany
"Kenapa saya sampai mention Polri itu bukan karena label yang diberikan kepada saya, tetapi yang lebih parah yang menyerang itu menyampaikan hate speech dan dia mengatakan mau melakukan eksterminasi seperti yang dilakukan Nazi di Jerman," ujarnya.
Meski demikian, Tsamara mengaku tak berniat membawa kasus tersebut ke jalur hukum. Dia memilih untuk melanjutkan aktivismenya di bidang perempuan.
"Saya hanya berharap hate speech tidak ada lagi. Saya menolak rasisme dan hate speech pada siapa pun, apa pun ras, suku, golongan, atau agamanya," tutur Tsamara.
"Kita ini sama-sama Indonesia," tutup Tsamara.
Sebelumnya, Tsamara mendapat serangan dari sejumlah pihak usai memutuskan keluar dari PSI. Sejumlah warganet menudingnya pro Anies Baswedan dan anti-Jokowi.
Tsamara dan suaminya mendapat label kadrun-sebutan warganet untuk kelompok anti-Jokowi. Beberapa warganet juga menyebut Tsamara antek Yaman. [rsy]