WahanaNews.co | Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkapkan memang ada perbedaan nilai pembayaran commitment fee negara-negara Asia dan Eropa sebagai tuan rumah Formula E. Pernyataan ini menyusul kritik dari fraksi PSI yang mempertanyakan besarnya nilai commitment fee yang harus dibayarkan Jakarta selama 5 tahun.
"Ya memang berbeda antara Asia sama Eropa sudah ada aturannya, silakan dicek ke Formula E langsung atau ke Jakpro atau Dispora," ucap singkat Riza pada Selasa (21/9) malam.
Baca Juga:
Riza Patria Jadi Ketua Timses RK-Suswono, Ungkap Pesan dari Prabowo
Merdeka.com telah mencoba menghubungi Fraksi PSI terkait data commitment fee dari berbagai negara, yang dirangkum PSI. Namun Wakil Ketua Komisi E, Anggaran Wicitra Sastroamidjojo belum merespons.
Sebelumnya Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta mempertanyakan tingginya biaya commitment fee Formula E yang ditanggung APBD Jakarta. Sementara di beberapa kota penyelenggara Formula E beban commitment fee tidak setinggi di Jakarta, bahkan di Roma, dibebaskan kewajiban ini hingga 2025.
"Ini patut dipertanyakan, mengapa biaya commitment fee Formula E Jakarta sangat tinggi dan jelas membebani APBD Jakarta," ujar Wakil Ketua Komisi E dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Kamis (16/9).
Baca Juga:
Disebut Ada Sekda Bayangan, Riza Patria: Kami Bersinergi Positif
Ara menyebutkan contoh beberapa kota tuan rumah Formula E tidak dibebankan commitment fee yaitu New York, Amerika Serikat, Roma, Italia.
Sementara penyelenggaraan Formula E di Montreal, Kanada hanya terdapat biaya Nomination fees for the City of Montreal sebesar C$151,000 atau setara Rp1,7 miliar dan race fees sebesar C$1,5 juta atau setara Rp17 miliar, dengan total biaya sebesar Rp18,7 miliar.
"Pemprov DKI Jakarta dan PT Jakpro patut jeli dan mempertanyakan mengapa penerapan biaya komitmen fee di berbagai kota berbeda?" ujar Ara.
Seperti yang diketahui Pemprov DKI memiliki kewajiban untuk membayar biaya komitmen Formula E selama lima tahun berturut-turut dengan rincian :
Sesi 2019/2020: £20 juta
Sesi 2020/2021: £22 juta
Sesi 2021/2022: £24,2 juta
Sesi 2022/2023: £26,620 juta
Sesi 2023/2024: £29,282 juta
Bahkan berdasarkan surat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) DKI ke Gubernur Anies Baswedan per tanggal 15 Agustus 2019, biaya tersebut wajib dilunasi, jika tidak maka dianggap wanprestasi dan dapat digugat di Arbitrase Internasional di Singapura.
Menurut Ara, masih banyak sejumlah informasi terkait biaya Formula E yang tidak diketahui sepenuhnya karena Pemprov DKI Jakarta maupun Jakpro enggan membuka detail kontrak Formula E Jakarta meski beberapa kali diminta pada rapat komisi E.
"Jika tidak ada interpelasi, maka semua ini akan jadi misteri bagi semua warga Jakarta, karena tidak ada kejelasan dari Pemprov DKI Jakarta dan Gubernur Anies," jelasnya. [qnt]