WAHANANEWS.CO, Jakarta - Film animasi fantasi aksi asal Jepang berjudul Scarlet hadir sebagai karya terbaru sutradara ternama Mamoru Hosoda.
Film ini ditulis dan disutradarai langsung oleh Hosoda serta diproduksi oleh Studio Chizu, studio yang dikenal lewat film-film animasi dengan kekuatan visual dan emosi yang mendalam.
Baca Juga:
Netflix Hadirkan ‘Steps’, Kisah Cinderella Versi Baru dari Sudut Pandang Saudara Tiri
Cerita Scarlet terinspirasi dari tragedi klasik karya William Shakespeare, Hamlet, dengan sentuhan fantasi modern dan petualangan lintas waktu.
Kisah film ini berfokus pada Scarlet, seorang putri dari era abad pertengahan yang memiliki kemampuan istimewa untuk melintasi ruang dan waktu.
Kekuatannya tersebut digunakan untuk satu tujuan utama, yakni membalas kematian sang ayah yang dibunuh secara tragis.
Baca Juga:
Fenomena Anak Dunia “Cocomelon” Resmi Diangkat ke Film Layar Lebar oleh DreamWorks Animation
Tekad dan amarah menjadi pendorong utama Scarlet dalam menjalani perjalanan berbahaya yang penuh risiko.
Scarlet pertama kali dipertontonkan kepada publik internasional melalui pemutaran perdana di Festival Film Internasional Venesia ke-82 pada 4 September 2025.
Setelah itu, film ini resmi dirilis secara teatrikal di Jepang pada 21 November 2025 melalui Toho dan Sony Pictures Entertainment Japan.
Penonton Indonesia kini dapat menyaksikan Scarlet di bioskop sejak Rabu (10/12/2025).
Film ini menyuguhkan petualangan fantasi yang dipadukan dengan adegan aksi intens. Scarlet digambarkan sebagai seorang petarung andal yang mahir menggunakan pedang.
Dalam upayanya menuntut balas, ia harus menghadapi berbagai rintangan di dunia yang terasa surealis dan penuh ancaman.
Di tengah perjalanan tersebut, Scarlet mengalami kegagalan besar hingga mengalami luka parah.
Keadaannya membawanya bertemu dengan seorang pemuda idealis dari zaman modern.
Pertemuan ini menjadi titik balik dalam hidup Scarlet. Pemuda tersebut tidak hanya membantunya pulih secara fisik, tetapi juga memperkenalkan pandangan tentang masa depan yang lebih damai, tanpa kebencian dan dendam.
Konflik memuncak ketika Scarlet kembali dihadapkan pada pembunuh ayahnya. Ia harus menghadapi pertarungan paling berat dalam hidupnya, bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional, antara mempertahankan dendam atau memilih jalan baru yang lebih bermakna.
Melalui kisah ini, Scarlet mengeksplorasi tema balas dendam, kebencian, serta proses pemulihan diri.
Film ini menekankan perjalanan batin sang tokoh utama dalam mencari arti hidup yang lebih luas, melampaui keinginan untuk membalas luka masa lalu.
Dengan memadukan elemen fantasi, aksi, dan drama emosional, Scarlet menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam.
Petualangan lintas waktu yang disajikan tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga menyentuh sisi emosional penonton.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]