WahanaNews.co | Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur angkat bicara soal Sekjen
Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan, yang mengaku bermimpi bertemu
dengan Rasulullah SAW.
Haikal kini dilaporkan ke Polda Metro
Jaya karena pengakuannya tersebut.
Baca Juga:
Doa Akhir Tahun
"Saya tidak tahu beliau bermimpi
sungguh atau tidak. Tapi dari orang itu kan tidak boleh menginformasikan
sesuatu yang dapat satu kelebihan (bertemu Rasulullah). Jadi biasanya hal-hal
seperti itu tidak dipublikasikan. Kalau orang yang sering ketemu Nabi itu tak
di-publish," kata Khatib Syuriah
PWNU Jatim, KH Safruddin Syarif, kepada wartawan, Selasa
(15/12/2020).
Untuk itu, Safruddin mengungkapkan tak
percaya Haikal bertemu lewat mimpi dengan Rasulullah SAW.
Sebab, ia menilai pengakuan Haikal
penuh motif politis untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Baca Juga:
Utamakan Adab Sebelum Ilmu
"Kalau ini kan kentara sekali ada motif. Makanya kemudian saya cenderung tidak
percaya apa yang dikatakan Haikal Hassan. Tapi hakikatnya dia sendirilah. Kalau
dia bohong, ya dia tanggung jawab sendiri. Karena kita kan tidak tahu,"
tegas Safruddin.
"Dan saya melihat ini ada
motif-motif politik untuk memberikan satu dukungan dan memberikan penegasan
kepada masyarakat supaya kalau mati akan bersama dengan Kanjeng Nabi. Kan gitu
seakan-akan. Maka dari itu, perlu dicurigai. Artinya, saya pribadi tidak
percaya ungkapan Ustaz Haikal Hassan itu," tambahnya.
Safruddin kemudian menjelaskan, orang yang bertemu dengan Rasulullah sebenarnya tidak ada
larangan memberitahukan kepada orang. Namun, hal itu
dikhawatirkan akan menjadi riya.
"Ya sebenarnya tidak harus. Tapi
orang-orang yang ketemu Nabi itu biasanya itu adalah satu pangkat, satu nikmat
yang diberikan oleh Allah, yang biasanya para kiai tak mudah memberitahukan
kepada orang lain. Karena takut riya. Karena dia berharap, setelah ketemu Nabi,
itu akan ditemui lagi," terang Safruddin.
"Nah, ketika dia riya, Nabi tidak
senang. Jadi, kalau orang sudah ketemu Nabi, itu senang dan ingin didatangi
lagi (lewat mimpi). Makanya, kalau tidak terpaksa, dia tidak akan cerita. Dan
tidak didahului dengan motif-motif seperti ini. Karena tujuan setelah ketemu
Nabi itu dia pengin ketemu lagi. Maka dia rahasiakan supaya tak timbul
riya," imbuhnya.
Menurut Safruddin, orang yang pernah
berjumpa dengan Nabi merupakan orang pilihan.
Untuk itu, dia menyebut ada ciri-ciri
khusus jika orang itu sudah pernah berjumpa lewat mimpi.
Adapun ciri utama itu jika orang jelek
(akhlaknya), ia akan menjadi baik, dan jika sudah baik, maka akan bertambah
baik lagi.
"Orang yang dikehendaki oleh
Kanjeng Nabi untuk bertemu itu orang pilihan. Andaikata dia orang jelek, maka
berubah menjadi baik. Kalau dia baik, maka dia akan tambah baik. Karena yang
ditemui Nabi itu tidak sembarangan," tukasnya.
"Mohon maaf, mohon maaf. Seperti
saya dan teman-teman, seperti saya, banyak
yang ndak ketemu-ketemu Nabi. Karena tidak mudah. Tetapi juga tidak menutup
kemungkinan ada cerita kiainya tidak ketemu Nabi tapi santrinya ketemu
Nabi," tutur Safruddin.
Atas ramainya pengakuan Haikal Hassan
bertemu dengan Nabi Muhammad, Safruddin menyarankan agar masyarakat tidak mudah
percaya.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat
cerdas dalam menerima pengakuan terlebih lagi sudah dikaitkan dengan motif
politik.
"Ya menurut saya, masyarakat
harus cerdas. Jangan mau dibohongi ungkapan-ungkapan yang berbau agama tetapi
itu telah dipolitisasi sehingga untuk tujuan mereka. Oleh karena itu, kita
harus cerdas dan tidak mudah percaya kalau ada orang bilang seperti itu,"
pungkas Safruddin. [qnt]