WahanaNews.co | Kalimantan Selatan atau Kalsel
adalah salah satu provinsi di Indonesia penghasil batu bara terbesar.
Provinsi
ini memiliki luas 38.744 kilometer persegi, atau setara 58 kali luas Provinsi
DKI Jakarta.
Baca Juga:
Banjir Landa Kota Binjai, Sejumlah TPS Ditunda Untuk Melakukan Pemungutan Suara
Batu bara
asal Kalsel ini diakui menjadi salah satu batu bara dengan kualitas terbaik
dari sisi kandungan kalori.
Selain
diekspor, emas hitam asal Kalsel juga banyak dipakai di dalam negeri untuk
menggerakan turbin Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Berikut
ini daftar 5 perusahaan penguasa batu bara terbesar di Kalsel sebagaimana
dirangkum pada Selasa (19/1/2021):
Baca Juga:
Aktivis Alumni Mahasiswa Jakarta Raya Dukung Al Haris - Sani di Pilgub Jambi 2024
1. Adaro
PT
Adaro Energy Tbk saat ini tercatat menjadi perusahaan tambang batu bara
terbesar yang beroperasi di Indonesia.
Tambang
terbesarnya berada di Kabupaten Tabalong, Kalsel.
Adaro, yang merupakan salah
satu pemegang Perjanjian Karya Pengusaha Pertambangan Batubara (PKP2B) generasi
pertama itu, menjalankan operasi pertambangan batu bara di Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan luas konsesi mencapai 31.380 hektare.
Sepanjang
tahun 2019, produksi batu bara Adaro mencapai 58,03 juta ton.
2. Arutmin
PT
Arutmin Indonesia merupakan raksasa tambang batu bara yang terafiliasi dengan
Grup Bakrie.
Dikutip
dari laman resmi perusahaan, produksi tahunan Arutmin mencapai 40 juta ton.
Perusahaan
ini mulai melakukan eksplorasi batu bara di Pulau Borneo sejak memperoleh izin
PKP2B dengan pemerintah Orde Baru pada tahun 1981.
Sementara
produksi komersialnya baru dimulai pada tahun 1990.
Lokasi
tambang besarnya ada di Senakin, yang berada 350 kilometer dari Banjarmasin.
Lokasi
lainnya tersebar di Satui, Batulicin, Asamasam, dan Kintap.
Perusahaan
juga memiliki pelabuhan untuk mengapalkan batu bara melalui North Pulau Laut
Coal Terminal (NPLCT).
3. Jhonlin
Jhonlin
Group, lewat PT Jhonlin Baratama, jadi raksasa perusahaan batu bara
berikutnya yang menguasai banyak izin tambang di Kalimantan Selatan.
Perusahaan
ini milik Andi Syamsuddin Arsyad, seorang pengusaha kaya raya asal Bone,
Sulawesi Selatan.
Di
Kalsel, namanya lebih dikenal dengan panggilan Haji Isam.
Selain
batu bara, perusahaannya merambah ke berbagai sektor lewat anak perusahaan, antara
lain PT Jhonlin Marine and Shipping, PT Jhonlin Agro Mandiri, dan PT Jhonlin
Air Transport.
4. Bangun
Banua Persada
PT
Bangun Banua Persada Kalimantan adalah salah satu anak perusahaan PT Bangun
Banua Kalimantan Selatan.
Berbeda
dengan perusahaan tambang pada umumnya, saham perusahaan ini sebagian besar
dimiliki oleh pemerintah daerah.
Dilihat
dari Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, sebanyak 33 persen
saham perusahaan dimiliki Pemprov Kalsel lewat PD Bangun Banua, sementara 31
persen saham dikuasai PT Hasnur Jaya Utama yang dimiliki pengusaha lokal, Haji
Abdussamad Sulaiman.
Sisa
saham perusahaan ini dimiliki oleh koperasi TNI dan Polri, antara
lain Puskopolda (10 persen), Puskopad (10 persen), Puskud (5 persen), hingga KPN Adyaksa.
5. Hasnur
Group
Salah
satu pengusaha lokal Kalimantan Selatan yang cukup sukses di bidang usaha batu
bara adalah Haji Abdussamad Sulaiman.
Ia
adalah pemilik dari Hasnur Group, yang salah satu lini bisnis utamanya adalah batu bara.
Dikutip
dari laman resmi perusahaan, usaha pertambangan batu bara Hasnur Group saat ini
ditangani oleh dua anak perusahaan batu bara, yaitu PT Energi Batubara Lestari
yang mempunyai cadangan sebesar 80 juta MT, dan PT Bhumi Rantau Energi
mempunyai cadangan sebesar 200 juta MT yang berlokasi di Rantau, Kabupaten
Tapin, Kalsel.
Di samping itu, terdapat beberapa proyek batubara
yang saat ini dalam tahapan eksplorasi (IUP eksplorasi).
Hasnur
juga memiliki terminal khusus batubara yang terletak di Sungai Putting dan
Sungai Salai, Kalimantan Selatan, dan pelabuhan khusus di Pendang, Kalimantan Tengah. [dhn]