WahanaNews.co | Di dunia ini ada sejumlah manusia yang dianugerahi kecerdasan luar biasa. Jika diukur lewat tes IQ, kecerdasan mereka bisa di atas 150 atau lebih. Ada yang bahkan skor IQ nya di atas 200, loh!
Nggak jarang, manusia-manusia semacam itu menjadi primadona di dunia IPTEK, khususnya berkat aneka penemuan mutakhir yang membantu teori-teori sains makin berkembang.
Baca Juga:
Orang Cerdas Paling Anti Ucapkan 5 Kalimat Ini
Nah, inilah sederet manusia paling jenius sepanjang masa. Ada dari Indonesia juga!
1. Stephen Hawking
Siapa sih yang nggak familiar dengan nama Stephen Hawking? Ia berhasil memberikan sumbangsih terbesar, khususnya bagi teori relativitas umum.
Baca Juga:
Cenderung Introvert, Ini Ciri-ciri Orang dengan Intelektualitas Tinggi Menurut Psikologi
Ilmuwan yang mengaku seorang atheis ini memang didiagnosis dengan Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) yang membuat tubuhnya lumpuh dan hanya bisa berinteraksi lewat program komputasi yang terpasang di kursi rodanya.
Namun, hal tersebut nggak membuat ilmuwan dengan skor IQ 160 ini berhenti memberikan ribuan kuliah serta inspirasi bagi perkembangan sains dunia.
2. Albert Einstein
Albert Einstein merupakan seorang ilmuwan ikonik yang berhasil menemukan sekaligus mengembangkan teori relativitas, terutama lewat rumusnya yang terkenal, yakni e=mc2.
Saking cerdasnya, konon Einstein memiliki skor IQ 160-190! Ia pun juga berhasil menerima penghargaan Nobel karena temuannya seputar hukum efek fotolistrik.
Selain itu, ia juga memperluas pandangannya ke medan gravitasi. Namanya pun dikenal sebagai salah satu pendiri Institute for Advanced Study di New Jersey.
3. Judit Polgar
Hingga saat ini, Judit Polgar menjadi satu-satunya wanita dalam sejarah yang berhasil mengalahkan skor IQ Hawking dan Einstein, yakni dengan skor 170.
Kerennya, ia menjadi profesor termuda sepanjang sejarah dalam usia 15 tahun. Judit sendiri lebih terkenal sebagai atlet catur yang berprestasi.
Saking jeniusnya, ia pun jadi satu-satunya wanita yang masuk dalam Top 100 FIDE atau Federasi Catur Dunia. Ia sendiri berada di peringkat nomor 63. Keren banget kan?
4. Christopher Michael Langan
Christopher Michael Langan sering mendapat julukan "pria terpintar di Amerika". Kejeniusannya ini sudah nampak sejak usia 6 bulan, di mana saat itu ia sudah fasih berbicara.
Yang lebih mengagetkan lagi, ia sudah mampu membaca sejak berusia 3 tahun. Ia pun bahkan mampu mencapai skor sempurna di SAT. Padahal, ia mengaku sering bolos dan tidur di kelas semasa sekolah.
Mungkin kisah Christopher Langan yang konon punya skor IQ 195 ini bisa jadi inspirasi bagi para sutradara maupun produser untuk membuat film motivasi terbaik.
5. B.J. Habibie
Siapa yang nggak familiar dengan sosok beliau? Presiden Republik Indonesia ke-3 ini sudah terkenal berkat kecerdasannya yang luar biasa. Habibie dilaporkan memiliki skor IQ hingga 200.
Habibie juga dikenal karena memberikan sumbangsih yang luar biasa besar bagi dunia IPTEK, khususnya atas penemuan-penemuannya yang mendapat pengakuan internasional.
Secara khusus, tokoh nasional yang satu ini memiliki minat yang besar pada dunia dirgantara Nusantara. Apalagi, ia memiliki mimpi Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri.
6. Terence Tao
Terence Tao adalah manusia ajaib abad ke-21 yang terkenal berkat kejeniusannya. Bayangkan, ia sudah mengikuti kursus matematika di tingkat universitas saat usianya masih 9 tahun!
Selain itu, pria dengan skor IQ 225-230 ini sudah dinyatakan layak hadir di Research Science Institute saat usianya masih 14 tahun. Hanya dalam waktu 2 tahun, ia sudah berhasil meraih gelar doktor.
Iapun menjadi profesor termuda dalam usia 24 tahun yang mengajar di University of California, Los Angeles. Berbagai macam penelitiannya jadi inspirasi ilmuwan seluruh dunia.
7. William James Sidis
James Sidis adalah seorang pria Amerika kelahiran 1898. Menurut laporan Montour, ia sudah bisa membaca dengan lancar saat usianya baru berusia 3 tahun. Enam bulan sesudahnya, Sidis sudah mampu menggunakan pensil.
Skor IQ nya pun nggak main-main, yakni 260, jauh di atas Einsten dan ilmuwan besar yang hidup saat itu. Sayang, akhir hidupnya sangat tragis.
Singkatnya, kecerdasannya nggak dipakai dengan maksimal. Ia malah hidup sebagai pegawai berupah rendah dan wafat pada tahun 1944 karena pendarahan otak. Saat itu tahun 1944, dan ia hidup dalam kondisi miskin. [rin]