WahanaNews.co | Jawa Barat mempertahankan gelar juara umum Pekan Olahraga Nasional (PON) di Papua.
Capaian istimewa Jabar, yang kali terakhir sebelumnya tercipta pada 68 tahun silam, itu merupakan buah keseriusan pembinaan atlet berjenjang dan berkelanjutan di provinsi itu.
Baca Juga:
Tutup Peparnas XVI Papua, Jokowi: Bukan Hanya Torang Bisa, Tapi Torang Hebat!
Jabar menutup hari terakhir pertandingan di PON Papua, Kamis (14/10/2021) dengan koleksi 133 medali emas, 105 perak, dan 115 perunggu.
Mereka jauh mengungguli DKI Jakarta di peringkat kedua dengan koleksi 110 emas, 91 perak, dan 100 perunggu.
Adapun peringkat ketiga ditempati Jawa Timur dengan koleksi 110 emas, 89 perak, dan 88 perunggu.
Baca Juga:
Jawa Barat Berambisi Kawinkan Juara PON dan Peparnas 2021
Selain mengerahkan sejumlah atlet nasional yang kenyang pengalaman di kejuaraan nasional dan internasional, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jabar juga melakukan seleksi, yaitu Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2018, untuk merekrut atlet yang akan turun di PON Papua.
Setelah atlet-atlet dari 37 cabang olahraga itu terkumpul, Jabar melakukan pemusatan latihan yang intens sejak awal 2019.
Di tengah pandemi Covid-19 yang telah mengacaukan persiapan banyak kontingen daerah lainnya, atlet-atlet Jabar tetap berlatih rutin.
Komitmen itu tak terlepas ambisi mereka mempertahankan gelar juara umum seusai merajai PON Jabar, 2016 lalu.
Mereka meraup setidaknya 217 emas ketika itu.
KONI Jabar lalu menyusun program pembinaan berjenjang yang memadukan atlet muda dan senior, terutama di cabang-cabang andalan pendulang emas, seperti dayung, pencak silat, dan atletik.
”Kami bersyukur bisa mempertahankan juara umum. Prestasi ini adalah hasil pembinaan yang kami lakukan selama ini. Ini awal baik untuk keberlanjutan pembinaan di PON berikutnya,” ujar Ketua KONI Jabar, Ahmad Saefudin, di Jayapura, Papua, kemarin.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menambahkan, gelar juara umum di PON Papua adalah ”buah” dari pembinaan atlet sejak dini dan kejuaraan berjenjang.
Anak-anak berbakat di bidang olahraga dimasukkan ke Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Bakat mereka diasah di sana.
Windy Cantika Aisah, lifter peraih medali perunggu di Olimpiade Tokyo 2020 lalu, misalnya, adalah salah satu hasil pembinaan PPLP Jabar. Ia juga menyumbang emas untuk Jabar di PON Papua, meskipun cedera saat tampil di nomor 49 kilogram putri.
”Jabar memiliki PPLP yang membina atlet dari 13 cabang olahraga. Pemerintah kabupaten/kota juga memiliki PPLP di daerahnya masing-masing. Jika hasilnya kami juara umum, itu penantian (hampir) 70 tahun di mana Jabar kembali jadi juara umum berturut-turut sejak 1951-1953,” ungkap Ridwan dalam keterangan tertulisnya.
Sarana Prasarana Memadai
Selain pembinaan yang baik, Jabar juga didukung sarana dan prasarana olahraga yang memadai.
Hal itu diungkapkan pelatih pelatnas rowing, M Hadris.
Mayoritas peraih emas dari dayung, utamanya disiplin rowing, merupakan atlet pelatnas.
Bukanlah tanpa alasan mayoritas atlet pelatnas dari Jabar.
Di tengah pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, tim rowing Jabar tetap bisa berlatih karena memiliki pusat latihan sendiri di Pangalengan, Jabar.
Jabar pun meraup 20 emas dari 40 nomor dayung yang dipertandingkan di PON Papua.
Mereka pun menjadi juara umum di cabang itu.
”Selain persiapan (yang baik), Jabar juga memiliki perahu standar Olimpiade. Tidak seperti daerah lainnya yang masih banyak memakai grade perahu paling rendah,” ucap Hadris.
Ketua I Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Provinsi Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Jabar, Muhammad Suryadi, bersyukur Jabar menjadi juara umum dayung di PON Papua 2021.
"Setiap tahun, pengurus kami di tingkat kabupaten selalu melaksanakan kejuaraaan daerah dan Porda. Berkat ajang-ajang ini, kami tidak pernah kehabisan atlet berbakat di cabang dayung," kata Suryadi.
Eva Nurafifah Latief, asisten manajer tim atletik Jabar, juga menekankan pentingnya kesinambungan pembinaan atlet.
Atlet-atlet atletik Jabar, baik senior maupun yunior, bisa menampilkan performa tinggi karena berlanjutnya pemusatan latihan seusai PON 2016.
Salah satu hasilnya, mereka meraih emas estafet 4 x 100 meter putri dan rekor baru di Papua.
”Saat ini, mungkin, adalah masa emas atlet-atlet atletik Jabar. Atlet-atlet mudanya sangat termotivasi menjadi yang terbaik, sedangkan atlet senior masih bisa mempertahankan prestasi terbaik di nomor masing-masing,” ungkap Eva.
Jabar kini membidik gelar juara umum di PON berikutnya, yaitu di Aceh dan Sumatera Utara, pada 2024.
Pemprov Jabar tengah menyusun rencana induk pembangunan keolahragaan daerah yang melibatkan pemerintah kabupaten/kota untuk lebih memaksimalkan prestasi atlet-atlet mereka pada masa mendatang.
”Atlet-atlet muda diharapkan bisa menunjukkan hasil maksimal di PON 2024 dan membuat Jabar meraih hattrick juara umum,” ucap Ridwan penuh harap. [dhn]