WahanaNews.co | Sedang geger terkait kasus viral yang menunjukkan seorang karyawati Alfamart diancam UU ITE oleh seorang konsumen sembari membawa pengacaranya.
Hal ini terjadi karena karyawati Alfamart itu memergoki sang konsumen mengambil cokelat tanpa membayar.
Baca Juga:
Aksi Dramatis Polisi Saat Evakuasi Dua Orang Diduga Maling Kosmetik di Alfamart Cendrawasih Cengkareng
Pihak Alfamart pun sudah menyelidiki kasus ini secara mendalam, dan memutuskan akan membela karyawannya mati-matian.
Melalui sosial medianya, pihak Alfamart bahkan langsung menunjuk Hotman Paris sebagai pengacara sang karyawati untuk menghadapi kasus ini.
Berkat aksi itu, Alfamart pun kini banjir pujian.
Baca Juga:
Berapa Modal untuk Buka Alfamart? Segini Besarannya
Siapa sangka, Alfamart didirikan oleh sosok yang dulunya sempat putus sekolah dari bangku SD.
Namanya adalah Djoko Susanto.
Djoko Susanto adalah pendiri sekaligus pemilik Alfamart yang memiliki lebih dari 18 ribu gerai di Indonesia.
Menurut forbes.com, kekayaan Djoko Susanto mencapai 2,9 miliar dolar AS atau jika dirupiahkan menjadi Rp 42,7 triliun.
Hal inilah yang membuat Djoko Susanto masuk dalam daftar orang terkaya ke-9 di Indonesia versi Forbes.
Selain bisnis supermarket, Djoko Susanto masih memiliki lini bisnis lain, salah satu di antaranya adalah properti.
Divisi propertinya, Alfaland, juga mengoperasikan Omega Hotel Management di seluruh Indonesia.
Siapa sangka, anak keenam dari 10 bersaudara ini memulai usaha saat usianya masih 17 tahun.
Saat itu, Djoko Susanto mengelola warung sederhana orangtuanya di sebuah pasar tradisional di Jakarta.
Selengkapnya, inilah sosok Djoko Susanto, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:
Biodata Djoko Susanto
Mengutip dari wikipedia.org, Djoko Susanto lahir di Jakarta pada 9 Februari 1950.
Sehingga, saat ini, usianya 72 tahun.
Djoko Susanto, yang memiliki nama kecil Kwok Kwie Fo, adalah anak ke-6 dari 10 bersaudara.
Dikutip dari gramedia.com, orangtuanya adalah seorang pedagang dan pemilik sebuah kios, meski bukan kios yang tergolong besar.
Kios milik orang tua Djoko Susanto diberi nama Toko Sumber Bahagia, yang berlokasi di Pasar Arjuna, Jakarta.
Djoko Susanto hanya sekolah sampai kelas 1 SD, karena memutuskan untuk membantu orangtuanya menjaga toko.
Awal Mula Bisnis Djoko Susanto
Masih dari gramedia.com, Djoko Susanto mengembangkan toko kelontong milik orangtuanya.
Berkat usahanya, toko kelontong tersebut memiliki ratusan lokasi cabang yang tersebar di pasar-pasar tradisional.
Di tengah perjalanan, Djoko Susanto lantas melirik jasa perdagangan lain alias berjualan rokok.
Dengan melakukan sistem pendekatan kepada para pengecer dan mitra, ia sukses menjual rokok.
Bahkan Djoko Susanto disebut sebagai salah satu bintang baru di bidang industri rokok.
Kemudian, Putera Sampoerna, pemilik dari produsen rokok HM Sampoerna Group, tertarik untuk menjadikan Djoko Susanto sebagai mitra distribusi.
Setelah melewati berbagai macam percobaan dengan membuka 15 outlet di Jakarta, Putera Sampoerna semakin yakin, Djoko Susanto sangat menjanjikan.
Pada 1985, keduanya membentuk perusahaan patungan di bidang distribusi, bernama PT Panamas.
Putera Sampoerna, yang saat itu sudah menjadi konglomerat, memiliki 70 persen saham di sana.
Sementara Djoko Susanto diberi saham senilai 30 persen.
Saking percayanya, Putera Sampoerna pun lalu meminta Djoko Susanto untuk duduk di posisi direksi di perusahaan rokok milik Putera, yaitu PT HM Sampoerna, pada 1989.
Bisnis Alfamart
Kolaborasi antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna akhirnya berjalan dengan lancar.
Keduanya sepakat untuk mengembangkan jaringan bisnis retail minimarket dengan nama Alfa Toko Gudang Rabat.
Minimarket inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Alfamart.
Untuk menjangkau lebih banyak kalangan menengah ke bawah, mereka membuka Alfa minimart, yang kemudian diganti menjadi Alfamart pada 1994.
Sebelumnya, Djoko Susanto memberi nama minimarket tersebut dengan nama Sampoerna Mart, tapi ia kemudian memilih Alfa karena lebih mudah diingat dan dikenal.
Namun, pada 2005, kerjasama antara Djoko Susanto dan Putera Sampoerna berhenti.
Pasalnya, Putera Sampoerna menjual semua perusahaan dan anak perusahaannya, termasuk rokok, kepada Phillip Morris.
Kemudian, bisnis retail itu pun berada dalam naungan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
Dikutip dari forbes.com, kini usaha Alfamart dijalankan oleh sang anak, Feny dan Budiyano.
Bisnis retail ini juga diperluas ke Filipina dan memiliki lebih dari 1.500 toko di sana.
Djoko Susanto juga mendirikan Universitas Bunda Mulia di Jakarta pada 2003.
Masuk Daftar Orang Terkaya
Dalam penelusuran di situs forbes.com pada Senin (15/8/2022), nama Djoko Susanto masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia.
Ia berada di urutan ke-9 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan mencapai 2,9 miliar dolar AS atau Rp 42,7 triliun.
Sementara di dunia, ia adalah urutan ke-1.049 sebagai orang terkaya.
Masih dari forbes.com, kekayaan Djoko Susanto terus naik dari 2021.
Pada 2021, harta kekayaannya sudah mencapai 1,7 miliar dolar AS. [gun]