WahanaNews.co | Saat ini, ada banyak klasifikasi jenis kepribadian yang sudah dikenal luas, mulai dari gagasan Myers-Brigss hingga enneagram. Namun di samping itu, ada sejumlah sifat yang paling umum dan sering dipelajari banyak ahli.
Jenis kepribadian itu disebut dengan the Big Five, yang mencakup ekstraversi, kepribadian terbuka, mudah bersepakat, Neurotisme, dan sifat berhati-hati.
Baca Juga:
6 Ciri Kepribadian Elegan: Salah Satunya Tetap Tenang di Bawah Tekanan
Dari lima jenis kepribadian itu, kamu termasuk yang mana? Kenali lebih lanjut seputar jenis kepribadian tersebut melalui ulasan sebagai berikut.
5 jenis kepribadian the Big Five
Setiap individu dalam proses tumbuh kembangnya dapat memiliki jenis kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian ini dapat menggambarkan bagaimana cara seseorang dalam berperilaku, berpikir, bertindak hingga berinteraksi dengan individu yang lain.
Baca Juga:
Tanggal Lahir Anda Mencerminkan Sisi Diri yang Belum Terungkap, Simak Ini!
Menurut Ernesto Lira de la Rosa, P.hD, seorang psikolog klinis dari Hope for Depression Research Foundation, masing-masing individu pun tidak mutlak hanya memiliki satu jenis kepribadian.
Kemungkinan sebagian besar adalah kombinasi unik dari masing-masing sifat yang kemudian membentuk pola kepribadian kita.
"Adalah normal bagi kita semua untuk mengalami berbagai ciri kepribadian ini tergantung pada situasi kita sekarang," katanya, seperti dilansir Martha Stewart.
Hal itu dapat digambarkan melalui banyak situasi, misalnya ada seseorang yang lebih ekstrovert dalam hubungan pribadi, tetapi dia justru sangat tertutup di dalam lingkungan profesional.
Oleh karena itu, mengenali kepribadian diri sendiri dan orang lain, setidaknya dapat membantu kita untuk berinteraksi atau berhadapan dengan orang lain juga.
Berikut 5 jenis kepribadian secara umum seperti yang kita kenal dengan teori the Big 5.
1. Extraversion (ekstraversi)
Sesuai namanya, mereka yang memiliki kepribadian ekstraversi kemungkinan besar mudah bergaul dan bersemangat jika bersama orang lain.
Mereka juga senang menjadi pusat perhatian. Sifat yang satu ini dikaitkan dengan tipikal orang yang banyak bicara, tegas, dan ekspresi emosional yang tinggi.
2. Openness (kepribadian terbuka)
Orang yang memiliki kepribadian terbuka cenderung memiliki pola atau karakter yang penasaran, kreatif dan terbuka dengan ide-ide baru.
Kestabilan emosi berperan besar dalam menentukan skor keterbukaan seseorang dan ini dipahami sebagai kemampuan individu untuk melawan keadaan emosi negatif, seperti ketakutan, kemarahan, kekesalan, atau rasa bersalah.
Selain itu, orang yang lebih terbuka akan lebih kreatif dan imajinatif dibandingkan beberapa tipe kepribadian lainnya.
3. Agreeableness (mudah bersepakat)
Mereka yang memiliki sifat agreeableness ini cenderung lebih mudah percaya, pemaaf dan lugas. Selain itu mereka juga cenderung senang membantu orang lain dan memiliki empati dan simpati yang tinggi.
Salah satu contohnya adalah ketika orang tersebut begitu merasa senang ketika dirinya dilibatkan untuk membantu orang lain atau senang menjadi relawan.
Sayangnya, orang-orang dalam kategori ini juga berisiko menjadi "makanan empuk" orang yang tidak bertanggung jawab, sebab kebaikan mereka sering dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Neurotisme
Neurotisme didefinisikan sebagai orang yang kerap mengalami emosi negatif lebih intens dan lebih sering. Orang tersebut sangat mudah stres, merasa cemas dan mudah tersinggung padahal situasi di sekitarnya sedang baik-baik saja.
Hal itu jelas bisa membuatnya kesulitan untuk berkembang, hingga berinteraksi dengan orang di sekitarnya. Biasanya hal itu dipicu oleh situasi atau peristiwa tertentu yang pernal dia alami.
Mereka kemungkinan butuh bantuan orang yang selalu berpikir positif dalam segala hal untuk membuatnya bangkit dari keterpurukan.
5. Conscientiousness (sifat berhati-hati)
Orang-orang yang memiliki tipe kepribadian berhati-hati adalah mereka yang kompeten, terorganisir, patuh, berorientasi pada tujuan, disiplin dan selalu berhati-hati.
Orang ini juga tergolong teliti dan seringkali mampu menunda kepuasan, mempertimbangkan konsekuensi sebelum bertindak, dan teratur serta rajin saat bekerja.
"Mereka yang mendapat skor tinggi dalam kehati-hatian mungkin menghabiskan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan berbagai hal, memerhatikan detail, dan menikmati jadwal yang ditetapkan," kata de la Rosa. [ast/Kompas]