WahanaNews.co | Sekitar bulan Desember setiap tahun, bunga-bunga berwarna kuning terang muncul dan bermekaran di pohon Nuytsia floribunda, atau Pohon Natal Moodjar, di Australia Barat.
Uniknya, bunga-bunga ini hanya keluar dalam cuaca tertentu yang biasanya terjadi pada hari-hari sebelum Natal, dan juga menyimpan cerita khusus bagi penduduk Aborigin.
Baca Juga:
Persekutuan Oikumene Kristen DJP Kota Batam Lakukan Bakti Sosial Dalam Semarak Perayaan Natal
Tetua suku Noongar, Ken Ninyette menjelaskan, pohon Moodjar memiliki roh-roh dari leluhur mereka.
"Setahun sekali roh-roh mereka kembali mengunjungi kami, dalam bentuk bunga-bunga yang mekar itu," jelasnya.
Ken menyebut jika kita duduk di bawahnya, maka pohon Moodjar akan terdengar seperti menyenandungkan melodi yang menenangkan.
Baca Juga:
Kunjungan Kasih Natal Pemkab Dairi Hari Pertama Bersama Masyarakat Lae Ambat
"Pohon ini sangat istimewa," ujarnya.
"Tumbuhan ini menghasilkan getah yang bisa dikunyah dan dipanen oleh para tetua kami. Cukup enak untuk dikunyah," tambah Ken.
Menurutnya, sama seperti seperti kebanyakan tanaman, getah pohon ini harus diolah dengan hati-hati.
"Jadi kita tidak bisa datang dan memanen getahnya begitu saja. Begitu mulai mengeluarkan getah, barulah bisa dipanen," jelasnya.
"Kita tidak boleh memotong atau merusak pohon Moodjar atau memetik bunganya. Cukup dikagumi saja," tambahnya.
Memakan tumbuhan lain
Pakar ekofisiologi Profesor Hans Lambers menjelaskan Pohon Natal Moodjar mengukur suhu dan kenaikan temperatur di siang hari untuk menentukan kapan waktunya berbunga.
"Saat suhu naik dan durasi siang hari bertambah, maka akan memicu untuk bermekaran," jelasnya.
Proses ini biasanya terjadi sekitar bulan Desember, karena itu dinamai dengan Pohon Natal asli Australia.
"Tanaman ini sangat istimewa karena berasal dari keluarga yang sama dengan mistletoe, tapi mencuri nutrisi dan air dari inang tempatnya tumbuh," kata Profesor Lambers.
Berbeda dengan mistletoe, di mana satu tanaman menempel pada cabang, pohon Moodjar menempel di bawah tanah ke berbagai tanaman inang berbeda.
"Pohon ini membuat struktur kecil di bawah tanah yang melingkari akar tanaman inang di sekitarnya. Jadi pada dasarnya ia memotong akar dan menyedot semua manfaat dari tanaman inang," jelasnya.
Ken menyebut tumbuhan ini sebagai tanaman tangguh, dan mirip dengan kayu cendana, persik liar dan Pohon Quandong.
"Mereka semua tumbuhan parasit dan membutuhkan tumbuhan lain untuk bertahan hidup," katanya.
"Jadi sangat mirip dengan manusia, karena kita ini tidak dimaksudkan untuk hidup sendirian," tambahnya. [eta]