WahanaNews.co | Keindahan alam Indonesia seolah tak akan pernah habis untuk dibahas.
Pasalnya, seluruh penjuru Tanah Air punya daya tarik tersendiri yang pantang jika tak dikabarkan.
Baca Juga:
Mendorong Pengembangan Pariwisata di Laonti: Strategi Peningkatan PAD Sultra
Salah satunya, Kepulauan Wakatobi yang terletak di Sulawesi Tenggara.
Wakatobi merupakan akronim dari nama pulau Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko.
Pesona keempat pulau yang berada di timur Indonesia ini sudah terdengar hingga mancanegara.
Baca Juga:
BMKG Sultra: Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 4 Januari 2023
Oleh pemerintah, Wakatobi telah ditetapkan sebagai Taman Laut Nasional dengan total luas 1,4 juta hektare (ha).
Dari area seluas itu, 900.000 ha di antaranya dihiasi beragam jenis spesies terumbu karang tropis berwarna-warni.
Jumlahnya mencapai lebih dari 750 spesies karang.
Karena itu, Wakatobi dijuluki sebagai kawasan Karang Penghalang (barrier reef) terbesar di Indonesia dan terbesar kedua di dunia setelah Great Barrier Reef yang berada di Australia.
Selain masuk ke dalam segitiga emas karang dunia, laut Wakatobi punya sekitar 942 jenis ikan.
Tak heran, wilayah ini kerap dijadikan spot andalan menyelam bagi pelancong domestik ataupun mancanegara.
Bahkan, peneliti asal Prancis, Jacques Cousteau, menyebutkan bahwa Wakatobi sebagai spot diving terbaik di dunia.
Terkenal akan kemolekan bawah lautnya, Wakatobi sangat pantas untuk dijadikan destinasi wisata #DiIndonesiaAja.
Lantas, hal apa saja yang bisa ditemukan saat berpelesir ke Wakatobi? Berikut ulasannya.
1. Atraksi Lumba-lumba di Pulau Kapota
Sebagai Taman Laut Nasional, laut Wakatobi punya beragam aneka biota laut.
Salah satunya, lumba-lumba.
Mamalia ini bisa Anda temukan di perairan Pulau Kapota yang berada di timur Pulau Wangi-Wangi.
Adapun perjalanan dari Pulau Wangi-Wangi ke Pulau Kapota bisa menggunakan kapal dengan waktu tempuh hanya 15 menit.
Sesampai di Pulau Kapota, Anda akan langsung melihat formasi lumba-lumba bertingkah dengan lucu dan menari bebas di lautan lepas.
Atraksi lumba-lumba di pulau ini mirip dengan atraksi lumba-lumba yang ada di Pantai Lovina, Bali.
Momen istimewa tersebut bisa dinikmati setiap hari, mulai dari pukul 06.00 hingga 07.30 waktu setempat.
2. Menyambangi Bajo Mola
Destinasi berikutnya yang tidak boleh dilewatkan saat pelesiran ke Wakatobi adalah Kampung Bajo Mola di Pulau Wangi-Wangi.
Sebagai informasi, kampung ini merupakan rumah suku Bajo yang terkenal dengan sebutan “Si Pengembara Lautan”.
Keunikan kampung itu terletak pada topografi kawasannya.
Pasalnya, pekarangan rumah penduduk di kampung ini bukanlah tanah layaknya kampung pada umumnya, melainkan hamparan air laut jernih.
Jadi, saat memandang ke bawah, Anda bisa menyaksikan aneka biota laut.
Selain bisa menikmati pemandangan laut yang mengesankan, Anda juga bisa mengenal lebih dekat kehidupan suku Bajo yang hingga saat ini masih pandai membaca alam laut dan rasi bintang.
3. Mengintip Habitat Udang Merah Darah
Usai menikmati pemandangan laut dan mengenal kehidupan suku Bajo di Kampung Bajo Mola, melipirlah ke Pulau Kaledupa, yang berjarak 43 kilometer (km) dari Pulau Wangi-Wangi.
Di Pulau Kaledupa, Anda akan menemukan Danau Sombano yang terkenal akan keelokan alamnya, baik darat maupun air.
Posisi danau ini membentang sepanjang 700 meter dari garis pantai.
Hal menarik lainnya, Danau Sombano merupakan habitat bagi udang merah darah.
Kehidupan hewan ini bisa Anda saksikan dari atas kano.
Menaiki kano juga mempermudah Anda berkeliling danau untuk menikmati keindahan alam dan kesejukan udaranya.
4. Melihat Rumah Adat Orang Buton
Keseruan berlibur ke Wakatobi juga bisa didapat dengan berkunjung ke Desa Liya Togo di Pulau Wangi-Wangi.
Sebagai informasi, wilayah ini merupakan bagian dari Kesultanan Buton.
Keunikan Desa Liya Togo terletak pada rumah masyarakat Buton yang masih terjaga keasliannya.
Rumah adat ini bernama Banua Tada.
Bentuknya seperti rumah panggung dengan atap rumbia.
Untuk mengenal lebih dalam budaya dan sejarah masyarakat setempat, Anda juga bisa mengunjungi Baruga.
Bangunan kayu ini merupakan situs budaya.
Dulu, Baruga biasa dijadikan sebagai tempat bermusyawarah oleh masyarakat setempat.
5. Cari Jodoh di Gua Kontamale
Destinasi selanjutnya yang wajib masuk itinerari adalah Gua Kontamale di Pulau Wangi-Wangi.
Perjalanan menuju Goa bisa ditempuh menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu 10-15 menit dari pusat kota.
Posisi gua tersebut pun berada 100 meter dari jalan raya.
Dengan begitu, Anda tak perlu melakukan perjalanan jauh.
Gua kapur tersebut memiliki kolam pemandian dengan air jernih kebiruan.
Pemandangan di sekitar gua pun terlihat begitu asri.
Menurut mitos masyarakat setempat, Gua Kontamale dipercaya mempermudah seseorang mendapatkan jodoh.
Masyarakat meyakini bahwa pada zaman dahulu, ada sepasang kekasih yang sulit untuk menikah lantaran salah satu pihak tidak siap.
Akhirnya, salah satu dari pasangan tersebut mendatangi gua dan mandi.
Tak lama, keduanya saling setuju untuk menikah dan direstui oleh keluarga masing-masing.
Selain mitos yang kental, keunikan lain Gua Kontamale terletak pada kondisi airnya.
Warga sekitar kerap mandi dan mencuci di kolam pemandian.
Meski begitu, air di sana terlihat tetap jernih dan tak pernah kotor.
Sebagai informasi, saat berkunjung ke Gua Kontamale, Anda diharuskan menggunakan sarung kain tenun khas masyarakat Liya Togo.
Untuk laki-laki, kain ini biasanya dililitkan pada pinggang dengan panjang di bawah lutut.
Sementara untuk perempuan, dipakai dengan mengikatkan sarung ke salah satu pundak saja.
Itulah lima destinasi wajib yang bisa Anda masukkan ke dalam rencana pelesiran ke Kepulauan Wakatobi nanti.
Jangan lupa, selalu patuhi protokol kesehatan (prokes) 6M yang berlaku, ya.
Adapun prokes 6M terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
Selain itu, pastikan juga Anda sudah divaksin.
Di samping dapat melindungi diri dan orang terdekat dari Covid-19, vaksinasi juga menjadi syarat utama untuk bepergian di Indonesia.
Wakatobi tak hanya punya pemandangan menakjubkan, tapi juga kaya akan kerajinan ekonomi kreatif (ekraf) berkualitas, mulai dari kriya, fesyen, hingga kuliner.
Produk ekraf khas Wakatobi bisa dibeli secara daring melalui platform #BeliKreatifLokal milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan, Sulawesi Tenggara menyimpan potensi wisata yang besar dan bisa dikembangkan.
Tak terkecuali Wakatobi.
Karena itu, Sandi berharap, pemerintah kabupaten dan kota setempat untuk memperkuat program kolaborasi dengan berbagai pihak agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di sana semakin maju.
“Bentuk kolaborasi tersebut dapat berupa pelaksanaan event-event yang mengedepankan tradisi dan budaya setempat. Selain itu, event-event tersebut juga harus dikemas dengan semenarik mungkin dan meninggalkan kesan yang mendalam bagi para wisatawan yang berkunjung,” kata Sandi.
Sebagai informasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah menggelar program berhadiah Pesona Punya Kuis (PUKIS) dengan total hadiah senilai jutaan rupiah.
Adapun peserta yang ingin mengikuti kuis tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu menjawab satu pertanyaan yang diberikan melalui akun Instagram @pesonaid_travel dan tag tiga orang teman. [dhn]