WahanaNews.co | Keputusan AA Gede Agung Wedhatama menekuni pertanian membawa pemuda asal Kabupaten Buleleng, Bali, ini menjadi petani sekaligus eksportir muda sukses.
Berkat keputusannya itu, dia bisa menjelajah ke berbagai negara.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
AA Gede Agung Wedhatama sukses membangun pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, pemuda yang akrab disapa Bli Gung ini mengaku bangga menjadi petani muda.
“Dari sektor pertanian ini saya bisa mengembangkan usaha tak hanya di dalam negeri, tetapi hingga mancanegara,” ungkapnya.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Menjadi petani muda adalah pilihan hidupnya.
Namun, sebagai generasi muda, dia tak mau hanya sekadar melanjutkan tradisi bertani.
Inovasi serta penerapan teknologi pun dia lakukan, salah satunya melalui smart farming.
Di lahan yang didominasi komoditas hortikultura, yakni sayuran, dia memanfaatkan smart farming untuk irigasi serta pemupukan.
“Petani muda itu harus tanggap dan peka terhadap perkembangan, dengan pemanfaatan smart farming berupa smart irrigation yang dikendalikan Android, sistem operasi smartphone kami menjadwalkan dengan tepat kapan tanaman perlu disiram dan berapa banyak air yang dibutuhkan tanaman," katanya.
"Tentu ini sangat menekan biaya produksi karena tidak akan banyak air yang terbuang dan seluruh tanaman mendapatkan air tepat dengan kebutuhannya. Dengan otomatisasi irigasi dapat menghemat waktu dan tentunya menghemat biaya upah pekerja. Kami juga memanfaatkan smart farming untuk pemupukan. Tentunya dengan pemupukan yang tepat dan berimbang produktivitas hasil pertanian pun meningkat dengan kualitas yang baik pula,” kata Bli Agung, yang kembali dikukuhkan menjadi Duta Petani Milenial (DPM) Kementerian Pertanian pada tahun 2021 lalu.
Ketika ditanya kiat sukses dalam mengembangkan usaha, dia memaparkan 5K menjadi kunci usaha yang dipegang teguh.
“K yang pertama adalah komitmen. Dalam mengembangkan usaha, kita harus berkomitmen jangan mudah menyerah dan fokus pada usaha yang ditekuni. K yang kedua adalah komunitas. Petani sukses tak berdiri sendiri, dapat tergabung dalam poktan/gapoktan maupun Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA). K yang ketiga adalah Kolaborasi. Setelah kita berkomunitas, kita harus berkolaborasi menggabungkan sumberdaya serta potensi yang kita miliki dengan komunitas kita, bahkan berkolaborasi dengan dunia usaha atau dunia Industri lainnya," jelasnya.
Menurutnya, kolaborasi dengan Kementerian/Lembaga serta Perbankan pun sangat perlu dilakukan.
“Intinya kita tidak bisa berdiri dan sukses tanpa kolaborasi. K yang keempat adalah Kontribusi. Dalam mengembangkan usaha, kita juga harus berkontribusi dengan sekitar. Lakukan pemberdayaan dengan melibatkan masyarakat sekitar dalam usaha kita, dan yang tak kalah penting adalah berkontribusi terhadap alam. Dalam mengembangkan usaha kita tetap harus menjaga keseimbangan serta kelestarian alam kita dengan menerapkan nature farming, gunakan pupuk dan pestisida alami. Dan K yang terakhir adalah Keren," sambungnya.
Dia menambahkan, menjadi petani muda harus keren dalam mengembangkan sektor pertanian, yakni memanfaatkan teknologi smart farming, memanfaatkan media sosial dalam menjaring pasar dan tentunya harus keren dalam berpikir.
Melihat optimisme dan semangat Bli Gung, tak heran bila dia sukses melakukan ekspor ratusan ton manggis, buah naga, manga, alpukat, serta beberapa produk olahan seperti dried fruit, bubuk jahe, pasta vanilli ke bebrapa negara seperti Ceko, Rusia dan China, Kamboja serta Eropa.
Adanya pandemi tak dipungkiri Bli Gung berpengearuh terhadap keberlangsungan ekspornya.
Tetapi, dia mengakui tetap bisa melakukan ekpor walaupun jumlahnya tidak sebesar sebelum pandemi.
Apresiasi pun diberikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo.
"Petani-petani muda harus bisa mengambil peran dalam pengembangan pertanian modern, karena merupakan kunci peningkatan produktivitas,” tuturnya.
Mentan berharap melalui petani muda akan muncul inovasi-inovasi unggulan yang mendorong terwujudnya swasembada pangan Indonesia.
Apresiasi juga diberikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, atas keberhasilan salah seorang DPM Kementan ini.
“Petani milenial seperti ananda AA Gede Agung Wehatama benar-benar keren. Pencapaiannya di atas ekspektasi saya. Mereka sudah melaksanakan inovasi teknologi, bahkan transfer dan implementasi teknologi ke stakeholder lain. Bukan hanya P4S juga pihak lain,” kata Dedi.
Dedi pun menyatakan Bli Gung ini layak menjadi figur petani milenial.
“Dia mampu merangkul banyak anak muda di sekitar, bahkan dari luar Provinsi Bali yang ingin menjadi petani sukses belajar di tempatnya. Hadirnya petani serta wirausaha pertanian muda sukses menjadi masa depan pembangunan pertanian Indonesia," ujar Dedi. [dhn]