WahanaNews.co | Perjuangan dan ketekunan membawa seorang Mugiyono bisa berkiprah di Kejuaraan Dunia MotoGP.
Bukan sebagai pebalap, pria asal Kebumen itu bekerja menjadi teknisi helm yang digunakan oleh beberapa rider MotoGP.
Baca Juga:
Mike Trimby Dinobatkan sebagai Legenda MotoGP di Hall of Fame Silverstone
MotoGP musim 2021 baru saja selesai.
Perjalanan panjang mengarungi satu musim kejuaraan tak hanya dilalui oleh para pebalap MotoGP, tapi juga oleh Mugiyono.
Mugiyono adalah seorang teknisi helm.
Baca Juga:
Jorge Martin Dominasi Seri MotoGP Portugal 2024 dengan Kemenangan Telak
Ia bekerja untuk perusahaan produsen helm, KYT.
Pada 2014 lalu, perusahaan Indonesia ini mengakuisisi brand helm asal Italia, Suomy.
Pada MotoGP 2021, ada empat pebalap yang menggunakan helm KYT dan Suomy, yaitu Aleix Espargaro (Aprilia/KYT), Lorenzo Savadori (Aprilia/KYT), Enea Bastianini (Esponsorama Racing/Suomy), dan Francesco Bagnaia (Ducati/Suomy).
Mugiyono adalah sosok di balik pembuatan helm untuk keempat pebalap MotoGP tersebut.
Sepulang dari Valencia, tempat digelarnya seri terakhir MotoGP 2021, Mugiyono menceritakan kisahnya sampai bisa berkiprah di MotoGP sebagai teknisi helm.
Perjuangan Menuju MotoGP
Mugiyono memulai semuanya dari nol.
Awalnya, ia bekerja di bagian produksi helm KYT.
Pada 2010, pria yang akrab disapa Mugi itu mulai bekerja di divisi balap (racing service) KYT.
"Awalnya, perusahaan saya, KYT, support helm untuk kejuaraan daerah. Mulai dari road race skala nasional, dulu ada Indoprix, lalu naik lanjut ke Asian Road Racing, sampai akhirnya ke kelas tertinggi di MotoGP," kata Mugi kepada wartawan via sambungan telepon, Rabu (17/11/2021).
Setelah mendapatkan pengalaman cukup di balap nasional, Mugiyono kemudian memulai kiprahnya di MotoGP seiring KYT yang melebarkan sayapnya ke ajang balap motor paling bergengsi tersebut.
Mugi dipercaya oleh pihak KYT untuk bekerja di bagian racing service helm khusus MotoGP.
Tugasnya adalah membuat dan melakukan perawatan terhadap helm-helm yang dipakai pebalap.
Pekerjaan membuat helm MotoGP dimulai Mugiyono pada 2016.
Saat itu, KYT memproduksi helm untuk dipakai pebalap Ducati, Andrea Iannone.
"Awal dari MotoGP dulu, Andrea Iannone waktu masih di Ducati," tutur Mugiyono.
Proses Panjang Pembuatan dan Perawatan Helm
Helm MotoGP bukanlah helm sembarangan.
Kualitasnya harus benar-benar dijaga karena berhubungan dengan keselamatan pebalap.
Adapun, bahan yang digunakan untuk membuat helm adalah karbon kevlar.
Mugiyono menuturkan, ia adalah orang yang turun tangan langsung membuat helm-helm tersebut.
Dari proses pembuatan hingga helm sampai ke tangan pebalap, ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Bersama KYT, Mugi membuat helm tersebut sampai berbentuk sempurna, tapi masih dalam kondisi polos.
Helm-helm yang akan dipakai pebalap itu kemudian dikirim ke Italia untuk dibuatkan livery.
"Dalam satu tahun, saya membuat tujuh helm untuk satu pebalap, mulai dari Moto3, Moto2, hingga MotoGP. Kemudian pada pertengahan musim saya juga membuat (helm) masing-masing dua, lalu saya kirim ke Italia," ujar Mugiyono.
"Di Italia ada kantor juga, Suomy dan KYT Italia. KYT Europe namanya. Saya kirim ke sana, kemudian didistribusikan ke pebalapnya langsung," jelasnya.
"Yang benar-benar bikin helmnya saya. Kalau desain (livery) yang mengerjakan orang Italia. Saya khusus pembuatannya dan servisnya," imbuhnya.
Tugas untuk melakukan servis helm inilah yang membuat Mugiyono harus terjun langsung ke sirkuit tempat digelarnya balapan MotoGP.
Pada musim 2021, Mugi mengaku mengikuti hampir semua seri MotoGP.
Dia hanya absen ketika ada kendala tertentu, seperti misalnya pada seri GP Amerika Serikat di mana ia terkendala visa.
"Saya memiliki tempat sendiri untuk servis helm, di truk besar yang seperti motohome itu. Tapi saya juga harus ke tempat (paddock) Ducati dan Aprilia untuk mengantarkan helm," kata Mugi.
"Setelah mereka (pebalap) selesai memakai, saya ambil helmnya untuk saya servis. Saya cek busa-busanya masih layak pakai atau tidak, kondisi kacanya ada goresan atau tidak, lock-nya masih bagus apa tidak, saya cek semua," tambahnya.
Mugiyono mengungkapkan, ia adalah satu-satunya orang dari pihak KYT yang dikirim dari Indonesia.
Namun, dalam menjalankan tugasnya, ia bekerja sama dengan satu rekannya yang berasal dari Perancis.
"Dari Indonesia saya sendiri, tapi nanti (sampai di tujuan) bertemu teman saya satu dari Perancis," katanya.
"Untuk MotoGP 2021 ada empat pebalap yang kami support, ada Aleix Espargaro, Francesco Bagnaia, Enea Bastianini, dan satu lagi Lorenzo Savadori," paparnya.
"Kalau dari Moto2 ada empat juga, ada Stefano Manzi, Nicolo Bulega, Simone Corsi, dan Augusto Fernandez. Kemudian di Moto3 ada Andi Gilang, Dennis Foggia, Romano Fenati, sama Jaume Masia," ungkap Mugiyono.
Tak Menyangka Bisa ke MotoGP, Restu Orangtua Jadi Kunci
Berkiprah secara langsung di MotoGP sebagai teknisi helm pebalap tidak pernah dibayangkan oleh Mugiyono.
Semua ini ia raih berkat ketekunan dan perjuangan serta restu dari orangtua.
"Tahun 2010 saya mulai (berkecimpung di perusahaan helm), awalnya saya di bagian produksi. Untuk bagian racing waktu itu belum ada, jadi saya memang ditarik ke sana," katanya.
"Saya tidak pernah membayangkan, tapi saya bermimpi suatu saat bisa di MotoGP. Dari awal saya tekuni untuk servis helm, karena ini sudah menjadi pekerjaan saya," kisahnya.
"Orangtua, istri dan anak juga mendukung, sampai saya bisa ke jenjang yang paling tinggi yaitu MotoGP. Yang paling utama adalah restu orangtua," ucap Mugiyono soal dukungan keluarga terhadap profesinya.
Tak lupa, Mugi mengucapkan terima kasih kepada KYT yang membuatnya bisa berkiprah di MotoGP.
"Terima kasih KYT," kata Mugiyono, mengakhiri.
Setelah pulang dari Valencia, Mugiyono sudah ditunggu oleh pekerjaan berikutnya.
Saat ini, ia sedang menjalani karantina sebelum kembali ke kantor untuk bekerja.
Desember nanti, Mugiyono mulai membuat helm-helm baru untuk dipakai pada MotoGP musim 2022. [dhn]