WahanaNews.co | Sutradara Film Hanung Bramantyo kembali mengeluarkan karya terbaru berjudul ‘Tuhan Izinkan Aku Berdosa.’
Film ini menghadirkan perjalanan yang kompleks dan penuh makna melalui karakter-karakter yang kuat di dalamnya.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Dalam film ini, Aghniny Haque membawakan karakter Kiran, seorang mahasiswi dari latar belakang keluarga kurang mampu yang memilih mengabdikan hidupnya dalam jalur dakwah.
Namun, nasib tragis menghampirinya ketika ia terjerumus ke dalam kelompok radikal. Kiran mengalami fitnah, bully, serangan, dan bahkan ancaman pembunuhan, yang menyebabkannya terperangkap dalam lubang yang semakin dalam.
Penuh dengan kekecewaan, ia bahkan menggugat keyakinannya sendiri dan akhirnya terjerumus ke dalam dosa yang terdalam.
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
“Terus karena sering dapat kekecewaan, akhirnya dia menggugat sang Kholik, belum puas dengan menggugat ia membasuh dirinya dengan dosa terdalam dengan menjadi pelacur,” kata Agni dikutip dari Antara di Pasar Baru, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Peran Darul, diperankan oleh Andri Mashadi, adalah seorang teman kampus Kiran. Mereka berdua aktif dalam aktivitas keagamaan dan seringkali berdiskusi tentang keimanan.
Namun, pada kesempatan yang sama Andri menjelaskan bahwa saat Kiran dan Darul mulai mempertanyakan keyakinan mereka sendiri, Darul juga dihadapkan pada ujian yang mengguncang ketaatannya.
“Ada satu titik tertentu, Kiran dan begitupun Daluh ikut mempertanyakan apa yang selama ini dia percayai “Apakah ini benar?” “Mana yang harus dipercayai?” Dari berbagai macam mahzab yang ada. Dan Daril adalah orang yang amat sangat baik, peduli, “bucin”, dan taat kepada agama dan Tuhannya sampai suatu waktu ketaatannya diuji,” ungkap Andri.
Tak sampai di situ, Hudan, diperankan oleh Samo Rafael, adalah seorang mahasiswa yang berbeda dari yang lain, karena memiliki pandangan humanis dan lingkungan yang kuat, serta menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan kemanusiaan.
“Hudan ini orangnya cukup beda sendiri dibanding yang lain, humanis, ‘environtmentalist’ juga (‘wanna be’ sih), orang yang menjunjung tinggi kesetaraan, nilai-nilai yang bukan mengejar setelah kematian ada apa, tapi gimana caranya kita menjadi orang yang baik satu sama lain,” jelas Samo.
Dari peran-peran yang mendalam ini, "Tuhan Izinkan Aku Berdosa" menjanjikan sebuah perjalanan emosional yang mempertanyakan keyakinan, menggali makna hidup, dan mengeksplorasi kompleksitas manusia dalam menghadapi cobaan dan keputusan moral.
[Redaktur: Zahara Sitio]