WahanaNews.co | Tak
banyak yang tahu, ternyata hewan laut sotong memiliki daya ingat yang
mengagumkan. Bagaimana tidak? Kerabat dari cumi-cumi ini bisa mengingat makanan
apa saja yang dikonsumsi, seiring bertambahnya usia kemampuan itu justru
semakin baik.
Studi mengenai fakta menarik ini dipublikasikan di laman The
Royal Society Publishing dengan judul Episodic-like memory is preserved with
age in cuttlefish pada 18 Agustus 2021.
Baca Juga:
Mirip Pisang, Ilmuwan Temukan Siput Laut Model Baru
Dalam jurnalnya, para peneliti menuliskan bahwa memori
episodik berarti mengingat pengalaman di masa lalu berdasarkan komponen unik
apa, di mana dan kapan. Pada manusia kemampuan ini berkurang seiring dengan
pertambahan usia.
Belum diketahui apakah berkurangnya kemampuan memori
episodik berkaitan dengan usia karena fungsi hipokampus yang menurun. Para
peneliti kemudian melakukan uji coba pada sotong, diketahui hewan yang masuk
dalam famili Cephalophoda ini tidak memiliki hipokampus.
Dilansir dari Science, untuk mengetahui daya ingat dari
sotong, pertama-tama para peneliti melakukan tes untuk memori semantik. Caranya
dengan melatih sotong berusia 12 dan 24 bulan untuk makan tiap hari pada jam
yang sama dan lokasi berbeda di dalam akuarium.
Baca Juga:
Drone Pintar Teliti Spesies Lumba-Lumba Langka
Setelah tiga minggu, peneliti mengecek apakah sotong-sotong
ini mampu mengingat tempat mereka makan.
Bahkan ketika peneliti tidak memberikan makanan, baik sotong
yang muda ataupun dewasa muncul tepat waktu untuk sarapan, makan siang, dan
makan malam di tempatnya masing-masing. Hal ini menandakan kalau mereka
memiliki memori semantik yang kuat.
Sedangkan untuk menguji memori episodik, para peneliti
menambahkan variable lain yakni preferensi pribadi hewan. Mereka menawarkan
sotong dua menu, beberapa daging udang (prawn) yang sudah kusam dan menu
favorit, grass shrimp hidup di tempat lain.
Kemudiang sotong akan ditawari makan lagi tetapi pada jam
yang berbeda. Jika mereka berenang ke area makan satu jam setelah makan
pertama, akan mendapat prawn. Namun, jika menunggu tiga jam dari makan pertama
mereka akan diberi prawn dan grass shrimp.
Selama 4 minggu para peneliti membiarkan sotong memilih
makanan mereka. Ternyata, sotong-sotong yang berbeda usia itu paham harus
menunggu lebih lama untuk mendapatkan menu favorit mereka.
Berdasarkan eksperimen ini diketahui bahwa sotong memiliki
memori episodik yang kompleks tidak hanya ingat di mana dan kapan mereka makan,
tapi juga tahu mana makanan yang lebih enak. Menariknya, semakin tua sotong,
semakin baik pula ingatannya.
"Ini studi yang
cerdas, menunjukkan bahwa hewan ini sangat baik dalam mempelajari sesuatu yang
rumit," puji Daniel Osorio, seorang ahli syaraf dari Universitas Sussex kepada
Science.
Alexandra Schnell selaku penulis pertama pada jurnal
penelitian ini dari University of Cambridge dan Marine Biological Laboratory,
Massachusetts, mengatakan bahwa sotong sama seperti mamalia menunjukkan
tanda-tanda penyusutan ukuran otak seiring bertambahnya usia. Kendati demikian,
bagian lobus vertikal yang berfungsi dalam pembelajaran dan memori tetap
terlihat utuh. Dia menambahkan fakta kalau sotong terus kawin hingga usia tua
bahkan sampai beberapa minggu sebelum meninggal ada hubungannya dengan hal itu.
Atas dasar fakta di atas, Alexandra Schnell membuat asumsi
bahwa tujuan utama sotong selama musim kawin adalah untuk kawin sebanyak
mungkin.
Memori episodik membatu mereka ingat dengan siapa saja, di
mana dan kapan mereka untuk kawin, sehingga tidak melakukan kegiatan reproduksi
dengan individu yang sama.
Studi tentang daya ingat sotong ini sukses membuat Alexandra
Schnell terkejut. Dia sendiri tidak menyangka bahwa kemampuan sotong tua akan
sama baiknya dengan yang muda. Alexandra Schnell dan rekan-rekannya kini
tertarik untuk mengetahui apakah sotong mampu untuk merancang masa depan.
Karena kegiatan ini membutuhkan memori episodik. [rin]