WahanaNews.co | Dari balik tikungan Jembatan Lubuak Paraku, Kecamatan Lubuk Kilangan Padang, Sumatera Barat, terdengar raungan mesin truk.
Asap hitam juga tampak keluar dari knalpotnya.
Baca Juga:
Winson Reynaldi Dikecam Usai Parodikan Paus Fransiskus, Akhirnya Minta Maaf
Berjalan pelan dengan kecepatan hanya di bawah 20 kilometer per jam, sang pengemudi memasang persneling satu, karena 300 meter di depannya terlihat tanjakan Panorama I Sitinjau Lauik yang dikenal ekstrem telah menanti.
Tidak hanya jalannya yang mendaki tajam, di tanjakan tersebut juga terdapat tikungan menyerupai huruf U, sehingga sopir truk harus mengambil lajur berlawanan di sisi kanan agar bisa lewat dengan selamat.
Dari bawah, sopir truk beberapa kali menghidupkan lampu jauh, sembari membunyikan klakson meminta jalan kepada kendaraan lain dari arah berlawanan.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan, Tersangka Pemerasan Ternyata Eks Satpam Ria Ricis
Kondisi seperti itu selalu terlihat setiap hari di jalan nasional yang menghubungkan Kota Padang dengan Solok tersebut.
Para YouTuber Mendulang Rupiah
Namun, siapa sangka, di balik ekstremnya jalur ini, ada sebagian orang yang bisa memanfaatkannya untuk mendulang rupiah.
Mereka adalah warga yang merekam seluruh kejadian menarik di lokasi itu.
Mereka mengabadikan berbagai momen perjuangan para pengendara menaklukan tanjakan, konvoi kendaraan mewah, hingga kecelakaan, kemudian diunggah ke saluran YouTube masing-masing.
Saat ini, ada puluhan YouTuber yang menjadikan tanjakan tersebut sebagai tempat berburu rezeki dari adsense YouTube.
Salah satu saluran yang menonjol adalah Sitinjau Laut Truck Video yang hingga 14 November 2021 telah memiliki 1,95 juta pengikut.
Saluran ini dibuat pada 31 Oktober 2015.
Salah satu video yang mendapatkan perhatian di saluran ini adalah “truk joget” dengan jumlah penonton mencapai 25 juta.
Akun YouTube lainnya yang juga mengunggah konten serupa dan mendapat banyak perhatian netizen adalah Sitinjau Lauik Chanel yang dibuat pada Agustus 2017 dan kini telah memiliki 421.000 pengikut.
Pemilik Sitinjau Lauik Chanel, Bram Keswara, mengatakan, awal mula membuat saluran tersebut karena menilai kejadian-kejadian di tanjakan itu sangat menarik.
"Awalnya saya ikut kawan, ramai yang buat konten di sini, jadi dicoba pula. Ternyata dalam tiga bulan bisa dapat 10.000 pengikut," katanya, dikutip dari Antara.
Pria yang tinggal di Talang, Kabupaten Solok, Sumbar, itu rajin mengunggah video di saluran miliknya.
Isinya seputar truk maupun bus yang lewat dengan durasi video di bawah 10 menit.
Tak lupa dia menampilkan halaman depan gambar yang menarik serta judul yang membuat penonton penasaran.
Video yang mendapat banyak perhatian di antaranya "Gawat Truk Gagal Menikung" dan "Hal yang Tidak Diinginkan Terjadi di Sitinjau Laut".
"Memang yang paling tinggi penonton kalau ada kecelakaan atau ada truk trailer lewat, muatan berat, hingga adanya tumpahan minyak sawit," ujarnya.
Bram tidak setiap hari mangkal di Sitinjau Laut.
Namun, jika ada peristiwa menarik, dia akan segera datang untuk mengabadikan momen di lokasi.
"Biasanya saya dapat info dari kawan-kawan lain atau Petugas Keamanan Jalan Raya," ujarnya.
Adakalanya pukul 11.00 WIB dia sudah mangkal di Sitinjau Lauik dan pulang pada sore hari.
Untuk mengakali agar bisa mengunggah video setiap hari, Bram mengumpulkan banyak stok video.
Handycam dengan format full HD menjadi andalannya merekam perjuangan para sopir melewati tanjakan.
Jika baterai handycam habis, Bram merekam gambar menggunakan ponsel.
Dengan mengunggah satu video tiap hari dan rata-rata penonton 5.000, dia mampu meraup adsense dari YouTube antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per bulan.
Tak Pernah Mendapat Masalah
Selama mengunggah video ke YouTube, Bram belum pernah mengalami masalah atau mendapat teguran dari pengemudi yang direkamnya.
Hanya saja, ada beberapa pengendara yang kesulitan lewat memohon agar tidak direkam karena malu.
"Misalnya ada cewek belum pandai bawa mobil lewat sini, pas mau naik (mobilnya) mundur, itu kan konten menarik, tapi kalau dia mohon tidak direkam ya saya turuti daripada ada masalah di kemudian hari," kata dia.
Ia mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari mengambil gambar, mengedit, hingga mengunggah.
Semua dipelajari secara otodidak.
Mangkal Hanya Akhir Pekan
Selain Bram, ada YouTuber lainnya yang juga meraup rezeki dari konten Sitinjau Lauik, yaitu Doni dengan saluran bernama Widia Siska.
Doni mengatakan, dia mangkal di Sitinjau Lauik setiap akhir pekan, karena pada hari biasa dia bekerja.
Ketertarikan Doni membuat konten berawal pada 2018 saat dia melihat tingginya antusiasme warganet menonton video kendaraan yang melewati Sitinjau Lauik.
Akhirnya dia menyempatkan diri mengabadikan peristiwa di Sitinjau Lauik pada akhir pekan berbekal handycam.
YouTuber di Sitinjau Lauik terbantu oleh para Petugas Keamanan Jalan Raya (PKJR) yang bersiaga 24 jam di kawasan itu.
Para PKJR kerap membagikan info jika ada peristiwa menarik seperti kecelakaan atau truk trailer yang akan lewat.
Jalur Maut
Sudah menjadi rahasia umum di kalangan sopir truk dan bus bahwa jalur Sitinjau Lauik merupakan momok karena tanjakannnya yang ekstrem, turunan tajam, jurang yang menganga di sisi jalan, serta ancaman longsor dari perbukitan.
Berdasarkan catatan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), tahun lalu ada 36 kecelakaan di lokasi ini.
Dengan panjang 15 kilometer, jalur ini benar-benar menguji adrenalin dan menjadi tantangan yang harus ditaklukan para pemegang kemudi.
Dari Padang, tantangan pertama yang harus ditaklukkan pengemudi adalah tanjakan Panorama I Sitinjau Lauik.
Tanjakan ini berbentuk huruf U dengan medan terjal dan pada sisi kiri kemiringan sekitar 30 derajat.
Kendati jalannya cukup lebar, mencapai 16 meter, bagi yang tak biasa lewat, bisa-bisa kendaraan kehabisan napas atau mati mesin di tengah perjalanan.
Yang lebih ekstrem, terkadang di Panorama I juga ada truk yang membawa minyak sawit atau semen curah yang muatannya tumpah ke jalan.
Akibatnya, jalan menjadi licin dan tak jarang kendaraan yang lewat menjadi selip ban.
Biasanya solusi yang dilakukan adalah menabur bubuk sekam agar jalan menjadi kasar dan bisa dilewati.
Selepas Panorama I, tanjakan berikutnya yang juga harus ditaklukan adalah Panorama II dengan rute tanjakan yang panjang.
Ibarat neraka jalanan, jika keterampilan mengemudi tak memadai atau kendaraan tidak laik, risikonya hanya satu, yaitu celaka.
Kondisi tersebut membuat KNKT mengunjungi langsung Sitinjau Lauik dan meminta pihak terkait meningkatkan mitigasi kecelakaan transportasi di daerah itu.
"Tanjakan ekstrem Sitinjau Laut ini sudah mendunia karena banyak tayangan di YouTube. Terkenal bukan karena hal baik, tetapi sering kecelakaan. Jangan sampai ini membuat malu Indonesia," kata Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono.
Ia banyak menerima kritik soal penanganan risiko kecelakaan di tanjakan ini.
"Beberapa tahun lalu kondisinya seperti itu hingga saat ini kondisinya masih sama. Seakan-akan tidak ada tindakan penanggulangan yang dilakukan pemerintah dan pihak terkait," katanya.
Untuk itu pihaknya menyiapkan solusi jangka pendek berupa pemasangan rambu-rambu khusus sebagai pedoman bagi pengendara.
Kemudian menyediakan lokasi khusus untuk pemberhentian truk menjelang turun dari Solok ke Padang di Sitinjau Lauik.
Truk yang akan turun diimbau berhenti di lokasi itu untuk memeriksa kondisi kendaraan terutama rem.
Jika ada yang bermasalah, di lokasi itu juga disediakan bengkel.
Selain itu juga diharapkan ada ambulans yang siaga di sekitar Sitinjau Lauik agar bila terjadi kecelakaan segera ada tindakan.
Untuk jangka panjang, pemerintah berencana membangun jembatan layang Sitinjau Lauik pada 2022 dengan anggaran sebesar Rp 1,28 triliun. [dhn]