WahanaNews.co | Keinginan kuat untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar neger, meski beberapakali gagal untuk mendapatkan beasiswa, tak menyurutkan semangat seorang Salma Sonia Jneina Sagiri untuk terus mencoba beasiswa lainnya.
Keteguhan hati untuk mau belajar dari kegagalan, membawanya bisa menikmati kuliah gratis jenjang S1 di Turki yang dimulai pada September 2021.
Baca Juga:
PT Perikanan Indonesia, Program dari Beasiswa Anak Nelayan hingga Dukungan Operasional
Turkiye Burslari Scholarship sendiri merupakan beasiswa "fully funded" atau penuh yang diberikan oleh pemerintah Turki kepada pelajar dari seluruh Negara, termasuk Indonesia.
Menanggung biaya kuliah, biaya hidup setiap bulan, memberikan tempat tinggal, biaya kursus bahasa Turki, dan banyak manfaat lainnya.
Lengkapnya fasilitas yang ditawarkan menjadi salah satu motivasi Salma menjajal beasiswa yang satu ini.
Baca Juga:
Syamsu Rahman: Beasiswa Pendidikan Disalurkan CSR Yaga Yingde di Kota Depok
Menariknya lagi, Turki termasuk negara yang terletak di dua benua, yaitu benua Eropa dan Asia. Sehingga memiliki kualitas pendidikan standar Eropa di samping kaya akan budaya dan sejarah.
Kemudahan melamar beasiswa Turki
Salma bercerita kalau dirinya sudah berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan tinggi dengan beasiswa sejak kelas 3 SMA, yakni sekitar tahun 2019 dan 2020. Perjalanannya untuk mencari peluang beasiswa pun dimulai.
"Saya mencari banyak informasi tentang beasiswa, mulai dari beasiswa dalam negeri sampai beasiswa luar negeri. Saya mendapatkan informasi Turkiye Burslari Scholarship dari teman saya. Setelah itu saya mencoba menggali informasi lebih lanjut tentang beasiswa ini, ternyata beasiswa ini sangat menarik," ujarnya.
Salah satu kemudahan yang ditawarkan beasiswa ini, lanjut dia, adalah adanya university and program placement.
Tidak seperti beasiswa lain yang pelamarnya harus diterima dahulu di universitas mitra. Selain itu, kata dia, masih ada kemudahan lain yang diberikan oleh pihak beasiswa, baik saat mendaftar maupun setelah menjadi awardee, seperti tidak wajib mencantumkan nilai TOEFL atau ujian internasional lainnya.
Setelah menjadi awardee, mahasiswa Indonesia juga sangat dimudahkan oleh pihak beasiswa, mulai dari pembuatan dan pembayaran visa, dijemput oleh pihak beasiswa saat sampai di bandara Istanbul dan seluruh dokumen untuk daftar ulang di asrama dan di kampus sudah dipersiapkan oleh pihak beasiswa.
"Beasiswa ini sangat memberikan kenyaman dan kemudahan bagi para awardee-nya," terang Salma.
Di Turkiye Burslari Scholarship, jelas Salma, pelamar juga tidak perlu mendaftar kampus dan beasiswa secara terpisah.
Saat dinyatakan menjadi awardee Turkiye Burslari Scholarship, maka secara otomatis sudah ditempatkan di kampus dan jurusan yang sudah dipilih sesuai dengan pertimbangan dari pihak beasiswa.
Fasilitas dan tunjangan yang diberikan lengkap
Selain menanggung penuh buaya kuliah sampai lulus, Salma menuturkan beasiswa ini juga mencakup tiket pesawat once-off (tiket saat pertama kali datang ke Turki dan tiket setelah selesai menempuh pendidikan), satu tahun kursus bahasa Turki, uang saku bulanan, akomodasi tepat tinggal dalam bentuk asrama, asuransi kesehatan.
"Uang saku bulanan 800 TL untuk S1, namun Februari mendatang akan naik menjadi 1000 TL (atau sekitar Rp 1 juta) per bulan," paparnya. Ia mengatakan, tunjangan hidup yang diberikan untuk membiayai kebutuhan selama 1 bulan terbilang cukup, karena mahasiswa sudah disediakan asrama dengan segala fasilitasnya, seperti makan dua kali sehari dan laundry.
"Uang saku bulanan yang diberikan per bulan juga mencukupi kebutuhan kita sehari-harinya," imbuh dia.
Selain itu, banyak sekali kursus dan kegiatan pendidikan di luar perkuliahan yang diberikan oleh pihak beasiswa untuk melatih skill maupun akademik.
Sementara, alasan memilih Turki sebagai negara untuk melanjutkan kuliah, ungkap dia, karena Turki termasuk negara yang terletak di dua benua, yaitu benua Eropa dan Asia.
"Selain itu, Turki juga kaya akan sejarah. Pendidikan di Turki juga terbilang bagus karena mengikuti standar pendidikan Eropa.
Alasan lainnya, saya sangat tertarik dengan acara tahunan di Turki, yaitu Teknofest, perhelatan teknologi yang sangat bergengsi di kawasan Eropa.
Sejak SMA saya menyukai robot dan teknologi, sampai memenangkan medali emas di ajang internasional World Robot Games," imbuh dia.
Meski begitu, kuliah di luar negeri bukan tanpa tantangan. Salma mengatakan tantangan kuliah di Turki adalah bahasa, dan budaya.
Walau Turki adalah negara yang berada di 2 benua, salah satunya Eropa, nyatanya 95 persen masyarakat Turki tidak bisa berbahasa Inggris.
Untungnya, pihak beasiswa memberikan kursus wajib bahasa Turki selama 1 tahun secara gratis.
Budaya yang berbeda juga menjadi salah satu tantangan yang besar yang ia hadapi. Menurutnya, cara menghadapi tantangan bahasa dan budaya ini adalah sering berinteraksi dengan orang lokal.
"Setelah menjadi awardee, kita akan ditempatkan di asrama oleh pihak beasiswa bersama dengan pelajar Turki lainnya, dengan seringnya berinteraksi dengan mereka, akan menambah kemampuan dan pemahaman kita dalam bahasa juga mengerti budaya mereka. Orang Turki termasuk orang yang ramah, mereka memahami bahwa kita adalah orang asing yang belum mengerti budaya mereka, mereka sangat terbuka jika kita ingin mempelajari budaya mereka,"
imbuh dia. Tantangan ini dengan mudah dijalani juga berkat kehadiran Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki.
"Beberapa kegiatan yang diadakan PPI Turki seperti welcoming party dan beberapa acara offline lainnya, saya merasakan kekeluargaan yang besar. Saya mulai mengenal, berteman dan membangun koneksi dengan orang Indonesia saat saya mengikuti kegiatan PPI Turki. Sebelumnya saya tidak mengenal satu pun orang Indonesia di kota saya tinggal, Istanbul. Dengan adanya PPI Turki, membuat saya merasa berada di rumah yang nyaman lagi," paparnya.
Persiapan mendaftar beasiswa Bagi pelajar Indonesia yang ingin mencoba beasiswa ini, ada sejumlah kiat yang disarankan oleh Salma.
"Saran saya jika ingin mendaftar beasiswa ini, kita harus memiliki fokus dan niat yang besar dalam mendaftar, persiapkan segala dokumen yang dibutuhkan dengan baik dan benar, mulai dari dokumen yang bersifat wajib maupun dokumen yang bersifat tidak wajib. Harus selalu optimis dan penuh keyakinan bahwa kita bisa mendapatkan beasiswa ini, meminta doa dan restu dari kedua orangtua dan guru," paparnya.
Persiapan pertama yang dilakukan Salma ialah menyiapkan dokumen pendaftaran.
Setelah seluruh dokumen siap, tahap selanjutnya adalah upload seluruh dokumen ke laman beasiswa.
Sambil menunggu keputusan lulus atau tidaknya seleksi berkas, Salma juga mempersiapkan diri untuk menghadapi wawancara dengan cara membaca pengalaman para awardee sebelumnya melalui blog dan menonton video yang menjelaskan tentang interview beasiswa.
"Saya mempelajari pengalaman awardee sebelumnya dan menulis list pertanyaan yang sekiranya akan ditanyakan saat wawancara nanti. Saya berlatih untuk menjawabnya agar saat interview saya lebih siap dalam menjawab seluruh pertanyaan," ungkap dia.
Setelah lulus S1, Salma berkeinginan melanjutkan studi S2 sambil bekerja di Turki untuk mencari pengalaman.
"Lalu kembali ke Indonesia dan membagi ilmu yang saya dapatkan di Turki kepada mahasiswa Indonesia dengan menjadi salah satu pengajar di universitas-universitas di Indonesia," pungkasnya. [bay]