WahanaNews.co | Gereja Kristen Protestan Indonesia Jemaat Khusus (GKPI JK) Cipayung Jakarta Timur telah berdiri sejak 7 (tujuh) tahun lalu. Pada hari Sabtu 13 Agustus 2022 mendatang, akan menggelar acara malam dana untuk pengadaan tanah pertapakan gereja dan fasilitasnya.
GKPI Cipayung awalnya adalah sebagai Pos Kebaktian (Poskeb) diresmikan pada tanggal 14 Februari 2016 dibawah binaan GKPI JK Rawamangun.
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Sabu 6 Kg di Dalam Boneka di Jaktim
Kemudian GKPI Cipayung diresmikan Pimpinan Sinode GKPI, Bishop Pdt. Oloan Pasaribu M.Th, waktu itu menjadi Jemaat Khusus pada tanggal 17 November 2019.
Atas kemurahan Tuhan juga kebaikan keluarga besar Prof. DR. (KRHT) Tarnama Sinambela Kusumonagoro serta pengurus Yayasan Pendidikan Budi Murni Jakarta, sampai kini dalam melaksanakan peribadatan tiap minggu GKPI JK Cipayung masih menumpang di ruang kelas SMK Budi Murni 4 di Jln. Budi Murni No. 10 RT 8 RW 3 Kel. Cipayung, Kec. Cipayung, Kota Jakarta Timur.
Di lantai 2 sekolah tersebut, pihak Yayasan Budi Murni bermurah hati memberikan 3 ruang kelas setiap hari minggu untuk digunakan sebagai ruang ibadah dan 1 ruangan untuk dipakai peribadatan anak-anak sekolah minggu.
Baca Juga:
Warga Cilangkap: Proyek Sudin SDA yang Amburadul Tapi PPSU dan Satgas SDA Jadi Korban
Saat ini pimpinan harian jemaat adalah Pdt. Riana Hutabarat M.Th., Pnt. Mestan Simarmata sebagai sekretaris jemaat dan Ny. Defri Hutabarat Br. Pakpahan sebagai bendahara. Jumlah Kepala Keluarga yang terdaftar beribadah di GKPI JK Cipayung kini sudah 55 KK.
Ketua Panitia Malam Dana Pnt. Rommel Pakpahan mengatakan, adapun kebutuhan dan harapan pengadaan pertapakan GKPI JK Cipayung adalah tanah yang berlokasi di area sekolah SMK Budi Murni 4 seluas 1.000 M2. Itu digunakan untuk Gereja dan sarana prasarana pendukungnya. Harga pasaran tanah saat ini di sekitar Cipayung sebesar Rp. 4 juta/M2, sehingga dibutuhkan sekitar Rp. 4 Miliar.
“Mengapa kita memilih di wilayah tersebut? Karena sesuai peta zonasi Pemprov DKI Jakarta, di wilayah itu diperbolehkan untuk didirikan tempat ibadah Gereja. Juga telah ada gereja-gereja yang berdiri disana. Kemudian selama 7 tahun ini kita juga telah menjalin hubungan baik dengan pengurus RT/RW dan masyarakat sekitar,” jelas Pnt. Rommel Pakpahan.
Dikatakannya, untuk menggapai harapan tersebut beberapa langkah telah dilakukan GKPI JK Cipayung. Sudah memohon kebaikan Amang Tarnama Sinambela sebagi pemilik tanah, baik secara informal melalui kebaktian syukur di kampus A Universitas Mpu Tantular bersama keluarga besar Amang Tarnama Sinambela dan juga melalui surat formal yang sudah dikirimkan.
Flayer Undangan Malam Dana GKPI JK Cipayung.
“Hingga saat ini GKPI JK Cipayung memang kita akui belum menerima jawaban dan itu menjadi pergumulan kita bersama,” ujarnya.
Selain itu GKPI JK Cipayung juga sudah melakukan penggalangan dana internal jemaat. Baik langsung dan tidak langsung, baik rutin maupun non rutin dari komitmen Jemaat, yang hingga kini masih terus berlangsung secara progresif aktif.
“GKPI JK Cipayung akan melakukan malam dana pada hari Sabtu, 13-Agustus-2022 jam 17.00 – 21.00 kami memohon dan mengundang Jemaat Tuhan untuk berkenan memberikan donasi pengadaan pertapakan melalui nomor rekening dan dapat hadir menyaksikan acara Malam Dana,”
“Tentu GKPI JK Cipayung menyadari masih berlakunya pendemi covid-19, maka acara malam dana akan dilakukan secara hybrid, yaitu secara onsite dengan perjanjian komitmen kehadiran mengingat aturan keterbatasan, maupun secara online live streaming channel Youtube GKPI Jemaat Khusus Cipayung,” tutup Pnt. Rommel.
Sekilas Sejarah Proses Berdirinya GKPI JK Cipayung
Menyadur tulisan Pnt. Syarif Oppusunggu dari majalah Suara GKPI edisi Juli 2016, berdirinya GKPI JK Cipayung berawal dari kerinduan hati beberapa Penatua untuk mendirikan GKPI di wilayah Cipayung Jakarta Timur.
Setelah melalui pergumulan cukup panjang, akhirnya Tuhan membuka jalan dengan menghadirkan beberapa anggota jemaat yang memiliki kerinduan yang sama. Mereka yakin, saat itulah waktu yang tepat untuk bergerak sesuai dengan rencana Tuhan.
Mereka adalah Pnt. (Em.) R.M. Sagala (GKPI Sejahtera Pulomas), Pnt. Syarif Oppusunggu (GKPI Jemaat Khusus Rawamangun), Bpk. Aris Simamora (HKBP Cipayung), Pnt. Karto Manalu (GKPI Jatinegara), serta Bpk. Maruahal Turnip (GKPI Sejahtera Pulomas).
Tim awal ini kemudian diperkuat oleh para penatua, penasihat, dan anggota jemaat Lingkungan IX dan XII GKPI Jemaat Khusus Rawamangun, antara lain: Pnt. Mestan Simarmata, Pnt. Mannauli Sibuea br. Hasibuan, Bpk. Saut Hutagalung, Ny. Hutapea br. Sinulingga, Bpk. Dharma M. Hutauruk, Bpk. Kuasa Sagala, dan Bpk. L.M. Sirait.
Kehadiran mereka semakin meningkatkan semangat dan memperkuat tekad untuk mewujudkan pendirian pos kebaktian GKPI di Cipayung, Jakarta Timur.
Sebagaimana hasil pembicaraan antara Pnt. (Em.) RM Sagala dan Pnt. Karto Manalu untuk menggunakan SMK Budi Murni 4 sebagai tempat peribadahan atau pos kebaktian, maka pada tanggal 9 Desember 2015, bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada serentak di Indonesia, dilakukanlah peninjauan lokasi ke SMK Budi Murni 4 (tempat ibadah sekarang ini) untuk melihat tempat yang memungkinkan dipinjam kepada Yayasan Budi Murni untuk kegiatan ibadah. Pilihannya: Aula Yayasan atau ruang kelas Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Murni 4.
Yang hadir ketika itu ada 10 orang. Mereka kemudian membentuk Panitia Persiapan Pos Kebaktian GKPI Cipayung, yaitu: Pnt. (Em) R.M. Sagala (Ketua), Pnt. Syarif Oppusunggu (Sekretaris), Bpk. Aris Simamora (Bendahara), Pnt. Mestan Simarmata (Pelayanan Rohani), Pnt. Mannauli Sibuea br. Hasibuan (Pelayanan Rohani), Pnt. Karto Manalu (Sosialisasi), Pnt. N. Sinaga (Sosialisasi), Bpk. Maruahal Turnip (Perlengkapan), dan Bpk. Saut P. Hutagalung (Penasihat).
Ketika itu hadir juga Ny. R.M. Sagala br. Situmorang yang selalu mendampingi Bpk. Sagala pada setiap kegiatan terkait rencana pendirian pos kebaktian tersebut.
Akhirnya, hanya karena kasih dan kebaikan Tuhan semata, melalui kehadiran dan dukungan orang-orang terkasih, maka kerinduan hati untuk mendirikan GKPI di sekitar Cipayung pun dapat terwujud. Tentu saja ini tidak terlepas dari dukungan besar Ketua Yayasan Budi Murni, Bpk. Budi Sinambela, yang karena kasih Tuhan, telah bermurah hati meminjamkan gratis beberapa kelas di SMK Budi Murni milik Yayasan untuk digunakan sebagai tempat peribadahan atau sebagai Pos Kebaktian (Poskeb) GKPI Cipayung.
Setelah resmi mendapatkan surat persetujuan dari pihak Yayasan Budi Murni, maka Panitia Persiapan pun segera mengadakan Ibadah Pengucapan Syukur, yang diadakan di rumah kediaman Pnt. (Em.) R.M. Sagala dan bertepatan dengan Hari Raya Imlek, 8 Februari 2016. Ibadah Pengucapan Syukur ini dihadiri oleh 60 orang dewasa dan 8 anak-anak, dengan pelayan Firman oleh Pendeta Korwil Jabodetabek, Pdt. Rotua M. Purba, liturgos oleh Pdt. Irvan Hutasoit (GKPI Jemaat Khusus Rawamangun), dan doa syafaat oleh Pdt. Jeffron Lumbanbatu (GKPI Sejahtera Pulomas).
Pos Kebaktian Cipayung ini mendapatkan dukungan dari GKPI di Jabodetabek dan dari banyak pihak, termasuk dari anggota DPRD DKI Jakarta, Ir. Manuara Siahaan. Beliau, dalam kata sambutannya, mengungkapkan sangat senang telah dilibatkan sejak awal dalam proses pendirian Pos Kebaktian GKPI Cipayung.
Setelah Ibadah Pengucapan Syukur, kemudian diadakan Ibadah Pembukaan, pada hari Minggu, 14 Februari 2016. Tanggal ini sekaligus sebagai tanggal berdirinya GKPI Pos Kebaktian Cipayung. Pelayanan Firman disampaikan oleh Pdt. Patut Sipahutar, mantan Bishop GKPI, dan liturgos oleh Pdt. Irvan Hutasoit. Dalam Ibadah Pembukaan ini, Pdt. Irvan Hutasoit (mewakili Pengurus Harian Jemaat/PHJ GKPI Jemaat Khusus Rawamangun) juga mengukuhkan Pengurus Pos Kebaktian, membacakan Surat Penugasan kepada para pengurus, dan memberikan beberapa simbol pelayanan, berupa: cawan perjamuan dan buku tata ibadah.
Pengurus GKPI Pos Kebaktian Cipayung ini terdiri atas anggota jemaat yang berasal dari beberapa gereja GKPI (Rawamangun, Pulomas, dan Jatinegara) dan seorang berasal dari HKBP Cipayung. Pengurus terdiri atas: Koordinator Pelayanan: Pnt. Mestan Simarmata (Penatalaksana Pelayanan), Pnt. Syarif Oppusunggu (Penatalaksana Kesekretariatan), dan Aris Simamora (Penatalaksana Perbendaharaan). Tim Kerja Peralatan: John Piter Hutagalung, Maruahal Turnip, dan Chandra Gurning. Tim Kerja Pengembangan Sarana/Prasarana: Pnt. (Em.) R.M. Sagala, Pnt. Karto Manalu, dan Saut P. Hutagalung.
Pada perkembangannya kemudian, sesuai dengan kebutuhan, dibentuklah Tim Kerja Infokom: Pnt. Jesse Sagala, Dharma Hutauruk, dan Rommel Pakpahan. Selain kepengurusan di atas, kemudian dibentuk Tim Doa dan Pastoral, dengan koordinator: Pdt. Ronny Awang.
Semangat dan kesehatian antarpengurus dan jemaat ketika itu sangat kuat terlihat dan dirasakan oleh semua anggota jemaat. Semangat dan kesehatian dalam Tuhan ini memang sangat penting dalam memulai pelayanan. Apalagi, di jemaat baru, masih banyak yang harus dikerjakan. Tanpa semangat dan kesehatian, serta pengharapan kepada Tuhan, tentu akan terasa berat dan sukar melaksanakan pelayanan. Itu sebabnya dalam beberapa kali kesempatan, Bpk. Saut P. Hutagalung selalu mendorong Pengurus untuk bekerja sama dengan baik dan tetap semangat dalam kebersamaan
”Apa yang perlu kita persiapkan, mari kita sama-sama persiapkan,” kata Pak Hutagalung, yang dengan penuh semangat menyumbangkan sejumlah perlengkapan ibadah, antara lain: mimbar, kantong dan kotak persembahan, serta alat perlengkapan perjamuan kudus. Bahkan, dengan kesibukannya sebagai staf ahli menteri kala itu, Pak Hutagalung masih menyempatkan diri untuk mencari dan membeli berbagai perlengkapan tersebut.
Pak Hutagalung juga yang selalu mendorong jemaat di Pos Kebaktian untuk membentuk paduan suara. Dorongan Pak Hutagalung ternyata mendapat sambutan baik jemaat. Mereka yang selama ini belum pernah bergabung di kelompok paduan suara gereja, di Pos Kebaktian ini ternyata sangat bersemangat untuk bergabung dan berlatih. Usia tampaknya tidak menghalangi mereka untuk bernyanyi.
Tua-muda, semuanya sama-sama bersemangat. Pak Dharma Hutauruk dan ibu, juga Pnt. (Em) R.M. Sagala dan Ibu, misalnya, mereka tetap semangat berlatih paduan suara meski harus pulang sampai larut malam. Dan akhirnya, memang, terbentuklah dua paduan suara jemaat ”mula-mula” yaitu Paduan Suara Seksi Perempuan dan Paduan Suara Gabungan, yang mengumandangkan lagu-lagu pujian di Ibadah Pembukaan, 14 Februari 2016, dan berlanjut pada ibadah setiap Minggu pagi, pukul 09.30 WIB.
Semangat jemaat juga terlihat dari seksi perlengkapan yang setiap minggu mesti membereskan ruangan kelas menjadi ruang peribadahan. Karena tempat yang digunakan adalah dua ruang kelas yang dijadikan satu dengan membuka sekat antar kelas—di SMK Budi Murni 4 Cipayung—dan terletak di lantai dua, maka mimbar dan segala perlengkapan ibadah yang disimpan di gudang lantai dasar, mesti diangkat ke lantai atas. Letak meja-meja dan kursi-kursi pun mesti ditata ulang. Dan selesai ibadah, mimbar dan semua perlengkapan mesti diturunkan ke lantai dasar dan ruangan ditata kembali sebagai ruangan kelas.
Tentu saja ini cukup merepotkan dan memerlukan tenaga ekstra. Tetapi karena semangat dan bersukacita, semua tidak merasa lelah. Semangat yang sama juga diperlihatkan kaum ibu yang turut mempersiapkan dan membereskan tempat peribadahan, termasuk mempersiapkan minuman teh, kopi, dan biskuit untuk jemaat setiap minggu. Ini semua sumbangan anggota jemaat yang tergerak berbagi kasih oleh rasa sukacita. Anak-anak Sekolah Minggu juga tidak luput dari perhatian jemaat.
Untuk mereka juga selalu tersedia minuman dan makanan kecil, sumbangan anggota jemaat. Semua anak bergembira dan bersemangat mengikuti ibadah sekolah minggu dan mengikuti seluruh aktivitas. Pada minggu awal, ada sekitar 17 anak dengan lima orang Kakak Guru Sekolah Minggu.
”Sudah lama saya tidak merasakan semangat, sukacita, dan keakraban jemaat seperti ini,” kata salah seorang anggota jemaat. Semoga saja semangat dan kasih persaudaraan jemaat ini terus bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus menjadi kemuliaan bagi nama-Nya.
Perjalanan ke depan tentu masih sangat panjang dengan segala pergumulannya. Dan biarlah Kasih Tuhan mempersatukan hati umat-Nya dan Tuhan terus memberikan semangat kepada jemaat untuk tetap menjadi saksi atas kebaikan-Nya. Dan tentu kita bersyukur kepada Tuhan, di jemaat GKPI JK Cipayung hadir orang-orang yang terpanggil dalam pelayanan dan terbeban pada panggilan misi membangun jemaat yang misioner. [tum]