WahanaNews.co | Banjir masih menggenangi sejumlah kecamatan di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat. Tinggi muka air meningkat kembali, di kisaran 1 hingga 3 meter.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengatakan, banjir menyebabkan dua orang meninggal dunia dan 24.522 KK atau 87.496 jiwa terdampak.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
"Kerugian material tercatat sementara yaitu 21.000 unit rumah dan 5 unit jembatan terdampak, serta sarana tempat ibadah yang juga terendam banjir," jelasnya, Minggu (7/11).
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sintang, sebanyak 12 kecamatan terdampak banjir yang terjadi sejak Kamis (21/10) atau sekitar lima pekan lalu itu. 12 Kecamatan tersebut adalah Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.
Pemerintah daerah telah melakukan upaya penanganan darurat sejak awal banjir ini terjadi. BPBD Kabupaten Sintang bersama tim gabungan telah mendirikan pos pengungsian dan mendistribusikan bantuan makanan.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
Pos komando yang telah dibentuk oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sintang juga mengoperasikan dapur umum maupun pos kesehatan.
BNPB telah berada di lapangan untuk melakukan kaji cepat di lapangan, salah satunya peninjauan lokasi banjir di beberapa titik utama di Kabupaten Sintang. Selain kaji cepat, BNPB berkoordinasi dengan BPBD terkait dengan pertolongan, evakuasi maupun operasional dapur umum.
Tim BNPB melaporkan beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses penanganan darurat, seperti belum tersedianya peta genangan banjir, terbatasnya perahu karet untuk evakuasi, dan akses jalan yang tergenang banjir.
Hingga kini, Kabupaten Sintang masih berada pada status tanggap darurat. Banjir yang terjadi dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air Kapuas dan Melawi meluap.
BNPB telah mendorong bantuan logistik menuju Kabupaten Sintang pada Sabtu (6/11). Bantuan yang diberikan berupa non makanan dan makanan, seperti selimut, makan siap saji, lauk pauk, matras, tenda keluarga, perahu polyethylene.
Selain itu, BNPB mengirimkan bantuan tambahan selimut 300 buah, makan siap saji 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 lembar, tenda keluarga 2 buah, perahu 2 unit dan masker 5.000 buah. [rin]