WAHANANEWS.CO - Pagi di SDN Kalibaru 01 Pagi berubah mencekam ketika mobil operasional Makan Bergizi Gratis (MBG) tiba-tiba meluncur masuk ke area sekolah dan menabrak puluhan siswa pada Kamis (11/12/2025) sekitar pukul 06.30 WIB, membuat para guru serta murid berteriak panik saat Gran Max putih itu menghantam kerumunan di lapangan.
Beberapa siswa tergeletak dan sebagian lainnya tersangkut di kolong mobil sebelum akhirnya warga sekolah berhamburan menyelamatkan diri dari lokasi yang mendadak dipenuhi kepanikan tersebut.
Baca Juga:
Mobil MBG Terobos Halaman Sekolah SDN Kalibaru, 19 Siswa dan Seorang Guru Jadi korban
Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sony Sanjaya menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan atas insiden tersebut dengan mengatakan, “Pimpinan menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut dan turut prihatin atas terjadinya korban dan mohon maaf kepada korban dan pihak keluarga atas peristiwa ini,” pada Kamis (11/12/2025).
Sony menegaskan bahwa BGN akan melakukan evaluasi internal dan menelusuri kemungkinan terjadinya pelanggaran standard operating procedure (SOP) untuk mengetahui penyebab kecelakaan ini.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memastikan kasus tersebut akan diusut tuntas dan menyebut unsur kesengajaan pun tetap menjadi bagian dari pendalaman, seraya mengatakan, “Tentunya hal ini akan kita dalami kenapa sampai terjadi kejadian ada mobil sampai masuk ke dalam halaman sekolah dan menabrak para siswa,” Kamis (11/12/2025).
Baca Juga:
Catat!: MBG Buka Lowongan Kerja Dapur untuk Tiga Posisi di Bengkulu Tengah
Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik ketika mobil Gran Max putih menghantam pagar sekolah, berbelok ke kiri, menabrak seorang guru, kemudian terus melaju hingga menabrak para siswa sebelum berhenti setelah menabrak dinding pembatas lapangan.
Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz menyebut total korban mencapai 22 orang yang dirawat di RSUD Koja dan RSUD Cilincing, dengan 10 korban telah menjalani rawat jalan hingga Kamis (11/12/2025).
Erick menjelaskan sebagian korban di RSUD Cilincing sudah diperbolehkan pulang, sementara sisanya masih menjalani perawatan intensif di RSUD Koja, termasuk tiga orang di RSUD Cilincing dan sembilan orang di RSUD Koja.
Kapolsek Cilincing Kompol Bobi Subasri menyampaikan bahwa sopir berinisial AI mengaku salah menginjak pedal gas saat berupaya menanjak ke area sekolah karena rem dirasa tidak berfungsi, sehingga insiden tak terhindarkan.
Bobi menegaskan pemeriksaan terhadap sopir dan kernet masih berlangsung serta olah tempat kejadian perkara (TKP) masih dilakukan untuk memastikan penyebab pasti kecelakaan tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto menyatakan sopir telah diamankan untuk proses penyelidikan lebih lanjut terkait insiden yang menabrak siswa di lingkungan sekolah tersebut.
Erick menyebut ada sepuluh saksi yang telah diperiksa dan status kasus kini telah naik ke tahap penyidikan, dengan rencana konferensi pers untuk menyampaikan hasil olah TKP kepada publik.
Polisi menegaskan penyidikan telah berjalan sejak Kamis (11/12/2025) malam dan status perkara resmi meningkat ke tahap penyidikan setelah serangkaian pemeriksaan dilakukan.
Sopir AI diduga lalai dan terancam Pasal 360 KUHP karena kelalaiannya mengakibatkan korban luka berat dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara, sementara total sepuluh saksi telah dimintai keterangan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]