WAHANANEWS.CO, Jakarta - Mobilisasi 1.476 personel lintas provinsi dalam pemulihan listrik Aceh memperlihatkan bahwa operasi ini sudah berkembang menjadi operasi kemanusiaan berskala nasional yang menegaskan peran PLN dalam penanganan bencana energi.
“Kami melihat pengerahan teknisi sebesar ini sebagai bukti bahwa PLN telah naik kelas menjadi aktor strategis bencana nasional,” ujar Ketua Umum Aliansi Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba yang mengikuti perkembangan pemulihan sejak hari pertama.
Baca Juga:
Solidaritas Lintas Sektor Menguat, PLN Pimpin Pemulihan Kelistrikan Aceh Pascabencana
Ribuan teknisi bekerja dalam pola 24 jam dengan dukungan logistik dan peralatan yang sebagian besar harus diangkut manual ke lokasi tower karena akses utama tertutup lumpur dan material longsor.
Menurut laporan lapangan PLN, beberapa titik tower hanya dapat ditembus melalui jalur alternatif yang menanjak dan berada di lereng bukit.
“Saya lihat sendiri petugas PLN berjalan di tanah berlumpur yang sangat licin, dan mereka harus memanggul alat sambil naik turun lereng bukit karena kendaraan sama sekali tidak bisa masuk,” kata Junaidi, warga Kecamatan Sungai Raya yang berada dekat lokasi perbaikan tower.
Baca Juga:
Pemerintah Kerahkan Seluruh Sumber Daya, ALPERKLINAS Apresiasi Kerja Keras PLN Pulihkan Listrik Aceh Akibat Angin Kencang dan Banjir
Pengerahan besar oleh PLN ini dinilai sebagai salah satu operasi non-militer terbesar dalam sejarah pemulihan kelistrikan karena dilaksanakan di medan ekstrem dan membutuhkan koordinasi nasional antarunit PLN.
Tohom menegaskan bahwa kebutuhan listrik di tengah situasi darurat bukan persoalan teknis semata, melainkan persoalan kemanusiaan yang menyangkut keselamatan dan layanan vital masyarakat.
“Skala operasi PLN di Aceh ini sudah masuk kategori operasi kemanusiaan karena menyangkut layanan dasar yang harus segera dipulihkan,” ujar Tohom, Jumat (12/12/2025).