WahanaNews.co | Belakangan
ini, rekaman video yang memperlihatkan cekcok Dandim 0101/BS Kolonel Abdul
Razak Rangkuti dengan Wakil Ketua FPI Aceh Abi Wahidin (Tgk Wahid) viral di media
sosial. Terlihat kedua pihak beradu argumen soal protokol kesehatan.
Baca Juga:
Melalui Pembentukan MPA, INALUM Perkuat Kesiap siagaan Karhutla di Kawasan Danau Toba
Insiden itu terjadi pada Kamis (31/12) lalu di masjid Raya
Baiturrahman Banda Aceh. Diketahui pada saat itu sedang diadakannya doa dan
zikir bersama bertemakan "Doa Bersama dari Serambi Makkah untuk
Indonesia".
Gelaran doa ini diinisiasi oleh sejumlah tokoh agama yang
ada di Aceh menyambut tahun baru 2021. Acara itu juga dihadiri oleh Tgk Wahid.
Setiap pengunjung dan jemaah yang memasuki pekarangan
masjid, harus lebih dulu mengikuti rapid test yang digelar oleh petugas
gabungan TNI-Polri. Petugas rapid test ditempatkan di tiga pintu utama masuk
pekarangan masjid.
Baca Juga:
Ketua Tani Gambus : Kami Berjuang Dengan LRR Indonesia, DPD RI dan Bupati Batu Bara
Dalam video singkat yang beredar itu, Dandim 0101/BS Kolonel
Abdul Razak Rangkuti, menegur para jemaah yang tidak mematuhi protokol
kesehatan termasuk Wakil Ketua FPI Aceh Abi Wahidin. Keduanya saling adu
argumen, bukan aksi pembubaran massa zikir seperti berita viral di sosial
media.
Komandan Unit Dandim 0101/BS, Kapten Sumastono, menjelaskan,
saat itu massa tidak mengikuti protokol kesehatan di Masjid Raya Baiturrahman
yang setiap harinya diawasi oleh petugas. Sejak tiga bulan yang lalu, sejumlah
personel TNI selalu mengawasi protokol kesehatan di lingkungan masjid sesuai
arahan pimpinan.
Ketika insiden adu mulut tersebut, kata Sumastono, Dandim
menegur dan meminta massa untuk mematuhi protokol kesehatan, termasuk mengikuti
rapid test sebelum masuk ke pekarangan masjid.
"Jadi mereka pada saat kegiatan tidak mau mengikuti prokes
yang ada di Masjid Raya Baiturrahman yang setiap hari kita lakukan. Sehingga
saat ditegur oleh Dandim terjadi saling adu argumen," kata Sumastono, Sabtu
(2/1).
Menurut Sumastono, adu mulut antara keduanya sempat membuat
Dandim sedikit tersinggung lantaran mendoakan presiden, pemerintah, termasuk
TNI-Polri dengan kata-kata tidak baik.
Dandim awalnya hanya menegur menyangkut dengan Prokes,
tetapi yang bersangkutan (Tgk Wahid) tidak mau mendengarnya. Bahkan melontarkan
kata-kata dengan narasi tidak baik lantaran sedang emosi.
"Dari situ Dandim agak tersinggung. Dia menanyakan kenapa
Tgk sampai berdoa seperti itu (berdoa jelek)," ungkapnya.
Terkait video viral yang beredar di sosial media, Sumastono
memastikan tidak ada aksi pembubaran massa zikir di masjid Raya Baiturrahman ketika
itu. Hanya saja, Dandim menegur massa yang tidak mematuhi protokol
kesehatan.
"Tidak benar soal isu adanya pembubaran. Nggak benar itu,
beritanya banyak diplesetkan orang. Kita juga merasakan dirugikan, Ini bukan
pembubaran tetapi Dandim hanya bermaksud menegur massa yang tidak mematuhi
protokol kesehatan," ujar dia. [qnt]