WahanaNews.co | Kondisi kehidupan masyarakat di pesisir Pantai Pandeglang, Provinsi Banten saat ini relatif normal dan tidak terpengaruh erupsi Anak Gunung Krakatau di Perairan Selat Sunda dengan ketinggian 2.000 meter.
"Kami seperti biasa berjualan ikan di TPI Teluk Labuan dan terpengaruh adanya letusan Anak Krakatau, " kata Edi, warga Labuan Kabupaten Pandeglang, Senin 25 April 2022.
Baca Juga:
Gunung Anak Krakatau Meletus Lagi, Semburan Abu Vulkanik hingga 2 Km
Kegiatan masyarakat di sini relatif normal dengan melakukan aktivitas ekonomi, seperti berjualan juga nelayan masih melaut.
Saat ini kondisi Perairan Labuan normal dan tidak terjadi gelombang tinggi.
Selain itu juga masyarakat pesisir Pandeglang mulai pantai Carita, Labuan, Panimbang hingga Sumur sudah biasa adanya erupsi Anak Gunung Krakatau dan mereka tidak panik."Kami sendiri dari pagi berjualan tetap tenang dan lumayan omzet penjualan," kata Edi.
Baca Juga:
Pakar BRIN: Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau Bepotensi Picu Tsunami, ini Upaya Mitigasinya
Begitu juga Nasirudin, seorang penunggu vila di Pantai Carita mengaku dirinya hingga saat ini tetap membuka kegiatan usaha penginapan dan tidak terpengaruh adanya letusan Anak Krakatau.
"Kami mendengar sejak sepekan Anak Krakatau erupsi, namun seperti biasa saja, " katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Banten Kombes Shinto Silitonga mengatakan pihaknya, berdasarkan pengumuman dari pemerintah melalui surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM tanggal 24 April 2022.
Di dalam surat bernomor 184.Lap/GL.05/BGL/2022 yang ditandatangani oleh Kapala Badan Geologi, Eko Budi Lelono disebutkan peningkatan tingkat aktivitas Gunung Anak Kraktau dari Level II-Waspada menjadi Level III-Siaga.
"Benar, kami telah menerima surat dari Badan Geologi Kementerian ESDM dan telah mempelajari isi dalam surat tersebut untuk ditindaklanjuti oleh Polda Banten," ujarnya.
Ia mengatakan, sesuai surat yang dimaksud, Badan Geologi telah mengidentifikasi Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) yang menunjukan hampir seluruh tubuh Anak Gunung Krakatau yang berdiameter sekitar 2 Km itu menjadi kawasan yang rawan bencana.
"Potensi bahaya berupa lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi, kemungkinan lontaran akan menjangkau jarak yang lebih jauh dan sebaran abu vulkanik juga bergerak sesuai arah dan kecepatan angin ke kawasan yang lebih jauh," ujar Shinto.
Kepala Pos Pemantauan Anak Gunung Krakatau di Pasauran Kabupaten Serang, Deni Mardiono mengatakan letusan Anak Krakatau mencapai 2.000 meter dan mengeluarkan abu vulkanik hingga Sumur, Panimbang dan Labuan karena terbawa angin.
Selain itu juga di kawasan sekitar Anak Gunung Krakatau mengeluarkan lontaran bebatuan pijar.
"Kami melarang nelayan maupun wisatawan mendekati kawasan Anak Gunung Krakatau, karena khawatir terdampak batu pijar yang suhunya cukup panas dan mematikan. Kami merekomendasikan zona aman dengan radius 5 km dari kawasan Anak Krakatau, " kata Deni. [qnt]