WahanaNews.co | Puluhan mahasiswa baru Universitas Brawijaya saling bertumbangan akibat kelelahan dalam masa Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) atau Ospek.
Kondisi mahasiswa yang tumbang ini pun viral di media sosial.
Baca Juga:
Sosok Pencipta Fondasi Cakar Ayam, Profesor Asal Jawa Tengah
Menanggapi hal ini, Ketua pelaksana PKKMB Universitas Brawijaya 2023, Pugoh Ananta Putra mengatakan ada beberapa penyebab mahasiswa tumbang dalam masa PKKMB.
Beberapa di antaranya karena sakit dan belum sarapan.
Tumbangnya para mahasiswa itu terjadi pada Minggu, 13 Agustus 2023 atau saat pra PKKMB.
Baca Juga:
PLN Beberkan Strategi Atasi Trilema Energi di Universitas Brawijaya
"Kami tim medis ada beberapa yang tumbang, belum sarapan, ada penyakit bawaan, kemudian ada maba penyembuhan pasca operasi pasca luka dan sebagainya," ujar Pugoh, Senin (14/8/2023).
Pugoh mengatakan, pasca kejadian itu panitia langsung melakukan antisipasi dengan menyiapkan posko kesehatan dilengkapi mobil ambulans.
Mereka juga telah menyiapkan skenario selama masa PKKMB. Dengan alur maba yang sakit akan diberikan pertolongan pertama lalu dibawa ke rumah sakit UB.
"Saat ini tim kesehatan ada di 11 titik ada 11 posko, masing-masing ada 6 mobil ambulans. Kita lengkapi dengan teman-teman Lakesma, KSR, semua sudah bersiaga," kata Pugoh.
Sebelumnya, peristiwa ini diketahui pertama kali lewat unggahan akun twitter @JeandraLee yang mengunggah foto sejumlah mahasiswa tengah dirawat di RSUB usai mengikuti gladi resik bertajuk Acara Jelajah Almamater Universitas Brawijaya pada Minggu kemarin.
"Nih liat akibat ulah panit rabraw 23 yang ga jelas, dijemur ampe begini. Mana info papermob h-1. Ospek UB tahun ini kacauu bangett. Panitia semangat evalusi deh," cuit akun @JeandraLee.
Unggahan akun ini menuai beragam komentar dari sejumlah netizen. Mereka mayoritas mempertanyakan tanggung jawab panitia Raja Brawijaya.
Netizen menduga maba tumbang karena tidak kuat menahan panas terik matahari.
Disisi lain, informasi yang beredar penugasan yang diberikan panitia dianggap terlalu berlebihan karena waktu yang mepet untuk mengerjakan.
[Redaktur: Zahara Sitio]