WahanaNews.co | Seorang peserta Seleksi Kompetensi Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (SKD CPNS) Kementerian Hukum dan Hak Manusia (Kemenkumham) di Jawa Timur melakukan hal yang tak terpuji.
Ia kedapatan membawa barang-barang yang tidak ada dalam persyaratan ujian yakni sejenis jimat berupa garam hingga bunga kantil.
Jimat atau rajah yang dibawa oleh beberapa peserta tersebut di antaranya berupa batu yang dibalut dengan kain berwarna putih kertas bertuliskan rajah arab hingga daun kering, ditemukan pula peserta yang membawa garam hingga bunga kantil.
Menjadi sedikit heran ketika perkembangan teknologi yang sangat masif ternyata masih banyak masyarakat yang percaya dan bahkan mempraktikkan mengenai benda-benda ritual tertentu, mitos, jimat dan hal mistis yang sangat di percayai membawa keberuntungan.
Baca Juga:
Dipaksa Mundur karena Ikut Tes CPNS, 10 Perawat Laporkan RS ke Disnaker Riau
Lalu bagaimana sebenarnya asal dari Jimat? Apakah jimat selalu berhubungan dengan mitos keberuntungan? atau semuanya itu hanya hasil dari kepercayaan dan kebudayaan?
Definisi Jimat, dalam konteks keberuntungan, dapat diartikan sebagai benda yang diyakini membawa keberuntungan atau melindungi pemiliknya dari malapetaka.
Sedangkan mitos keberuntungan juga mencakup keyakinan pada praktik tertentu atau tindakan yang diyakini dapat membawa keberuntungan.
Perspektif dari banyak orang yang masih memegang teguh kepercayaan pada jimat dan mitos adalah keberuntungan.
Baca Juga:
Seleksi CPNS Unja 2021 Dinilai Curang, Pria ini Lapor ke Kemendikbudristek
Beberapa ahli meyakini bahwa efek keberuntungan dari jimat dan mitos lebih bersifat psikologis dan terkait dengan kepercayaan individu.
Karena tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa benda-benda tertentu memiliki kekuatan magis yang dapat mempengaruhi keberuntungan seseorang.
“Beberapa individu mungkin merasakan manfaat psikologis dari keyakinan ini, para ahli berpendapat bahwa keberuntungan yang sebenarnya lebih banyak terkait dengan faktor kebetulan dan tindakan konkret yang diambil seseorang,” kata Dosen Fakultas Agama Islam UM Surabaya, Febriyanto Firman Wijaya dilansir dari laman UM Surabaya, Selasa (14/11/2023).
Riyan mengatakan, sebagai masyarakat yang semakin maju, penting bagi kita untuk tetap membuka pikiran terhadap pengetahuan ilmiah dan kritis terhadap keyakinan tradisional.
Meskipun jimat dan mitos keberuntungan dapat memberikan kenyamanan atau keyakinan pribadi, kita juga perlu memahami bahwa keberuntungan sejati seringkali merupakan hasil dari usaha, keahlian, dan keputusan yang bijaksana.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.