WahanaNews.co | Seorang anggota TNI yang diketahui bertugas sebagai Babinsa di Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat menggunting rambut sejumlah siswa asal-asalan.
Video pencukuran itu pun beredar dalam video.
Baca Juga:
Sejumlah Fakta-fakta Baru Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang
Dalam video itu, sang Babinsa mengaku bertanggungjawab atas pengguntingan ini.
Tak hanya itu, kejadian itu viral karena hasil cukuran Babinsa yang asal-asalan. Cukurannya tidak beraturan. Sehingga, orang tua siswa murka atas kejadian itu.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta angkat bicara soal rambut puluhan pelajar yang dicukur asal-asalan oleh Babinsa.
Baca Juga:
DAMRI Buka Rute langsung dari Bandar Lampung ke Purwakarta
Pemerintah menganggap aksi cukur rambut oleh Babinsa tersebut untuk pembinaan.
Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto mengatakan jika aksi Babinsa itu disinyalir karena kepeduliannya kepada anak-anak agar bisa merubah tingkah laku dari yang melanggar aturan hingga menjadi disiplin.
"Itu termasuk pembinaan, mitigasi banyak siswa yang terindikasi melakukan hal yang tidak baik, jadi (Babinsa) diundang untuk memberikan pembinaan, itu mungkin (cukur) bentuk kecintaan Babinsa kepada anak-anak , jadi dengan model kita dulu sering di gombak dulu saya pernah dan di anggap biasa," kata Purwanto, Kamis (07/09/2023).
Purwanto mengakui, perkembangan zaman merubah semua sektor termasuk di sektor pendidikan.
Sehingga cara mendidik anak harus disesuaikan dengan perkembangan anak dan zaman, cara menindak hingga cara memberi sanksi pun tidak sesederhana zaman dulu.
"Dunia pendidikan sudah berkembang berubah tata kelolanya, legal formal yuridis sudah berubah, aturan mengatur kehidupan anak pendidikan, mungkin polanya masih pake paradigma lama, dulu kita di gundul balik paling nyari topi sekarang sudah berubah. Dengan cara kolaborasi, bagaimana upaya penanganan bisa berkembang sesuai zaman, semangat kita memberikan pelayanan terbaik kepada anak-anak," jelasnya.
Dia menjelaskan, terdapat program yang diharuskan TNI-Polri hingga pemerintah masuk ke dalam ranah sekolah.
Mereka secara rutin diundang untuk memberikan pembinaan kepada para siswa terutama siswa yang memiliki catatan kenakalan remaja
"Karena sekolah mempunyai kelemahan, sekolah tidak punya wilayah teritorial masuk ke masyarakat , susah gak berani memitigasi melakukan upaya-upaya pencegahan anak-anak, ada yang nongkrong sambil merokok , gak pantas dilakukan pelajar menggunakan seragam itu dicegah di bubarkan oleh Babinsa, lewat mengundang Babinsa memberikan penguatan untuk membantu sekolah dalam pendidikan berkarakter," ungkap Purwanto.
Ia akan terus melanjutkan program pembinaan itu karena merupakan salah satu langkah untuk mewujudkan pendidikan berkarakter.
Pihaknya sudah bekerjasama dengan instansi terkait untuk menindaklanjuti ke setiap sekolah, karena setiap sekolah memiliki pola asuh dan karakter anak berbeda-beda.
"Kita memberi kebebasan kepada sekolah-sekolah dalam menerapkan aturan, kalo kita di kabupaten sudah ada aturan yang berjalan , bagaimana sekolah bisa menyelesaikan masalah dengan pola edukatif, dengan mekanisme yang benar misal surat teguran panggilan orang tua, itu harus di terjemahkan sekolah-sekolah, karena nilai dan adatnya berbeda-beda," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar video sejumlah siswa tengah digunting rambutnya oleh seorang anggota TNI yang diketahui bertugas sebagai Babinsa di Kecamatan Maniis.
Dalam video itu, sang Babinsa mengaku bertanggungjawab atas pengguntingan ini.
Kejadian itu viral karena hasil cukuran Babinsa yang asal-asalan. Cukurannya tidak beraturan. Sehingga, orang tua siswa murka atas kejadian itu.
Usut punya usut, aksi ini dilakukan di tengah kegiatan upacara pada Senin (04/09/2023) di SMPN 1 Maniis. Saat itu, Babinsa dari Kodim 0619/Purwakarta diminta pihak sekolah untuk menjadi pembina upacara dengan materi pembinaan kedisiplinan siswa.
Di tengah kegiatan, oknum TNI itu justru mencukur rambut siswa. Total ada 90 siswa rambutnya dicukur.
Persoalan ini sudah dimediasi. Komandan Distrik Militer (Dandim) 0619/Purwakarta, Letkol Arm Andi Achmaf Afandi angkat bicara terkait anggota Babinsa Maniis yang melakukan pencukuran rambut terhadap puluhan siswa tersebut.
Menurutnya, sang Babinsa sudah menyadari tidak seharusnya melakukan tindakan spontan tersebut. Harusnya, sebelum bertindak, yang bersangkutan berkoordinasi dengan pihak sekolah.
"Tadi sudah dilakukan mediasi antara sekolah orang tua kemudian muspika hadir dan semuanya sudah sepakat untuk kejadian kemarin itu sudah di mediasi dan musyawarah tidak ada permasalahan kejadian kemarin sama-sama memahami anak sekolah kenakalan anak, sekolah pihak sekolah meminta Babinsa mengisi sebagai pembina upacara dan melaksanakan pembinaan bimbingan, Babinsa menyadari bahwa pembinaan itu seharusnya dibicarakan dulu ke sekolah sebelum dilaksanakan pengguntingan rambut," ucap Afandi seperti diberitakan oleh detik di Markas Kodim 0619/Purwakarta.
[Redaktur: Zahara Sitio]