WahanaNews.co | Mantan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), M Nasir, mengatakan agar Perguruan Tinggi terus melakukan terobosan dan inovasi sehingga masa depannya semakin cerah melalui jaringan yang ada.
Demikian disampaikan Staf Khusus Wakil Presiden itu saat menjadi pembicara dalam seminar pembekalan wisudawan di Kampus Universitas Terbuka (UT), Senin (10/7/23).
Baca Juga:
Jadi Narsum di RRI Gunungsitoli, Mahasiswa UNIAS Bahas Transformasi Digital di Era Revolusi Industri 5.0
Menurut M Nasir, revolusi industri 5.0 harus diantisipasi dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten terhadap tantangan ke depan sehingga tak akan berarti pembangunan gedung-gedung megah perkuliahan jika tak menguasai jaringan.
"Perguruan tinggi konvensional kita, mohon maaf saya sebut konvensional, itu sekarang masih berlomba-lomba akan membangun Gedung. Meminta pada perguruan tinggi negeri, meminta pada kementerian untuk dialokasikan anggaran," ujarnya.
Dia bercerita saat masih menjabat sebagai Menristekdikti pada tahun 2017 lalu, di mana telah memulai perubahan mindset agar nantinya pihak-pihak yang akan membangun jaringan lah yang harus dibantu secara finansial.
Baca Juga:
Pemanfaatan Teknologi Bidang Industri Pertambangan di Era 5.0
"Saya sejak tahun 2017 itu sebagai menteri pada saat itu ingin perubahan, yaitu yang membangun jaringan akan kami biayai,” ujarnya.
“Inilah yang nanti ke depan akan terjadi pada perguruan tinggi kita ini. Kalau kita tidak bisa melakukan perubahan yang mendasar seperti ini, kita pasti akan ditinggalkan oleh masyarakat," imbuhnya.
Kata dia, perkembangan teknologi 5.0 harus mengharuskan semua aspek kehidupan bertransformasi, termasuk pada dunia pendidikan perguruan tinggi. Sehingga pembelajaran tatap muka di dalam kelas tak lagi memadai di masa mendatang, dan berganti pembelajaran jarak jauh.
"Dunia artis, dia tidak punya waktu akan di kelas. Dunia atau para milenial yang sedang bekerja pun dia tidak punya waktu juga di dalam kelas, dan dia ingin mendapatkan pendidikan yang terbaik tetapi bagaimana pendidikan tanpa di kelas," jelas dia.
Dia mengatakan, perguruan tinggi yang masih menerapkan pola pembelajaran konvensional perlahan akan ditinggalkan peminat. Hal itu bisa dibandingkan juga dengan tutupnya banyak mal-mal besar yang sebelumnya terkenal menjual barang branded, kini berubah menjadi bisnis kuliner.
"Semua berpindah pada kuliner. Sehingga tempat mal dijadikan tempat entertain semua, untuk muatan service yang lain. Jangan sampai kampus di perguruan tinggi ke depan itu juga seperti itu. Kampus akan jadi museum, jangan sampai terjadi,” katanya.
“Nanti jangan sampai terjadi, Oo di sini loh berdiri universitas A, lah sekarang mahasiswanya udah nggak ada," sambungnya.
Untuk mengantisipasi itu, dia menyarankan agar seluruh PT bisa menyiapkan lulusan berdaya saing. Di mana lulusan demikian bisa didapat jika saat berkuliah terus digembleng upskilling dan reskillingnya.
"Kita harus mengantisipasi ini, yaitu di dalam kaitan dengan upskilling dan reskilling. Mendekatkan dengan skill-skill yang ada, dan reskilling," imbuhnya.
Dia juga meyakini, bahwa pola pembelajaran yang diterapkan UT akan menjadi kiblat bagi kampus di seluruh Indonesia setidaknya pada 5 tahun mendatang. Karena pada saat itu, banyak perguruan tinggi konvensional yang tutup karena sepinya peminat.
"Mudah-mudahan UT ini akan menjadi pemimpin di masa depan yang lebih baik," jelasnya.
Di tempat yang sama, Rektor UT Ojat Darojat, mengatakan, seminar yang dihadiri Stafsus Wapres RI itu ditujukan agar nantinya para wisudawan bisa memiliki pemahaman penerapan teknologi dalam aktivitasnya di dunia kerja masing-masing.
"Betapa ke depan kita akan berhadapan dengan situasi yang baru, di mana hal-hal yang kita jalin saat ini akan berubah secara total pada datang, di mana pengaruh tekmologi ilmu sains dan komunikasi pada berbagai sendi kehidupan akan sangat memiliki dampak besar," ungkapnya.
Pada kesempatan acara seminar wisuda itu, pihak kampus UT juga mengadakan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara dengan PT. Pos Indonesia (Persero) tentang Pemanfaatan Layanan Jasa dan Potensi Masing-Masing Pihak.
[Redaktur: Zahara Sitio]