WahanaNews.co | Seorang alumnus program studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) bernama Ary Kurniawan Hardi mengharumkan almamaternya.
Ary berhasil meraih gelar Best Student di kampus research terbaik Polandia, Nicolaus Copernicus University.
Selidik punya selidik, prestasi memang bukan hal asing bagi Ary. Sebab sejak dulu menjadi mahasiswa di Unair pun, ia terus mencetak prestasi.
Baca Juga:
Emil Dardak: Digital Library ISNU Jatim Dorong Kecendekiawanan NU dan Kemajuan Negara
Bahkan Ary merupakan peraih gelar Wisudawan Terbaik FISIP tahun 2021 dengan raihan IPK nyaris sempurna 3.98.
Tidak hanya itu, ia juga pernah meraih juara 3 Mahasiswa Berprestasi Unair tahun 2019 serta memperoleh beberapa penghargaan di bidang debat dan karya tulis. Nyatanya, berprestasi sudah mengalir deras dalam darah Ary.
Komitmen berprestasi lelaki kelahiran Mataram itu terus berlanjut hingga jenjang magister.
“Sedari dini aku selalu mengusahakan apa yang aku bisa mulai dari minat dan bakat. Aku juga punya motto ‘Hidup adalah perihal berjuang sampai Tuhan berkata waktunya pulang’. Jadi, selama masih ada waktu dan tenaga untuk berusaha, aku bakal terus mencoba untuk meraih semua mimpiku,” katanya.
Baca Juga:
Unair Surabaya Terima 1.895 Calon Mahasiswa Baru Melalui SNBP 2024
Ary mengaku perjuangan untuk menempuh studi di luar negeri bukanlah perkara yang mudah. Untuk dapat menjejakkan kaki di Eropa, ia terlebih dahulu harus mengikuti seleksi Beasiswa Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (BNTB).
Melalui proses seleksi yang panjang, Ary berhasil menjadi salah satu penerima beasiswa tersebut.
“Aku bersyukur banget bisa mendapatkan beasiswa ini. Kelebihan dari beasiswa ini sendiri, kami (para penerima beasiswa) boleh untuk berkarier dan melanjutkan studi di luar negeri. Kemudian, kami juga boleh mencari beasiswa tambahan selain dari BNTB yang pada dasarnya aturan ini tidak berlaku bagi beasiswa-beasiswa lain,” kata Ary.
Ary menyampaikan, motivasi utamanya untuk melanjutkan studi di luar negeri adalah untuk mengembangkan keilmuannya di bidang politik.
Saat berkuliah di Unair, ia hanya fokus pada teori-teori politik dan lingkup politik nasional.
Ary berharap dengan melanjutkan studi, ia bisa mengembangkan keilmuannya hingga teori-teori politik kontemporer dan aplikatif serta politik internasional dan studi keamanan.
Setelah melakukan research dan mempertimbangkan berbagai faktor, Ary akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi masternya di Nicolaus Copernicus University Polandia.
“Polandia sendiri merupakan negara yang ramah terhadap mahasiswa internasional karena harga-harga kebutuhan dari sandang, pangan, dan papan relatif lebih terjangkau dari negara-negara lain di Eropa. Di sini juga terdapat fasilitas penunjang transportasi publik yang bahkan lebih kondusif dari beberapa negara besar seperti Prancis. Selain itu, kampus NCU sendiri merupakan kampus berbasis research terbaik di Polandia,” ungkap Arry.
Lebih lanjut, Ary mengungkapkan selama menjalani studi masternya. Ia seringkali menemukan banyak tantangan karena perkuliahan secara penuh menggunakan bahasa Inggris.
Ia mengaku harus mempelajari terminologi ilmiah bahasa Inggris yang belum pernah ia pelajari sebelumnya. Namun berkat kerja keras dan tanggung jawabnya, Ary berhasil melewati berbagai tantangan tersebut hingga meraih IPK sempurna.
“Saya menggunakan waktu luang untuk banyak membaca, berkonsultasi dengan dosen, hingga meminta bimbingan luar kelas dengan dosen-dosen yang mata kuliahnya menurut saya agak menantang. Saya bersyukur karena kultur pendidikan di Polandia sangat konstruktif dan banyak dukungan dari para profesor yang dengan sabar membimbing saya,” jelasnya.
Selain meraih IPK sempurna, Ary juga berhasil memperoleh pekerjaan sebagai asisten peneliti di Instytut Studiów Politycznych Polskiej Akademii Nauk. Ini di bawah skema pendanaan badan sains nasional Polandia, memperoleh beasiswa untuk mahasiswa berprestasi dari rektor Nicolaus Copernicus University, hingga mendapatkan hibah riset dari lembaga pendidikan dan pemerintahan Polandia.
[Redaktur: Zahara Sitio]