WahanaNews.co | Sebanyak tujuh mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) meraih dua penghargaan, yakni Gold Medal dan Best Award kategori Sport, Games, and Leisure di ajang Arau International Creativity Expo (ACE EXPO) 2023 di Universiti Malaysia Perlis (UniMAP).
Penghargaan diterima berkat inovasi alat deteksi stres pada atlet E-Sport.
Tim terdiri atas Sirojuddin Kholil Muhammad, Aisy Al Fawwaz, Revita Novianti, Fatima Hasya Puspa Kasih, Fikri Maulana Aziz, Indah Febriani, dan Tsabita Arinal Haq.
Baca Juga:
Emil Dardak: Digital Library ISNU Jatim Dorong Kecendekiawanan NU dan Kemajuan Negara
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair itu berhasil menyingkirkan 750 peserta dan 144 tim dari 35 negara.
Ketua tim Sirojuddin Kholil Muhammad mengungkapkan kompetisi dimulai dari pengumpulan abstrak, prototype, administrasi, hingga seleksi karya.
Tim menggas inovasi alat deteksi stres lantaran keresahan atas ketergantungan akses Electronic sport (E-Sport) yang populer belakangan ini.
Dia mengatakan E-sport yang dapat terakses melalui gadget mampu menimbulkan tekanan atau stres pada atletnya. Termasuk tekanan psikologis, sponsor, dan tim.
“Atlet E-Sport rentan mengalami stress saat permainan berlangsung. Penyebabnya ialah pressure dari permainan sehingga atlet E-sport rawan terkena gangguan mental," beber Kholil dikutip dari laman unair.ac.id, Selasa (29/8/2023).
Tim berinovasi menciptakan alat bantu pendeteksi stres dengan menginterpretasi perubahan atau anomali fitur Heart Rate Variability secara periodik untuk mengukur tingkat stres pada atlet E-Sport.
Baca Juga:
Unair Surabaya Terima 1.895 Calon Mahasiswa Baru Melalui SNBP 2024
Melalui alat ini, tim berharap pemain E-Sport lebih aware terhadap kesehatan mental.
Tim FST Unair juga turut mendukung ketercapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 dan 4 yang berorientasi pada peningkatan kesehatan mental dan kesejahteraan.
Sehingga mampu mengurangi risiko dan meningkatkan kesadaran kesehatan mental.
Indah mengajak teman sejawat Unair yang ingin terlibat kompetisi luar negeri tidak ragu memulai. Pasalnya, kampus tak segan memberikan bantuan, selagi programnya dapat dipertanggungjawabkan.
Dia mengaku dana awal kompetisi menggunakan uang pribadi. Namun, tim mengajukan dana reimbursement ke pihak kampus internal yakni FST dan Pusat Pengelolaan Dana dan Sosial (Puspas) Unair.
"Selain itu, pihak eksternal, yakni member of ASTRA, United Tractor. Meski tidak 100 persen terdanai tetapi alhamdulillah uang tersebut cukup sebagai pengganti biaya transportasi dan penginapan di sana," jelas Indah.
Dia juga mengingatkan kuliah adalah masa untuk memulai dan berani melangkah.
Lagipula, melibatkan diri dalam ajang kompetisi luar negeri mendapat dua bonus.