WAHANANEWS.CO, Jakarta - Sains interdisipliner kini menjelma sebagai wajah baru ilmu pengetahuan yang diyakini menjadi kunci menjawab persoalan kompleks di masa depan, memadukan biologi, kimia, teknologi, hingga rekayasa untuk melahirkan inovasi yang relevan di era digital.
Bidang ini tidak lagi terpaku pada satu cabang ilmu, melainkan menghadirkan integrasi lintas disiplin seperti bioteknologi maupun neurobiologi yang lahir dari pertemuan berbagai keilmuan.
Baca Juga:
ITB Dirikan Kampus di PIK 2, Siap Luncurkan Fakultas AI dan Jurusan Masa Depan
Dorongan terhadap penguatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) juga kian digencarkan sebagai fondasi strategis pembangunan bangsa di tengah persaingan global.
Kehadiran sejumlah perguruan tinggi Indonesia dalam daftar top 500 dunia di bidang sains interdisipliner pun menjadi sinyal potensi besar pendidikan tinggi dalam menyiapkan generasi unggul yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Senin (15/9/2025), Times Higher Education (THE) Rankings 2026 mencatat sejumlah kampus Tanah Air masuk daftar bergengsi di bidang ini.
Baca Juga:
Daya Tampung UPN Veteran Jakarta 2025 dan Jurusan Sepi Peminat untuk SNBP
1. Institut Pertanian Bogor (IPB) – Peringkat dunia 60.
2. Universitas Indonesia (UI) – Peringkat dunia 65.
3. Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Peringkat dunia 77.
4. Institut Teknologi Bandung (ITB) – Peringkat dunia 108.
5. Universitas Padjadjaran – Peringkat dunia 181.
6. Universitas Andalas – Peringkat dunia 201–250.
7. Universitas Sebelas Maret – Peringkat dunia 201–250.
8. Universitas Brawijaya – Peringkat dunia 251–300.
9. Telkom University – Peringkat dunia 351–400.
10. Universitas Hasanuddin – Peringkat dunia 401–500.
11. Universitas Pendidikan Indonesia – Peringkat dunia 401–500.
Metodologi pemeringkatan THE diklasifikasikan dalam tiga tahap, yaitu masukan (input), proses, dan keluaran (output).
Tahap keluaran mendapat bobot terbesar 65 persen, disusul masukan 19 persen, dan proses 16 persen.
Pada tahap masukan, penilaian fokus pada besarnya pendanaan untuk penelitian sains interdisipliner, baik dari institusi maupun industri, dengan mempertimbangkan jumlah staf akademik yang ada.
Tahap proses menilai seberapa jauh universitas mendukung penelitian lintas disiplin, mencakup penyediaan fasilitas fisik, dukungan administratif, hingga sistem jabatan atau promosi yang mengakui kontribusi interdisipliner.
Tahap terakhir yaitu keluaran, mencakup kuantitas publikasi interdisipliner, dampak sitasi lintas disiplin, hingga reputasi global universitas berdasarkan survei para peneliti aktif.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]