WahanaNews.co | Empat negara kreditur telah berkomitmen untuk menghapus utang Indonesia melalui skema konversi atau debt swap.
Keempat negara tersebut yaitu Jerman, Italia, Australia dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Bank Indonesia Sebut Uang Pecahan Rp10 Ribu Tahun Emisi 2005 Tidak Berlaku Lagi
Staf Khusus Menteri Keuangan (Menkeu) Yustinus Prastowo mengatakan total utang Indonesia yang dihapus oleh keempat negara maju tersebut sebesar 334,94 juta dollar AS atau setara Rp 5 triliun.
"Konversi utang yang disepakati adalah ke dalam bentuk program atau proyek yang harus dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia," tulis Yustinus dalam unggahan di twitter pribadinya @prastow, dikutip Selasa (18/10/2022).
Adapun bentuk proyeknya bermacam-macam, misalnya kreditur Jerman untuk proyek pendidikan, edukasi, kesehatan dan global fund. Kemudian kreditur Italia untuk proyek housing and settlement.
Baca Juga:
BI Soroti Tren Deflasi, Imbau Warga Lebih Aktif Berbelanja
Lalu, Australia untuk proyek kesehatan serta Amerika Serikat untuk konservasi hutan tropis.
Untuk itu, total kumulatif nilai komitmen debt swap yang disepakati dengan kreditur bilateral adalah 334,94 juta dollar AS atau Rp 5 triliun.
Adapun hingga 30 September 2022, Yustinus melaporkan bahwa pemerintah sudah merealisasikan proyek tersebut dengan nilai 290,51 juta dollar AS.
"Capaian yang cukup bagus dan menunjukkan mutual trust yang tinggi," katanya.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pelaksanaan kegiatan yang disepakati, Yustinus mengatakan bahwa pemerintah juga turut berkontribusi untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan nilai 215,35 juta dollar AS.
Menurutnya, ini tidak lain adalah cara untuk meneguhkan komitmen dengan sungguh-sungguh.
"Jadi jelas penghapusan utang ini memang menimbulkan konsekuensi, namun konsekuensi yang baik. Sejalan dengan semangat PBB: Ketimbang digunakan untuk membayar utang, lebih baik uangnya dipakai untuk berinvestasi dalam ketahanan iklim, infrastruktur berkelanjutan dan transisi hijau perekonomian," tulisnya.
Dikutip dari Kontan.id, debt swap adalah pembayaran utang dengan cara menukar.
Pembayaran ini dilakukan tanpa membayar uang ke negara pemberi utang, tetapi membayarkannya dengan cara lain.
Bentuk swap tidak hanya untuk masalah lingkungan saja, akan tetapi penukaran ini tergantung concern masing-masing negara pemberi utang.
Dengan begitu, penghapusan tersebut bukan berarti Indonesia tidak membayar utang, melainkan tetap membayar namun dengan cara yang berbeda.
Utang luar negeri Indonesia Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Agustus 2022 sebesar 397,4 miliar dollar AS. Angka tersebut turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 400,2 miliar dollar AS.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan utang luar negeri sektor publik seperti pemerintah dan bank sentral maupun sektor swasta.
"Secara tahunan, posisi ULN Agustus 2022 mengalami kontraksi sebesar 6,5 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 4,1 persen (yoy)," kata dia, Senin (17/10/2022).
Dia merincikan, posisi utang luar negeri pemerintah pada Agustus 2022 sebesar 184,9 miliar dollar AS, turun dibandingkan dengan posisi di bulan sebelumnya sebesar 185,6 miliar dollar AS.
Secara tahunan, utang luar negeri pemerintah mengalami kontraksi sebesar 10,9 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 9,9 persen (yoy).
"Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat adanya penurunan pinjaman seiring dengan pelunasan pinjaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan pinjaman dalam mendukung pembiayaan program dan proyek prioritas," tutur Erwin.[zbr]