WahanaNews.co, Klaten - Riuh serutan kayu dan petikan gitar berpadu dalam harmoni dari balik tembok sebuah rumah sederhana di Klaten, Jawa Tengah. Dari rumah itu, lahir ribuan alat musik berdawai yang telah
dimainkan di berbagai penjuru Indonesia. Itulah JR Sanjaya, jenama sebuah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi gitar dan ukulele.
Daya tarik gitar-gitar JR Sanjaya adalah harganya yang terjangkau, mulai dari Rp300 ribu sehingga dapat dinikmati berbagai kalangan.
Baca Juga:
Kolaborasi dan Penguatan Ekosistem Industri Kreatif, Kunci Kemajuan Modest Fashion
“Gitar adalah produk yang mahal. Saya menciptakan produk agar orang
menengah ke bawah dapat menikmatinya,” ujar Didik.
Kendati harganya terjangkau, Didik tetap menjamin kualitas gitarnya. Finishing dibuat rapi. Suaranya jernih
dan jelas, serta playability gitar JR Sanjaya juga terasa menyenangkan. Serasa memainkan gitar yang harganya dua kali lipat lebih mahal.
Siapa sangka gitar lokal dengan daya saing menjanjikan ini merupakan wujud kejelian mengolah berbagai
elemen yang kerap tidak diperhitungkan. Ide memproduksi gitar muncul ketika pemilik JR Sanjaya, Didik Maryanto, melihat banyak pabrik mebel di Klaten menghasilkan sisa bahan kayu, seperti kayu sisa mebel
ekspor dan serbuk kayu gergaji. Sisa bahan kayu ini masih memiliki nilai guna, salah satunya, untuk menjadi
material pendukung pada pembuatan gitar.
Baca Juga:
Export Center Surabaya Antarkan Pelaku UMKM Mojokerto Ekspor Perdana Molase ke Australia
“Banyak orang asing datang (ke Klaten) membuka pabrik mebel. Saya melihat itu sebagai sumber daya yang luar biasa. Kayu sisa mebel ekspor itu bisa saya buat gitar sehingga lebih efisien biaya produksinya,” ujar Didik.
Melihat peluang itu, Didik mendirikan JR Sanjaya pada 2017 dengan tiga pekerja. Sewindu kemudian, rumah
yang menjadi ruang produksi kecil telah menjadi ‘markas’ bagi setidaknya 80 tenaga kerja lokal. JR Sanjaya juga mempekerjakan kelompok yang terasing dari masyarakat, yaitu orang-orang yang kehilangan pekerjaan dan penyandang disabilitas tuli dan bisu.
Setiap bulan, lebih dari 3 ribu gitar JR Sanjaya diproduksi para perajin lokal Klaten. Seiring peningkatan kapasitas produksi, Gitar JR Sanjaya tumbuh menjadi jenama gitar yang merajai platform niaga elektronik (e- commerce) Shopee pada kategori
“Gitar”. Lewat dinding ruang produksi, tertulis: “Tidak ada cara untuk
bertahan kecuali kualitas tinggi”, sebuah kalimat yang menjadi kompas bagi JR Sanjaya menunjukkan
kualitasnya.
Tidak hanya memanfaatkan sisa kayu untuk membuat gitar, JR Sanjaya juga memberikan serbuk kayu sisa produksi gitar kepada produsen batu bata sebagai bahan bakar. Bagi Didik, langkah ini masih memberikan
nilai tambah bagi limbah produksi gitar yang sebelumnya tidak dipandang penting.
[Redaktur: Alpredo]