WahanaNews.co | Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Kegiatan Kemitraan UKMK berupa Webinar Produk Sawit untuk Hortikultura-Kemitraan UKMK Antar Sektor yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.
Dalam Pembukaan Webinar, Direktur Utama BPDPKS yang diwakili Kepala Divisi UKMK BPDPKS, Helmi Muhansyah, menyampaikan berbagai upaya terus dilakukan oleh BPDPKS dalam rangka memperkuat kemitraan UKMK Sawit, baik yang dilakukan melaui inisiatif internal BPDPKS maupun kerja sama dengan berbagai stakeholders. Kegiatan ini diharapkan semakin mendorong Pemanfaatan Kebaikan Sawit untuk Hortikultura Indonesia.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat Bentuk Tim Akselerasi Ekonomi Kerakyatan
Kepala BRIN diwakili oleh Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Puji Lestari, memaparkan materi dukungan BRIN untuk meningkatkan daya saing sawit Indonesia. Kelapa sawit berkontribusi dalam peningkatan pendapatan nasional secara kuantitatif sebesar 1,5 sampai 2,5 persen dari PDB.
Disampaikan Puji, dalam menghadapi masalah produktivitas, teknik kultur jaringan adalah metode yang cocok untuk produksi klonal kelapa sawit. Teknik ini dapat menjadi solusi peningkatan permintaan bibit yang berkualitas.
Arah riset produk turunan sawit mencakup sinergi berbagai Lembaga riset pada produk turunan CPO, mendukung proyek percontohan untuk meningkatkan komersialisasi, dan mendorong riset pemanfaatan hasil sawit di sektor baru.
Baca Juga:
Sebesar Rp2,8 Miliar Dana Dialokasikan untuk Pengembangan Budidaya Perikanan oleh Pemkab Tabalong
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Hortikultura Kementrian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, menyampaikan terkait program dan kebijakan hortikultura Indonesia. Kebijakan Hortikultura diarahkan untuk Peningkatan produksi, produktivitas, akses pasar, logistik, peningkatan nilai tambah, dan kesejahteraan petani.
Tidak hanya itu, dalam pengembangan hortikultura perlu memiliki konsep industri hortikultura critical mass untuk produksi dan perdagangan tercapai (kuantitas, kualitas, kesejahteraan).
Dalam pemaparan presentasinya, terdapat lima program terkait kebijakan program dan kegiatan yang dilakukan Kementan, yaitu program ketersedian akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi, program pendidikan dan pelatihan vokasi, serta program dukungan manajemen.
Dalam kegiatan ini, selain narasumber dari BRIN, juga menghadirkan narasumber dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN). [qnt]