WahanaNews.co | Curug Bangkong salah satu wisata favorit di Kabupaten Kuningan. Curug Bangkong sendiri merupakan salah satu lokasi wisata air terjun.
Lokasi ini menyajikan wisata alam yang sangat indah dan sejuk, tentunya air terjun setinggi 28 meter.
Baca Juga:
Dear Travelers! Coba Wahana Baru di Dusun Bambu Cisarua, Yuk
Curug Bangkong, berlokasi di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang, Kab. Kuningan, Jawa Barat. Wisata ini dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kertaraharja.
Untuk menuju Curug Bangkong, para pengunjung harus berjalan sejauh 200 meter, dari tempat parkir kendaraan.
Meski jalannya sedikit naik turun, namun para pengunjung tidak merasa lelah karena selama perjalanan, para pengunjung disuguhkan dengan aliran sungai dan pemandangan yang sangat indah.
Baca Juga:
Dear Travelers! Ini 5 Rekomendasi Destinasi Seru di Desa Wisata Pujon Kidul, Malang
Ketua Bumdes Kertaraharja, Dede Susanto mengatakan, para pengunjung harus berjalan sejauh 200 meter untuk menuju air terjun.
"Dari loket masuk itu harus jalan dulu sekitar 200 meter, para pengunjung bisa menikmati alamnya, jadi ga akan terasa cape, pinggirnya pun ada aliran sungai, jadi enaklah untuk dipandang," katanya.
Yang menarik di Curug Bangkong ini, lanjut Dede, jika debit air sedang tinggi, akan muncul dua air terjun.
"Yang menarik di Curug Bangkong wisata alamnya ya, dari air terjunnya, kalau air lagi besar tuh, jadi dua air terjunnya," lanjutnya.
Selain air terjun, yang banyak dicari oleh para pengunjung ialah rafting, yang diberi nama papalidan.
"Kalau airnya lagi besar, kebanyakan orang nyarinya itu papalidan (rafting), khususnya pengunjung yang dari luar daerah, karena mencari suasana bermain airnya," tambahnya.
Untuk menikmati wahana papalidan ini, para pengunjung akan dikenakan biaya Rp. 15.000 perorang.
"Harganya juga murah, untuk papalidan itu cuman Rp 15.000 perorang dengan jarak 700 meter," ungkap Dede.
Uniknya, papalidan disini, bukan menggunakan perahu karet, melainkan menggunakan ban bekas.
"Papalidan disini bukan menggunakan perahu karet, tapi menggunakan ban bekas berukuran besar," ujarnya.
Untuk harga tiket masuk, para pengunjung cukup merogoh kocek Rp. 5.000 saja untuk menikmati suasana alam yang sejuk dan indahnya air terjun.
"Untuk harga tiketnya kita murah hanya Rp. 5.000 perorang, mau weekend atau weekday," tuturnya.
Jika anda ingin menikmati indahnya air terjun, tidak salahnya anda mencoba mengunjungi Curug Bangkong yang terdapat di Kuningan, Jawa Barat. Curug Bangkong ini dibuka mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Sejarah Curug Bangkong
Menurut Cerita Rakyat, awal mula lokasi air terjun ini diberi nama Curug Bangkong, bukan karena lokasi tersebut terdapat banyak bangkong (katak). Namun pada zaman dahulu saat malam hari hampir seluruh warga desa mendenger suara bangkong (katak).
"Jadi menurut cerita rakyat, pada zaman dahulu kala, kalau malam suara katak itu terdengar satu desa," ungkap Dede.
Masyarakat yang penasaran dengan suara bangkong yang bisa terdengar oleh satu desa, mereka pun mencari sumber suara tersebut.
"Masyarakat yang denger itu cari sumber suara itu, ternyata di lokasi ini suara itu muncul, makannya dinamakan curug bangkong," ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, banyak masyarakat menyangkutkan dengan hal-hal mistis. Namun lanjut Dede, nama tersebut karena waktu itu ada suara katak yang cukup kencang.
"Ada yang sangkutpautin dengan mistis, itu ga ada, sejarahnya ya zaman dulu suara katak itu terdengar kemana-mana," lanjutnya.
Dede menuturkan, pada zaman dahulu, curug bangkong ini berfungsi untuk mengairi pesawahan milik warga.
"Dulu itu curug bangkong ini berfungsi buat irigasi aja ke sawah-sawah," tuturnya.
Uniknya, saat memasuki musim hujan, debit air di Curug Bangkong ini kecil, sedangkan saat musim kemarau debit airnya cukup tinggi.
"Kenapa dimusim hujan air nya ga ada, tapi di musim kemarau airnya besar, itu bukan fenomena alam, tapi di kelola oleh BBWS, karena kebutuhan air buat pengairan pesawahan di Desa Ciledug dan sekitarnya itu dibutuhkan di musim kemarau," tandasnya.
Dede menambahkan, aliran air tersebut berasal dari Waduk Darma, saat musim hujan aliran air dari Waduk Darma ditutup total.
"Jadi aliran sungai ini dari Waduk Darma, saat musim hujan ini, aliran air dari Waduk Darma ditutup total," tambahnya.
Jika saat musim hujan pintu air di Waduk Darma dibuka, kata Dede, Desa Ciledug yang terdapat di sebelah Desa Kertawirama bisa banjir.
"Kalau di musim hujan air sungai ini di besarin, mungkin daerah Ciledug dan sekitarnya bisa kebanjiran," katanya. [sdy]