WahanaNews.co | Guna mendukung pertanian organik penuh di kawasan Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Pemerintah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menyiapkan sebanyak 100 ekor sapi.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa mengatakan ratusan ekor sapi tersebut akan dianggarkan di tahun 2023, sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan pertanian organik.
Baca Juga:
Puluhan Sapi di Kecamatan Paguyaman Diduga Mati Karena Diracun Orang Tidak Dikenal
"Kita mulai insya Allah 100 ekor sapi dulu di tahun baru 2023, untuk sapinya ini mudah-mudahan bisa berkembang dan bisa dirawat dengan baik nantinya," kata Wali Kota.
Wali Kota menyampaikan penganggaran sapi tersebut menjawab permintaan para petani di kawasan Amohalo yang meminta sebanyak 1.000-an ekor sapi guna mendukung pertanian yang menerapkan sistem pertanian organik sepenuhnya.
Sebagai dukungan, Wali Kota menegaskan akan mendukung pertanian organik di kawasan Amohalo, sehingga akan menganggarkan bantuan sapi secara bertahap dan akan dimulai 100 ekor lebih dahulu di 2023.
Baca Juga:
Kelabui Konsumen, Pabrik Bakso Jeroan Sapi di Bekasi Beromzet Dibongkar Polisi
"Tidak bisa sekarang karena proses penganggaran di pemerintah harus ada ketentuannya, karena kalau kita melanggar aturan mungkin berhasil tapi kita celaka, kita tidak mau celaka di ujung, jadi bertahap, kita ikuti prosedurnya," ujar Wali Kota.
Menurut Wali Kota, metodologi pertanian organik yang dilakukan Bank Indonesia (BI) sebagai upaya menekan inflasi daerah khususnya di bidang pertanian sangat memberi dampak yang sangat positif.
Wali Kota melanjutkan, pertanian organik sangat baik karena berkelanjutan dan berbeda dengan sistem kimiawi yang dapat merusak lingkungan. Dimana jangka pendek hasilnya bagus, tetapi di tahun-tahun berikutnya produksi akan menurun karena unsur haranya menjadi rusak.
"Ini menarik sekali, baik sekali, karena justru dengan pendekatan ini, metode ini justru malah semakin subur. Ada efisiensi mengurangi biaya karena tidak lagi menggunakan pupuk yang harus berasal dari produk dibeli," kata Wali Kota.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktam) Samendre, Arif Rante berharap adanya bantuan sapi sebanyak 1.200 ekor untuk menerapkan sistem pertanian organik.
"Kita di sini ada sekitar 400 hektar yang produktif berarti paling tidak dibutuhkan sekitar 1.200 ekor sapi untuk mendukung Amohalo sebagai lumbung pertanian organik," katanya.
Dia menyebut, jika petani bisa memiliki tiga ekor sapi, maka kotoran sapi tersebut bisa mencukupi pupuk satu hektare padi sawah petani. Kemudian satu hektare sawah mampu mencukupi pakan tiga ekor sapi.
"Jadi tidak dibutuhkan biaya, yang kita gunakan limbah ternak dan urine ternak, kencing sapi kita fragmentasi. Namun ke depan ini supaya semua teman-teman terpancing, jadi ini dibutuhkan walaupun memang tidak dibutuhkan biaya, tetapi modal awal yaitu ternak," kata Arif. [qnt]