WahanaNews.co | Kementerian Perdagangan melalui perwakilannya di Arab Saudi semakin intensif memperjuangkan produk andalan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit dan turunannya.
Terbaru, Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan Riyadh melakukan penjajakan peningkatan ekspor dengan bertemu perusahaan importir minyak goreng asal Arab Saudi, Wadina, di Riyadh, Arab Saudi pada Kamis (19/5) lalu.
Baca Juga:
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kemendag: Pada 2025, Ekspor Perlu Tumbuh 7-10 Persen
Hasilnya, perusahannya ini menyatakan minatnya untuk mendatangkan minyak goreng asal Indonesia, khususnya untuk jenis CP (Cloud Point)4, CP8, dan CP10 dengan jumlah mencapai 200-300 MT.
Wadina merupakan salah satu perusahaan makanan terpercaya yang bergerak di bidang impor, pemasaran, dan distribusi untuk bahan makanan segar, beku, dingin, dan kering.
Dalam melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis makanan, Wadina bekerja sama dengan pemasok kredibel yang sebagian besar merupakan perusahaan multinasional dengan jejak pasar global yang mapan.
Baca Juga:
Cumi Beku dan Produk Rumput Laut Indonesia Jadi Primadona di Pameran Boga Bahari Korea Selatan
Atase Perdagangan KBRI Riyadh Gunawan mengungkapkan, untuk menunjang pengembangan dan ekspansi bisnis, Wadina meminta KBRI Riyadh untuk membantu mendapatkan pasokan minyak goreng dengan spesifikasi CP4, CP6, dan CP10.
"Permintaan Wadina, khususnya untuk CP4 disebabkan karena Arab Saudi, khususnya di Riyadh mempunyai rentang suhu yang termasuk ekstrim. Pada musim panas suhu di kota ini mencapai 50°C sedangkan pada musim dingin suhu bisa turun hingga 5°C," terang Gunawan.
Gunawan menambahkan, pertemuan dengan Wadina juga untuk mengantisipasi kenaikan permintaan bahan katering menjelang pelaksanaan ibadah Haji pada Juni 2023.
"Semua permintaan untuk menyuplai katering Haji akan terus meningkat. Selain minyak goreng, berbagai keperluan katering seperti beras; ikan patin, lele, dan bandeng; kopi, teh, kecap, saus, makanan siap saji, lauk pauk, serta aneka bumbu terus dicari perusahaan penyedia katering haji dari semua negara, termasuk Indonesia. Tingginya permintaan kebutuhan untuk jamaah haji ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan," imbuhnya.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad menambahkan, sebagai importir Wadina berniat mencari mitra perusahaan produsen minyak goreng dari Indonesia. Wadina merupakan perusahaan mitra terpercaya yang menyediakan produk makanan segar dan beku untuk seluruh wilayah Arab Saudi.
“Sebagai importir terdaftar untuk produk segar dan beku, Wadina berusaha mendapatkan produk segar dan kualitas terbaik untuk pelanggan. Dengan produk terbaik dan berkualitas, Wadina memberikan pelanggan berbagai produk buah, sayuran, daging, dan ikan laut yang diproses secara khusus untuk menjaga nutrisi," jelas Abdul.
Sementara Direktur Komersial Wadina Mohamed Azab berharap perusahan Indonesia yang akan bermitra dengannya mampu memenuhi standard yang ditetapkan dan memiliki harga kompetitif.
Jika hal ini terpenuhi, Wadina akan menaikkan jumlah permintaan minyak goreng dari Indonesia secara bertahap. CP4 merupakan jenis minyak goreng yang telah mengalami penyaringan lebih dari satu kali sehingga warnanya seringkali lebih jernih.
Minyak goreng jenis ini lebih tahan terhadap suhu dingin yang dapat membuat minyak tersebut membeku. Minyak goreng ini juga termasuk dalam jenis premium dan biasanya telah ditambahkan vitamin A sebelum dikemas sehingga lebih bersih dan sehat dikonsumsi dibandingkan minyak goreng jenis lainnya.
Sementara CP6 merupakan minyak nabati yang memiliki kualitas tinggi dan daya tahan lebih lama. Jenis ini lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pengemasan ulang serta restauran.
Sedangkan CP10 merupakan hasil dari pemurnian minyak sawit yang akan menjadi minyak olein. Minyak tersebut dijual biasanya dijual sebagai minyak goreng curah. Berdasarkan data statistik perdagangan, dalam tiga tahun terakhir (2020—2022) ekspor minyak goreng Indonesia ke Arab Saudi terus mengalami kenaikan.
Pada 2022, ekspor minyak goreng Indonesia tercatat sebesar USD 265,73 juta ton, pada 2021 sebesar USD 259,02 juta, dan pada 2020 sebesar USD 89,43 juta. Secara volume, komoditas andalan Indonesia ini juga menunjukan tren positif dalam lima tahun terakhir (2018-2022) dengan pertumbuhan sebesar 44 persen.
Di sisi lain, nilai impor minyak goreng Arab Saudi terus tumbuh dalam tiga tahun terakhir (2020-2022). Pada 2022 impor minyak goreng Arab Saudi dari dunia mengalami lonjakan signifikan dengan nilai mencapai USD 884,19 juta dari 2021 yang hanya sebesar USD 117,76 dan 2020 sebesar 124,90 juta.
Dari sisi volume, impor minyak goreng Arab Saudi dari dunia juga terus tumbuh selama lima tahun terakhir (2018-2022) dengan tren sebesar 38 persen. Selain Indonesia, negara utama penyuplai minyak goreng untuk Arab Saudi di antaranya Malaysia, Oman, Uni Emirat Arab, Singapura, Mesir, Kanada, Spanyol, dan Amerika Serikat. [jp/jup]