WahanaNews.co | Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) jajaki pelebaran pasar UMKM melalui diplomasi kuliner salah satunya dengan program Indonesia Spice Up The World.
Saat berwisata pengeluaran rata-rata wisatawan nusantara sebesar 17 persen untuk makan minum, belanja 12,44 persen, dan suvenir 5,4 persen. Sedangkan wisatawan mancanegara 21,94 persen untuk kuliner, 10 persen untuk belanja, dan 3,2 persen untuk suvenir.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Hal itu dikatakan Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo dalan webinar ASEAN Women Entrepreneurs Network (AWEN) Millennial Series, Jumat (15/7/2023).
“Saya melihat peningkatan tren menarik dari tahun ke tahun untuk makan dan minum (Food and Beverages). Ini menjadi modal kita untuk melebarkan dan meningkatkan nilai tambah UMKM di tanah air dengan cara diplomasi kuliner,” katanya.
Wamenparekraf Angela menjelaskan, Kemenparekraf mendukung pengembangan industri kuliner, karena dari 17 subsektor ekonomi kreatif, kuliner penyumbang PDB ekraf terbesar secara konsisten.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
Berdasarkan data, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41 persen dari total PDB ekonomi kreatif sebesar Rp1.134,9 triliun pada tahun 2020. Dan juga penyerap tenaga kerja terbesar di bidang ekonomi kreatif sebesar 9,5 juta. Bila dilihat dari potensi, kuliner juga sebagai langkah untuk melestarikan dan diplomasi budaya melalui gastronomi juga membantu promosi pariwisata Indonesia.
“Oleh karena itu, Kemenparekraf memiliki berbagai program untuk mendukung industri kuliner di Tanah Air, demi meningkatkan resiliensi pelaku kuliner selama pandemi dengan digitalisasi dan untuk meningkatkan daya saing, baik secara nasional maupun global salah satunya melalui program Spice Up the World.
Program Indonesia Spice Up The World memiliki dua misi utama, yakni untuk mendorong pengembangan potensi bumbu atau rempah-rempah di Indonesia hingga dikenal di kancah internasional. Selain itu, program tersebut juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan restoran asli Indonesia di luar negeri. Demikian dilansir dari laman kemenparekraf, Sabtu (15/7). [jp/jup]