WAHANANEWS.CO, Jakarta - Eks Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi kini resmi menempati jabatan strategis sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero), sebuah langkah besar yang menandai kelanjutan karier politikus dan intelektual yang pernah menjadi orang dekat Presiden Joko Widodo ini.
Vice President (VP) Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa penunjukan Hasan berlaku sejak 11/9/2025 berdasarkan keputusan para pemegang saham.
Baca Juga:
Soal Rencana Merger Garuda dan Pelita, Kemenhub Buka Suara
“Berdasarkan salinan keputusan para pemegang saham, Bapak Hasan Nasbi resmi ditetapkan sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) sejak 11 September 2025,” kata Fadjar di Jakarta, Sabtu (20/9/2025).
Pengangkatan ini tercatat dalam Keputusan Menteri BUMN bersama Direktur Utama PT Danantara Asset Management selaku pemegang saham PT Pertamina (Persero) Nomor SK-247/MBU/09/2025 dan Nomor SK.055/DI-DAM/DO/2025 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) per 9/12/2024, Hasan Nasbi memiliki kekayaan senilai Rp 41.336.616.257.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Gelar Pertamax Turbo Drag Fest 2025 Putaran III
Rincian harta itu terdiri atas tanah dan bangunan senilai Rp 13.967.787.329, alat transportasi serta mesin Rp 9.515.382.499, kas dan setara kas Rp 17.694.186.518, harta lainnya Rp 735.000.000, dengan utang sebesar Rp 575.740.089.
Di antara asetnya, tercatat bangunan dan tanah di Bekasi, Bogor, Cianjur, hingga Sijunjung, serta sejumlah kendaraan mewah, mulai dari BMW X5, Mini Cooper, Honda HR-V, Toyota Hiace, hingga Mercedes-Benz G63 keluaran 2023 dengan nilai lebih dari Rp 6,7 miliar.
Hasan Nasbi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11/10/1979.
Ia menamatkan pendidikan menengah di SMAN 2 Bukittinggi sebelum melanjutkan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, tempat ia meraih gelar Sarjana Ilmu Politik pada 2004.
Saat masih mahasiswa, Hasan aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan pernah menjadi ketua komisariat UI pada 2000.
Kiprah organisasi ini membuka jalannya ke ranah politik, hingga mendirikan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tan Malaka dua tahun kemudian, serta menjadi sekretaris peneliti asal Belanda Dr. Harry Albert Poeze.
Hasan juga terlibat dalam penerbitan Buletin Madilog: Media Pembelajaran Masyarakat, serta menulis buku Filosofi Negara Menurut Tan Malaka (2004) dan ikut menyusun buku Mewarisi Gagasan Tan Malaka (2006).
Selepas lulus, ia bekerja sebagai jurnalis di Harian Kompas (2005–2006), lalu peneliti di Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia hingga 2008, sebelum kemudian mendirikan lembaga survei Cyrus Network yang dikenal dengan hitung cepat pemilu termasuk Pilpres 2024.
Kariernya melesat ketika Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Kepala PCO pada Senin (19/8/2024).
Namun, jabatan itu berakhir pada Rabu (17/9/2025) setelah Presiden Prabowo Subianto menunjuk Angga Raka Prabowo sebagai Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, lembaga baru hasil transformasi PCO.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]