WahanaNews.co | Berdasarkan
roadmap perdagangan digital Indonesia yang disiapkan pemerintah, nilai ekonomi
digital Indonesia diperkirakan mencapai Rp 4.531 triliun pada 2030. Hal itu
disampaikan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan situasi
pandemi mempercepat dinamika perubahan sektor bisnis, salah satu sektor yang
menjadi mesin pendorong pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di kawasan
regional.
Baca Juga:
Usai Jadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid Kembali Pimpin Kadin
"Potensi ekonomi digital yang diprediksi berkontribusi
mencapai satu triliun dolar AS setiap tahunnya," ujarnya saat konferensi pers
virtual, Senin (16/8).
Jika melihat data itu, kata Arsjad, potensi ekonomi digital
Indonesia masih sangat potensial dapat dikembangkan.
Menurutnya masa pandemi dapat mengubah perilaku konsumen
yang tidak mementingkan lagi tatap muka, tapi mengakses, membeli dan membayar
barang dengan menggunakan beragam infrastruktur digital.
Baca Juga:
Usai Jadi Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid Kembali Pimpin Kadin
"Saat ini, untuk bisnis yang tumbuh karena digital itu
tentunya e-commerce, pembayaran digital, blockchain, komputasi awan, 5G,
printing 3D dan masih banyak lagi. Bisnis e-commerce itu tumbuh drastis, dari
Rp 302 triliun pada 2019, lalu tumbuh menjadi Rp 1.178 triliun pada 2025,
hingga menuju Rp 1.900 triliun pada 2030," ungkapnya.
Namun, kata Arsjad, data East Ventures Digital
Competitiveness Index (EVDCI) melaporkan daya saing digital Indonesia bernilai
27,9. Jika dengan skala nol sampai 100, angka ini memperlihatkan daya saing
digital Indonesia masih terbilang rendah.
Arsjad menilai hal ini sangat disayangkan, mengingat dengan
jumlah penduduk yang sangat besar Indonesia masih memiliki potensi besar untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
"Soal ini, Kadin Indonesia punya dan bisa memainkan peran
strategis menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, selain
mendorong perusahaan besar juga membantu dan memperkuat UMKM dengan
memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan digitalisasi. Bukan hanya
bisnis konvensional, tapi juga ekonomi syariah," ucapnya.
Menurut Arsjad, mengambil momentum hari kemerdekaan, Kadin
Indonesia bisa melakukan penguatan innovation hub dapat berbagi ilmu,
pengalaman dan melakukan program mentoring kepada UMKM dan pengusaha muda,
terutama pengusaha daerah.
"Hal tersulit untuk menerapkan transformasi teknologi
digital bukanlah terbatasnya human capital atau sulitnya memahami sistem,
melainkan change management. Saat ini Kadin Indonesia berupaya membangun ekosistem
digital dengan mengajak pengusaha atau expert bidang teknologi digital menjadi
pengurus dan memajukan ekonomi nasional," ucapnya.
Arsjad optimistis langkah pelibatan expert usaha digital
bisa mengakselerasi ekosistem usaha yang berbasiskan data dan ekonomi digital.
Kadin Indonesia berkomitmen untuk mendorong para pelaku usaha dalam berbagai
skala usaha untuk membuka diri terhadap perubahan, khususnya terkait teknologi
digital.
"Pada era 4.0 saat ini, kunci kemerdekaan ekonomi adalah
kedaulatan digital. Kadin Indonesia bisa memainkan peranan dalam mengakselerasi
transformasi society 5.0, demi mendukung percepatan industri digital 4.0.
Selain itu, teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk kepentingan ekonomi, tapi
juga memecahkan masalah-masalah sosial yang ada demi mewujudkan mimpi
kemerdekaan ekonomi dan Indonesia Emas," ucapnya. [qnt]