WahanaNews.co | Direktur PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) Indra Gunawan mengungkapkan, salah satu kendala transisi energi baru terbarukan (EBT) pada industri menara adalah nilai keekonomiannya.
Apalagi industri menara memiliki kebutuhan energi yang besar, sehingga bergantung pada energi fosil.
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
"Dalam satu set menara, tantangannya kalau kami membutuhkan energi yang besar kapasitasnya, mau tidak mau membutuhkan energi besar. Jika ingin menggunakan solar panel dengan baterai yang besar juga yang sekarang harganya masih cukup mahal," kata Indra, beberapa waktu lalu.
Untuk menerapkan Net Zero Emission penerapan EBT menurutnya dibutuhkan insentif sehingga banyak yang tertarik untuk menggunakan energi hijau.
"Sekarang ini kalau dibandingkan, menggunakan energi terbarukan masih mahal. Itu salah satu tantangan kita," ujarnya.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Selain itu, sebagian besar energi oleh PLN masih menggunakan bahan bakar fosil. Jika sumber energi bisa diubah menjadi EBT maka penggunaan bisa lebih masif.
"Terus di industri menara ini, digital ekonomi akan sangat membutuhkan kehadiran layanan telekomunikasi dan internet," ujarnya.
Industri menara memiliki kontribusi signifikan pada green economy. Dia mengatakan sebelumnya pembangunan menara dilakukan sendiri-sendiri dan menyumbang emisi yang besar.