WahanaNews.co, Sleman -Kementerian Perdagangan mengajak anak muda untuk memperluas
manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan cara berwirausaha. Salah satunya, melalui wirausaha waralaba.
Skema waralaba memungkinkan masyarakat yang ingin merintis usaha untuk tidak memulai dari nol karena adanya sistem terstandardisasi milik waralaba yang bisa diaplikasikan dan
adanya dukungan berkelanjutan dari pemberi waralaba.
Baca Juga:
Sarung Tangan Sleman Tembus Pasar AS, Mendag: Bukti Produk Indonesia Berdaya Saing
Kemendag pun mendukung penuh
kemunculan para wirausahawan agar merata di tingkat nasional. Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso saat membuka kuliah umum bertajuk
“Young Entrepreneurs Leadership Forum” di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gajah Mada (UGM), Sleman, Yogyakarta pada Jumat, (23/5).
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu International Relations Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Veronica Linda Purnamatini. Mendampingi Mendag Busan, yaitu Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Iqbal Shoffan Shofwan, dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi.
“Tantangan kita saat ini adalah melahirkan generasi muda yang berorientasi kewirausahaan. Saya
mengajak anak-anak muda untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui wirausaha dengan memanfaatkan skema waralaba. Kelebihan pola waralaba yakni usaha bisa segera berjalan dan lebih praktis,” jelas Mendag Busan.
Baca Juga:
Dorong Ekspor Furnitur dan Kerajinan Indonesia, Kemendag dan HIMKI Luncurkan IFEX 2026
Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia adalah 3,35 persen dari total angkatan kerja atau sekitar 4,9 juta wirausahawan. Sebagai perbandingan, rasio kewirausahaan Malaysia mencapai 4,74 persen, Singapura 8,76 persen, dan Amerika Serikat 12 persen. Untuk mencapai status negara maju, Indonesia harus mencapai rasio kewirausahaan minimal 4 persen dari total angkatan kerja.
“Kemendag berkomitmen penuh dalam mendukung pengembangan kewirausahaan nasional dan mencapai rasio kewirausahaan minimal 4 persen menggunakan pola waralaba yang dijalankan anak-anak muda Indonesia,” ujar Mendag Busan.
Pada 2045 mendatang, persentase usia produktif, atau orang-orang berusia 15—64 tahun, diestimasikan berada pada porsi tertingginya, yaitu sekitar 70 persen dari demografi penduduk. Pada tahun tersebut, akan ada 65,8 juta anak muda.