WahanaNews.co, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meluncurkan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, (21/5).
IFEX 2026 akan dilaksanakan pada 5─8 Maret 2026 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City di Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca Juga:
Produk Makanan Sehat dan Organik Indonesia Unjuk Gigi di CHFA NOW 2025
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, kegiatan ini merupakan komitmen nyata sinergi
pemerintah dan pelaku industri dalam mendukung pertumbuhan ekspor nasional. Komitmen melalui
IFEX 2026 ini menjadi dorongan bagi sektor furnitur dan kerajinan yang memiliki potensi besar di pasar
global.
“Kami mengapresiasi upaya kolaboratif asosiasi, pelaku usaha, dan berbagai pihak untuk meningkatkan
kinerja ekspor nonmigas Indonesia melalui promosi seperti penyelenggaraan pameran dagang. Melalui pameran IFEX, Indonesia diharap semakin menunjukkan eksistensinya sebagai pemasok furnitur dan kerajinan yang kompetitif di pasar global,” ujar Mendag Busan.
Mendag Busan mengatakan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produsen furnitur berkualitas tinggi. Indonesia memiliki kekayaan material alami yang melimpah. Indonesia juga didukung kemampuan produksi yang unggul di sisi estetika dan fungsionalitas. Hal ini menjadikan furnitur Indonesia memiliki keunggulan di pasar global.
Baca Juga:
Produk Kosmetik dan Kecantikan Indonesia Catat Transaksi Potensial Rp31,3 Miliar pada Pameran di Italia
“Pelaku usaha furnitur dan kerajinan di Indonesia juga mulai menerapkan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnisnya. Langkah ini semakin memberi nilai tambah yang memperkuat citra positif produk
Indonesia di pasar internasional,” ucap Mendag Busan.
Meskipun Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif, Mendag Busan menegaskan
Indonesia tetap perlu mendorong peningkatan ekspor furnitur dan kerajinan. Terutama, untuk bersaing
dengan negara-negara produsen furnitur dan kerajinan lainnya seperti Vietnam dan Malaysia.
“Selain itu, ketidakpastian ekonomi global serta kebijakan tarif dari Amerika Serikat tentu dapat memengaruhi kinerja bisnis furnitur dan kerajinan Indonesia,” kata Budi.