WahanaNews.co | Vanili dijuluki sebagai emas hijau karena harganya yang mahal.
Berdasarkan pantauan di beberapa platform belanja online, vanili dijual dengan harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Langsung Panen Padi di Merauke
Mengutip situs Vanili Indonesia, harga komoditas ini mahal akibat pasokan yang terbatas.
Selain itu, karakter tanaman yang kompleks juga menyebabkan harga vanili jadi mahal.
Pasalnya, tenaga manusia sangat dibutuhkan dalam penyerbukan karena bentuk bunga yang tidak sempurna.
Baca Juga:
Dinas Pertanian Kubu Raya Rencanakan Penanaman Padi 69.462 Ton Tahun 2024
Masih mengutip situs Vanili Indonesia, harga vanili tahun 2022 diprediksi masih akan melejit.
Untuk vanili kering batangan diprediksi bisa mencapai Rp 5,2 juta per kg, harga vanili basah Rp 600.000 per kg.
Karena harganya yang fantastis itu menjadikan vanili sebagai komoditas incaran pencuri.
Ketua Dewan Vanili Indonesia, John Tumiwa, mengatakan, pencurian vanili saat proses polinasi menyebabkan banyak petani melakukan panen muda.
"Ini yang menyebabkan citra vanili Indonesia itu jelek. Imejnya itu murah, bau asap, dan muda. Sehingga, sering vanili Indonesia itu buat campuran, biasanya dengan vanili Madagaskar. Dan, akhirnya mendapatkan produk akhir yang baik," kata John kepada wartawan, belum lama ini.
Proses polinasi hingga panen, jelasnya, biasanya membutuhkan waktu sekitar 8 bulan.
"Tidak mudah bagi petani dalam masa hiatus ini. Petani melaporkan, kalau setiap Jumat atau hari Minggu, beans (vanili basah/ polong) mereka dicuri. Karena pada saat itu petani sedang ibadah atau salat. Itu waktunya si pencuri gerilya. Akibatnya, mereka tidak lagi ke masjid atau atau gereja, melainkan ke ladang menjaga vanili," kata John.
Pencurian beans atau vanili basah, kata dia, permasalahan yang dihadapi petani selama bertahun-tahun dan belum terpecahkan.
Amelius Manoppo, petani vanili dan pemilik UD Lo'or di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, menuturkan, pencurian jadi salah satu kendala utama.
Apalagi jika sudah menjelang masa panen.
"Petani biasanya bekerja sama, ada yang bikin ranjau, ada yang bawa anjing. Bekerja sama menjaga," kata Amelius.
Amelius sendiri mengembangkan vanili organik bersama 100-an petani mitra.
Dan diolah hingga dijual dalam bentuk gourmet grade 1.
Harganya?
Tentu saja lebih fantastis.
Pantauan media, pedagang di platform Shopee menawarkan vanili dengan harga Rp 33 ribu per batang.
Ada juga yang menawarkan Rp 2,65 juta untuk 500 gram, atau Rp 4,5 juta untuk 1 kg.
Sementara di Tokopedia ada vanili dijual Rp 67 ribu per 10 gram.
Ada juga yang menawarkan harga promosi Rp 2,85 juta per 500 gram.
Harga satu kilogram ditawarkan bervariasi, Rp 3,2 hingga 5 juta.
Vanili tersebut diklaim grade A, atau vanili kering Tahiti Super.
Sementara untuk jenis gourmet, ada juga pedagang yang menawarkan dengan harga bervariasi Rp 785 ribu hingga Rp 852 ribu per 100 gram. [gun]