WahanaNews.co | PT PLN (Persero) menggelontorkan investasi senilai Rp 4,2 miliar untuk melistriki 526 rumah warga Desa Sukasari dan Desa Tanah Hitam, Kecamatan Singkup, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Dana investasi tersebut berasal dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang diberikan pemerintah.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Penyalaan listrik secara simbolis di dua desa tersebut dilakukan oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI, Maman Abdurrahman, didampingi General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo, dan Wakil Bupati Ketapang, Farhan, belum lama ini.
Wakil Ketua Komisi VII DPR-RI, Maman Abdurrahman mengatakan, melistriki seluruh desa yang ada di Kalbar merupakan tugas bersama untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat agar dapat menikmati hidup sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berkeadilan sosial.
"Hari ini warga Desa Sukasari dan Desa Tanah Hitam adalah masyarakat yang beruntung karena telah lebih dulu menikmati listrik dari PLN. Mari kita doakan dan terus berjuang agar saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik PLN dapat segera menikmatinya," ujar Maman.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Maman berharap agar sinergitas antara PLN, pemerintah daerah/kabupaten, dan para Anggota legislatif yang berasal dari Kalbar dapat terus ditingkatkan agar banyak memberikan manfaat bagi masyarakat.
General Manager PLN Kalimantan Barat, Ari Dartomo menjelaskan, untuk melistriki 526 rumah warga di kedua desa tersebut, PLN telah membangun perluasan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 9,54 kms, Jaringan Tegangan Rendah JTR sepanjang 8,79 kms, dan 3 unit gardu distribusi berkapasitas 300 kVA, dengan total investasi senilai Rp 4,2 miliar.
"Ini merupakan komitmen kami untuk terus melaksanakan pembangunan dan perluasan infrastruktur kelistrikan agar semakin banyak masyarakat di pelosok desa yang dapat menikmati listrik dari PLN, tentunya disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki perusahaan," tutur Ari.
Ia berharap agar masyarakat turut peduli untuk menjaga infrastruktur kelistrikan yang sudah dibangun, serta berpartisipasi dalam menjaga keandalan pasokan listrik, minimal dengan cara mengikhlaskan pohon atau tanam tumbuh yang dimiliki untuk dapat ditebang oleh petugas PLN.
Ari pun mengingatkan masyarakat dapat menggunakan listrik dengan cara yang bijak dan benar, serta memahami aspek-aspek keselamatan dan kesehatan ketenagalistrikan untuk menekan potensi terjadinya kecelakaan listrik, baik yang terjadi pada jaringan listrik milik PLN maupun instalasi listrik di rumah masing-masing.
"Listrik ini sejatinya milik kita bersama, karena kita juga yang menikmatinya. Untuk itu perlu kepedulian kita untuk menjaganya," tegas Ari.
Wakil Bupati Ketapang, Farhan menuturkan, listrik merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat untuk mencapai kemajuan.
Dengan adanya listrik masyarakat semakin cerdas, membuat aktivitas warga semakin memudah serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Sukasari dan Desa Tanah Hitam dan desa-desa yang ada di sekitarnya.
"Atas nama masyarakat Kabupaten Ketapang, khusus warga Kecamatan Singkup, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah dan PLN atas listrik yang telah mengalir di dua desa ini," tambah Farhan.
Sebelum mendapatkan aliran listrik PLN, masyarakat Desa Sukasari yang terdiri dari Dusun Melu Sari, Dusun Bangun Sari, Dusun Mekar Sari, dan Dusun Makmur Sari, menggunakan mesin genset yang dikelola secara mandiri oleh warga dengan kapasitas 2X150 kW.
Di sisi lain, Desa Tanah Hitam yang terdiri dari Dusun Dabu dan Dusun Sumpai mayoritas warganya menggunakan mesin genset untuk penerangan di rumah.
"Penantian panjang untuk dapat menikmati listrik PLN kini telah berakhir. Kini kami dapat melakukan aktivitas dirumah lebih mudah, tanpa tergantung dengan mesin genset lagi. Anak-anak pun lebih nyaman belajar di rumah," ungkap Iyah (32), warga Desa Sukasari.
Menurutnya, menggunakan listrik PLN tentunya dapat menghemat pengeluaran rutin bulanan. Untuk operasional mesin genset yang dikelola oleh Pemerintah Desa, dirinya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 600 ribu-Rp 700 ribu. Itu pun hanya beroperasi selama 12 jam per harinya.
"Menggunakan listrik PLN pastinya jauh lebih hemat. Saya juga bisa membeli lemari pendingin serta mengembangkan usaha di warung," ungkap Iyah. [qnt]