WAHANANEWS.CO, Jakarta - Gelap yang sempat memeluk Aceh pascabencana kini perlahan terlepas, setelah PT PLN (Persero) memastikan sistem kelistrikan di provinsi tersebut telah pulih sepenuhnya.
Pemulihan ini ditandai dengan kembali beroperasinya 20 Gardu Induk (GI) di seluruh Aceh, menjadikan sistem kelistrikan utama kembali normal dan stabil.
Baca Juga:
20 Gardu Induk Beroperasi, PLN Pastikan Sistem Kelistrikan Aceh Pulih Total Pascabencana
Pulihnya sistem kelistrikan Aceh tidak terjadi dalam sekejap, melainkan ditopang oleh penormalan menyeluruh di sisi pembangkitan dan transmisi yang dikerjakan dalam kondisi medan berat dan cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat.
Salah satu tonggak penting pemulihan tersebut adalah kembali beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya yang memastikan pasokan listrik dapat disalurkan secara optimal ke seluruh GI di Aceh.
Dengan seluruh GI telah beroperasi normal, PLN kini memfokuskan langkah pada percepatan pemulihan jaringan distribusi listrik langsung ke masyarakat, terutama di wilayah dengan tantangan geografis ekstrem dan akses yang masih terbatas.
Baca Juga:
Kolaborasi PLN–Pemprov Sultra Bangun Transmisi Tegangan Tinggi di Kendari, ALPERKLINAS: Bisa Ditiru Daerah Lain Demi Keandalan Pasokan
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa sesuai arahan Pemerintah, percepatan pemulihan kelistrikan pascabencana banjir bandang dan longsor terus dilakukan hingga listrik benar-benar kembali menyala di rumah-rumah warga.
“Sesuai instruksi Presiden Prabowo Subianto dan arahan langsung Bapak Menteri ESDM, kami terus melanjutkan penormalan kelistrikan Aceh dengan dukungan dan kolaborasi berbagai pihak,” ujar Darmawan dalam keterangannya, dikutip Senin (21/12/2025).
Ia menegaskan bahwa pemulihan sistem kelistrikan menjadi fondasi penting bagi kebangkitan Aceh pascabencana.
“Alhamdulillah, kini sistem kelistrikan Aceh telah pulih, seluruh gardu induk beroperasi normal, didukung pembangkit dan transmisi yang kembali beroperasi,” lanjutnya.
Menurut Darmawan, kondisi tersebut memungkinkan pasokan listrik kembali mengalir stabil ke masyarakat dan mendukung pemulihan berbagai sektor kehidupan.
Pulihnya listrik disambut haru oleh warga yang sempat berhari-hari hidup dalam keterbatasan penerangan.
“Waktu lampu di rumah menyala lagi, saya langsung menangis, rasanya seperti harapan kami ikut hidup kembali,” tutur Sulaiman, warga Kabupaten Aceh Besar.
Ia mengatakan kehadiran listrik sangat membantu keluarganya untuk kembali beraktivitas normal.
“Anak-anak bisa belajar lagi di malam hari, kami juga bisa berusaha kembali, terima kasih PLN sudah berjuang untuk kami,” ucapnya dengan suara bergetar.
Sebelumnya, PLN berhasil mengoperasikan kembali PLTU Nagan Raya dengan dukungan cadangan sistem yang memadai guna memenuhi kebutuhan kelistrikan masyarakat Aceh.
Beroperasinya pembangkit tersebut sekaligus mengoptimalkan jalur transmisi Nagan–Sigli sebagai bagian penting dari sistem kelistrikan Aceh.
PLN juga memulihkan jaringan transmisi Arun–Bireuen serta Pangkalan Brandan–Langsa yang menjadi tulang punggung interkoneksi Sumatra–Aceh dan sempat terputus akibat banjir dan tanah longsor.
Dengan sistem utama yang telah normal dan seluruh GI beroperasi, penyaluran listrik ke jaringan distribusi kini dilakukan secara bertahap dan dengan kehati-hatian tinggi.
“Kami memastikan setiap tahapan penormalan distribusi dilakukan secara bertahap dan aman,” tegas Darmawan.
Ia menambahkan bahwa keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama, terutama di wilayah yang masih terdampak genangan air dan lumpur.
“Tujuannya agar masyarakat dapat kembali menikmati listrik dengan nyaman dan tanpa risiko,” jelasnya.
PLN menegaskan komitmennya untuk terus bersama masyarakat Aceh mengupayakan peningkatan layanan kelistrikan dan memantau keandalan sistem secara berkelanjutan.
“Bagi pelanggan yang listriknya belum menyala, kami terus berkoordinasi dan memastikan instalasi pelanggan dalam kondisi aman sebelum pasokan kembali disalurkan,” tandas Darmawan Prasodjo.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]