WahanaNews.co | PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim/PKT) mempersiapkan diri jadi pionir transformasi industri petrokimia dengan mengintegrasikan berbagai upaya yang sudah tertera dalam peta jalan PKT agar lebih hijau.
“Kami di Pupuk Kaltim melihat, kedepannya perusahaan tidak hanya dituntut menjadi lebih produktif tetapi juga lebih ramah lingkungan. Hal ini tertuang di roadmap 40 tahun kedua PKT yang akan fokus ke arah industri petrokimia yang berbasis renewable," kata Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi lewat keterangannya di Jakarta, Senin (7/2/2022).
Baca Juga:
Siapkan SDM Unggul Berkompeten, Pupuk Kaltim Kembali Gelar Program Vokasi Industri dan Magang Bersertifikat
Menurut dia, peta jalan tersebut akan terus dikembangkan dengan fokus pada tiga pondasi utama yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan, dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru seperti soda ash.
Praktik-praktik tersebut tidak hanya sebagai upaya mengurangi jejak karbon, tetapi dapat memberikan dampak keberlanjutan dan efek berantai positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara.
Dalam upaya pengurangan jejak karbon, Rahmad juga menjelaskan saat ini Pupuk Kaltim mulai menggunakan biomassa sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, sebagai campuran pembangkit listrik boiler batu bara guna mengurangi emisi pabrik hingga 5,4 persen.
Baca Juga:
Pupuk Kaltim Sukses Tingkatkan Produktivitas Jagung di Bontang
Langkah lain yang telah dilakukan Pupuk Kaltim adalah reaktivasi pabrik urea Proyek Optimasi Kaltim (POPKA-2) yang berpotensi mengurangi emisi 3,4 persen atau sebesar 145.408 ton CO2 per tahun, juga menyiapkan kapasitas penyimpanan carbon storage sebesar 130 MM ton CO2 atau sekitar 21 persen dari total potensi penyimpanan karbon di Indonesia.
Pupuk Kaltim juga secara aktif turut mengembangkan keterlibatan masyarakat sekitar melalui kehutanan dengan mengajak menanam tanaman yang mampu menyerap lebih banyak CO2 seperti mangrove, matoa, mahoni, dan durian.
"Kami mengembangkan budaya ramah lingkungan sebagai bagian dari program Environment, Social, and Governance (ESG) perusahaan. Ke depannya, PKT menargetkan untuk menanam 50,000 jenis pohon/tahun yang di antaranya merupakan tanaman mangrove yang mampu menyerap karbon hingga 37,500 ton per tahun," ujar Rahmad.