WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia akhirnya mengambil langkah tegas dalam proyek konsorsium baterai listrik yang semula melibatkan raksasa Korea Selatan, LG.
Proyek bernilai jumbo yang digadang-gadang menjadi salah satu penopang hilirisasi industri kendaraan listrik itu kini berubah arah, seiring keputusan mengejutkan dari Kementerian ESDM.
Baca Juga:
Honda-LG Bekerja Sama Produksi Baterai Kendaraan Listrik
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan P. Roeslani, membeberkan alasan sebenarnya di balik batalnya partisipasi LG dalam proyek tersebut.
Ia menegaskan, keputusan untuk tidak melanjutkan kerja sama datang bukan dari LG, melainkan dari pemerintah Indonesia sendiri.
"Sebetulnya bukan LG yang keluar dengan sukarela, tapi dari pihak kami yang memutuskan untuk mengakhiri kerja sama itu," ujar Rosan dalam pernyataan pada Kamis (24/4/2025).
Baca Juga:
LG dan BUMN Punya Proyek Raksasa Rp 142 Triliun
Ia merujuk pada surat resmi dari Kementerian ESDM tertanggal 31 Januari 2025 yang menyampaikan keputusan tersebut kepada pihak LG.
Proyek ambisius ini sebelumnya dirancang dengan nilai investasi sebesar 7,7 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 129,8 triliun, dengan asumsi kurs Rp 16.862 per dolar AS.
Konsorsium yang dibentuk mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta sejumlah mitra lainnya, dan bertujuan membangun rantai pasok industri baterai kendaraan listrik dari hulu hingga hilir.