WahanaNews.co, Jakarta - Nama Warren Buffett identik dengan gaya investasi yang disiplin, sabar, dan penuh perhitungan. Meski ia tidak terlalu menyukai Bitcoin maupun aset digital lainnya, prinsip-prinsip yang ia gunakan selama puluhan tahun justru sangat relevan bagi siapa pun yang ingin memulai perjalanan di dunia kripto.
Crypto sering bergerak cepat, sehingga pemula butuh pondasi berpikir yang kuat sebelum terjun. Inilah alasan mengapa filosofi Buffett tetap penting, bahkan di era aset digital. Pendekatan dengan penuh hati-hati akan sangat berguna, terutama bagi pemula yang baru mengenal investasi kripto agar tidak terjebak FOMO atau keputusan emosional.
Baca Juga:
Wamenkeu Suahasil Ajak Lulusan ITPLN Berkontribusi Wujudkan Ketahanan Energi dan Net Zero Emission Indonesia
Siapa Warren Buffett dan Mengapa Pemula Harus Belajar Darinya?
Warren Buffett adalah investor legendaris yang membangun kekayaannya melalui strategi jangka panjang. Ia memilih aset berdasarkan kualitas fundamental, bukan berdasarkan hype sesaat. Prinsip ini relevan bagi siapa pun yang ingin memahami crypto dengan lebih matang.
Buffett terkenal dengan nasihat “invest in what you understand,” atau berinvestasilah pada sesuatu yang benar-benar kamu pahami. Ini menjadi pengingat penting bagi pemula bahwa keputusan finansial harus didasarkan pada pengetahuan, bukan tren sesaat. Dalam konteks kripto, pemahaman dasar seperti cara kerja blockchain, token, dan risiko pasar menjadi fondasi yang tidak bisa dilewatkan.
Baca Juga:
Indonesia Komitmen Jaga Stabilitas Ekonomi, Tarik Investor Global
Apa Saja Pelajaran Penting Buffett untuk Dunia Crypto?
Meski skeptis terhadap kripto, Buffett menawarkan banyak pelajaran berharga yang bisa diterapkan oleh trader maupun investor pemula. Salah satunya adalah pentingnya penelitian mendalam sebelum membeli aset apa pun.
Selain itu, ia menekankan pentingnya menghindari spekulasi berlebihan. Kripto memang menarik karena potensi keuntungannya tinggi, tetapi risiko juga besar. Bagi yang sedang belajar crypto pemula perlu memahami bahwa keputusan impulsif, terutama karena media sosial sering berujung pada kerugian. Prinsip kehati-hatian inilah yang bisa menjaga portofolio tetap sehat.