WahanaNews.co | Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi luhut Binsar Pandjaitan merespons serangan kritik soal program pemerintah dalam upaya meningkatkan industri kendaraan listrik.
Rentetan kritik menyerbu pemerintah keputusan untuk menggelontorkan subsidi jor-joran dalam pembelian motor dan mobil listrik dari APBN.
Baca Juga:
LG Keluar Konsorsium Baterai EV, Target dan Jadwal Pengurangan Emisi Karbon Tidak Terpengaruh
Kritik subsidi kendaraan listrik tersebut lebih banyak datang dari berbagai kalangan terutama oposisi pemerintah.
Luhut sendiri mengaku kesal kalau ada pernyataan yang menyebut bahwa kendaraan listrik dan upaya subsidi yang dilakukan pemerintah dinilai tidak penting saat ini.
"Saya suka clarified kalau ada yang datang ke saya, dan bilang electric vehicle itu tidak penting. Electric vehicle itu penting," kata Luhut dalam video yang diunggah di akun Instagram-nya, dikutip Sabtu (27/5/2022).
Baca Juga:
PLN Ungkap Total SPKLU Capai 3.772 Unit Diseluruh Indonesia
Menurutnya, dengan transisi dari kendaraan berbahan bakar BBM menuju ke listrik, secara tidak langsung akan mengurangi impor minyak yang selama ini cukup besar menguras devisa negara.
Luhut juga menjawab kritik yang menyebut transisi kendaraan listrik sejatinya hanya mengalihkan energi dari minyak ke energi fosil lainnya, dalam hal ini batu bara yang selama ini mendominasi pembangkit listrik (PLTU) di Indonesia.
Luhut yang juga pengusaha batu bara ini tak menampik fenomena tersebut. Akan tetapi, lanjutnya, mengganti semua sumber energi listrik yang didominasi dari batu bara ke energi terbarukan, tentu butuh waktu yang tidak sebentar.
Apalagi saat ini pemerintah Indonesia juga sudah membentuk Just Energy Transition Partnership (JETP), sebuah perjanjian pendanaan transisi energi yang dalam jangka panjang, akan memensiunkan PLTU secara bertahap.
"Jadilah dia bilang sekarang karena batu bara, batu bara itu sudah ada JETP. Untuk upaya retirement coal fire, sambil kita bangun renewable energy. Hydropower, geothermal, itu satu ekosistem," jelas Luhut.
Dengan rencana jangka panjang yang diklaim tersistematis tersebut, Luhut meminta para pengkritik kebijakan subsidi kendaraan listrik untuk melihat dalam pandangan yang lebih luaa.
"Jangan hanya melihat sepotong-sepotong, look at it as an ecosystem. Sekarang yang ingin kita bangun adalah ekosistem bekerja, sehingga nanti siapa pun penerusnya bisa memperbaiki kalau ini masih kurang bagus, tapi arahnya itu satu," ujar Luhut.
Sebelumnya, salah satu kritikan terhadap kebijakan subsidi kendaraan listrik ini sempat dilontarkan oleh bakal calon presiden (bacapres) dari Koalisi Perubahan untuk Indonesia, Anies Baswedan.
Melansir Kompas TV, Anies menyebut kebijakan subsidi terhadap kepemilikan kendaraan listrik kurang tepat untuk menghadapi persoalan lingkungan hidup.
Menurutnya, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi dari emisi karbon bus berbahan bakar minyak.
"Kita menghadapi tantangan lingkungan hidup. Itu kenyataan bagi kita. Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," sebut Anies. [eta]