Sementara itu, Rika Fatimah P.L sebagai Sekretariat Global Gotong Royong (G2R) Tetrapreneur memaparkan, Mesir merupakan salah satu hub dagang strategis futuristik. Kedekatan budaya religi hingga budaya sosial masyarakatnya menjadikan akses penting untuk memberikan manfaat ekonomi dan perdagangan.
Selain itu, juga kekuatan gotong royong yang hebat sebagai front liner's market, yaitu KBRI Kairo bersama tim Atdag dan fungsi ekonominya.
Baca Juga:
Temui Pelaku UMKM di Sumatra Barat, Mendag: Perkuat Produk dengan Peningkatan Kualitas dan Pemasaran
Saat ini, unit G2RT telah tersebar di 28 pedesaan dan perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Total unit G2RT keseluruhan mencapai 35 unit lebih. Jika ditambahkan jumlah yang tersebar di wilayah di luar DIY, total jenis produk yang tersedia mencapai 100 produk.
Inovasi kewirausahaan gotong royong diharapkan menjadi bagian kekuatan materi promosi dagang produk–produk asli Indonesia ke persada dunia.
"Sudah saatnya Indonesia berani berdiri di kaki sendiri dengan manuver, bukan saja berbasis permintaan pasar, namun juga penggagas tren ikonik. Salah satu ikoniknya produk Indonesia adalah melalui intelektual pelaku–pelaku UMKM yang tergabung bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDESA) mengusung bahan baku asli desa. Ini dapat menggerakkan wirausaha lapangan pekerjaannya melalui akses sebagai ikon pasar lokal, nasional, hingga global," ujar Rika.
Baca Juga:
Kemendag Siap Bahas Pembatasan Impor Singkong di Kemenko Bidang Perekonomian
Selanjutnya, Fatma Yulia mewakili pelaku usaha Kalimantan Selatan menerangkan, Kalimantan Selatan sangat kaya akan hasil alam. Selain batu bara dan turunan sawit lainnya, Kalimantan Selatan juga memiliki produk kain sasirangan, tas olahan, dan makanan alami khas Kalimantan.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga memiliki empat macam kopi, yaitu arabika, robusta, liberika, dan excelsa yang saat ini sedang dibudidayakan lebih luas lagi. Fatma berujar, diharapkan dengan berbagai produk Kalimantan Selatan dapat mengepakkan sayap perdagangan global dengan mengaktifkan eksportasi produk unggulan.
Kementerian Perdagangan mencatat, total perdagangan Indonesia dan Mesir senilai USD 1,56 miliar pada 2022 dan tren peningkatan 11,2 persen pada 2018-2022. Ekspor Indonesia ke Mesir sebesar USD 1,34 miliar sedangkan impor Indonesia dari Mesir USD 226 juta.